Bingung ingin memilih investasi yang tepat dengan keuntungan yang menjanjikan tapi nilainya cenderung stabil? Obligasi bisa menjadi pilihan yang tepat dalam berinvestasi. Obligasi dikenal sebagai salah satu investasi dengan efek berpendapatan tetap. Dengan kondisi ini, nilai investasinya relatif stabil dan risikonya lebih kecil dibandingkan dengan saham.
Obligasi sendiri berbentuk surat hutang dengan jatuh tempo tertentu. Ada yang jangka waktunya kurang dari 5 tahun hingga mencapai 10 tahun. Obligasi juga memiliki beberapa jenis. Pertama, obligasi pemerintah yang biasanya berbentuk Surat Utang Negara. Kemudian, ada obligasi korporasi yang diterbitkan swasta maupun BUMN. Ada juga obligasi ritel yang dijual kepada perseorangan melalui agen yang ditunjuk pemerintah.
Di dalam obligasi ini, berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga obligasi para periode tertentu. Bunga ini biasanya berupa kupon. Lebih jauh tentang bunga obligasi bisa kamu simak di bawah ini.
Pengertian Bunga Obligasi
Seperti dibicarakan di atas, bunga obligasi merupakan keuntungan obligasi yang biasa disebut dengan kupon obligasi. Imbal hasil yang disebut yield bisa kamu peroleh dari kupon ini. Namun berapa imbal hasil yang bisa kamu dapatkan tidak bisa dipastikan. Jumlahnya tidak menentu, bisa naik atau turu. Hal ini karena berdasarkan pada jenis obligasi dan kebijakan penerbit obligasi.
Tingkat suku bunga obligasi berbeda-beda, menyesuaikan keadaan ekonomi pada saat itu. Namun jangan khawatir, kamu bisa memeriksanya karena sebagai bentuk promosi pada publik, penerbit obligasi akan mengumumkan besaran kupon sebelum masa penawaran dimulai.
Meski hasil yang diperoleh tidak bisa dipastikan, kupon obligasi umumnya lebih besar dibandingkan bunga simpanan deposito. Ini yang membuat obligasi selalu diminati oleh masyarakat. Apalagi saat ini ada obligasi ritel yang harga jualnya bisa ditawar dengan murah.
Baca juga: Jenis-jenis Obligasi yang Bagus untuk Mulai Investasi Kamu
Bunga Obligasi di Indonesia
Di Indonesia, ada beberapa bunga obligasi yang umum dikenal. Setidaknya ada dua yaitu SBR (Saving Bond Ritel) dan ORI (Obligasi Negara Ritel). Keduanya diterbitkan oleh Pemerintah yang dijual kepada individu atau perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk oleh pemerintah.
1. Saving Bond Ritel (SBR)
Untuk SBR, ini menggunakan kupon atau bunga mengambang atau floating with floors. Artinya, kupon akan dibayar tiap bulan dengan jaminan tingkat kupon pada angka minimal atau floor rate sampai jatuh tempo nanti.
Dengan keberadaan floor rate, kamu akan lebih aman. Apabila sewaktu-waktu suku bunga pasar turun, kamu sebagai investor tidak akan mengalami penurunan imbal hasil yang signifikan karena sudah dijamin dengan suku bunga minimal. SBR ini juga dapat dicairkan sebelum jatuh tempo, jika tiba-tiba kamu memerlukan dana yang mendesak.
2. Obligasi Negara Ritel (ORI)
Sementara pada ORI, jenis kupon atau bunga yang digunakan sebagai perhitungan adalah fixed rate. Artinya, tingkat dan nilai kupon tetap di atas bunga deposito Bank BUMN. ORI ini lebih cocok untuk kamu yang tertarik untuk memperoleh keuntungan melalui perdagangan obligasi di pasar sekunder karena karakteristik ORI dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Baca juga: Mengenal Obligasi dan Saham sebagai Instrumen Investasi
Jenis Bunga Obligasi
Ada beberapa bunga obligasi yang perlu diketahui agar kamu tidak salah memilih obligasi yang sesuai dengan tujuanmu. Harga obligasi, durasi jatuh tempo, hingga penghitungan bunga ini menjadi sesuatu yang patut dipertimbangkan ketika menentukan obligasi sebagai lahan investasi. Berikut sejumlah jenis bunga obligasi:
1. Bunga obligasi tetap
Pertama, ada kupon obligasi yang menggunakan bunga tetap. Bunga ini besaran persentasenya akan terus sama sampai jatuh tempo. Perhitungan bunga jenis ini termasuk mudah karena tidak ada yang berubah. Pembayarannya pun dilakukan rutin. Kamu bisa memilih dibayar 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali atau sesuai dengan kemampuan.
Salah satu obligasi yang memakai bunga tetap ini adalah ORI atau Obligasi Ritel Indonesia yang diterbitkan pemerintah Indonesia. ORI adalah obligasi yang murah untuk dibeli. Pemesanan minimalnya memiliki harga sekitar Rp1 juta dengan masa tenor selama 3 tahun.
2. Bunga obligasi mengambang
Selanjutnya, terdapat kupon obligasi yang menggunakan bunga mengambang atau bunga floating. Jenis bunga ini dan bunga tetap merupakan bunga obligasi yang umum ada di Indonesia. Untuk bunga mengambang ini, ciri khasnya adalah persentase bunga bisa berubah sesuai dengan keadaan pasar.
Besaran bunga mengambang ini bisa naik atau turun. Contoh obligasi yang menggunakan bunga mengambang adalah SBR yang juga diterbitkan oleh pemerintah. Meski bunga di SBR bisa berubah, penurunannya tidak akan melewati besaran bunga yang ditetapkan di awal. Pasalnya, besaran bunga di awal adalah persentase yang paling rendah.
Sama seperti ORI, kamu juga bisa membeli SBR dengan harga minimal Rp1 juta beserta kelipatannya. Hanya saja tenor yang berlaku lebih pendek daripada ORI yaitu 2 tahun.
Baca juga: Mengenal Obligasi Konversi yang Dapat Diubah Menjadi Saham
3. Coupon bonds
Selain dua jenis yang dikenal di Indonesia, ada juga jenis kupon atau bunga obligasi berupa coupon bonds. Jenis ini biasanya dibayarkan dengan teratur untuk periode tertentu. Ada yang memberikan pembayaran kupon dalam jangka waktu 1 bulan sekali, 3 bulan, dan seterusnya. Sedikit mirip dengan bunga tetap.
Bedanya besaran kupon atau bunga obligasi ini selalu diumumkan di awal pengumuman penerbitan obligasi. Bahkan jauh sebelum masa penawaran sehingga kamu bisa memeriksa dan berhitung terlebih dulu terkait jumlah kuponnya. Jenis ini memiliki manfaat bagi kamu yang ingin rutin mendapat imbal hasil seolah seperti gajian, tanpa perlu menunggu jatuh tempo.
4. Zero coupon bonds
Ada juga obligasi yang tidak memiliki bunga. Keuntungan obligasi tanpa kupon ini dihasilkan dari selisih antara harga jual dan nilai obligasi yang berlaku pada masa pembelian. Kamu bisa meraih keuntungan berupa capital gain dari harga jual yang biasanya lebih tinggi. Di sini membutuhkan kejelian dan ketelatenan untuk memantau harga.
Baca juga: 5 Keuntungan Obligasi dalam Berinvestasi yang Bisa Didapatkan
Pajak Bunga Obligasi
Selain pengertian dan jenis bunga obligasi, kamu juga wajib memahami tentang pajak bunga obligasi. Keuntungan memang bisa kamu dapatkan dari investasi obligasi ini. Namun, ada kewajiban yang harus dipenuhi yaitu membayar pajak.
Besaran pajak atas penghasilan berupa bunga obligasi ini awalnya 15%. Namun melalui PP Nomor 91 Tahun 2021, pajak penghasilan obligasi menurun jadi 10%. Hal ini berlaku mulai bulan Agustus 2021. Ketentuan PPh bunga obligasi ini diberlakukan untuk segala jenis obligasi yang diterbitkan pemerintah atau lembaga nonpemerintah.
Tarif PPh ini dihitung berdasarkan nilai nominal obligasi yang kamu beli. Sebaiknya, ini juga kamu pertimbangkan ketika menentukan bentuk investasi yang ingin kamu jalani.
Baca juga: Pengertian Obligasi dan Kelebihannya Dalam Investasi
Dengan beragam penjelasan di atas, keputusan untuk berinvestasi ada di tanganmu. Jika memang ingin mengelola keuanganmu melalui obligasi, kamu harus memperhatikan jenis bunga obligasi yang berlaku dan waktu jatuh temponya.
Dari sini, kamu cukup menyesuaikan dengan tujuanmu berinvestasi dan jangka waktu yang kamu butuhkan untuk bisa memenuhi tujuanmu lewat investasi. Jadi, jangan ragu lagi.