Saat mau berinvestasi saham, kamu tentu harus membelinya minimal 1 lot dan bukan per lembar. Lalu, banyak orang bertanya 1 lot berapa lembar saham? Apa jumlah tersebut akan memengaruhi harga yang harus dibayarkan oleh para investor saham?
Saham adalah jenis instrumen investasi yang merepresentasikan kepemilikan atas suatu perusahaan. Jenis instrumen investasi ini bisa dibilang dapat memberikan return atau imbal hasil yang tinggi, tetapi risikonya pun sama tingginya.
Keuntungan investasi saham didapat dari selisih harga beli dan jual serta dividen. Sementara, risikonya berasal dari harga saham yang fluktuatif. Karena tinggi return dan tinggi risiko, berinvestasi saham perlu disertai pengetahuan dan kemampuan menganalisis yang mumpuni.
Ketika berinvestasi saham, kamu akan menemukan berbagai istilah yang mungkin belum kamu tahu. Salah satu istilah yang akan sering kamu jumpai saat berinvestasi saham adalah lot. Bagi investor pemula, istilah lot mungkin masih asing. Apa itu lot? 1 lot berapa lembar saham? Simak penjelasan mengenai lot saham di bawah ini.
Baca juga: 8 Cara Menabung Saham untuk Mendapat Keuntungan Maksimal
Apa Itu Lot Saham?
Ketika membeli atau menjual saham, kamu akan melihat harga saham per lembarnya. Meski harga yang ditampilkan per lembar, pembelian atau penjualan saham hanya bisa dilakukan dalam satuan lot.
Jumlah transaksi saham minimal adalah satu lot. Di Indonesia, 1 lot setara dengan 100 lembar saham. Peraturan mengenai jumlah lembar saham dalam satu lot tersebut diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam perjalanannya, peraturan ini mengalami sejumlah perubahan.
Sebelumnya, 1 lot sama dengan 500 lembar saham. Hal ini tentu membuat investasi saham tidak ramah untuk investor pemula atau investor dengan modal relatif kecil. Peraturan tersebut membuat saham hanya bisa dibeli oleh orang kaya atau perusahaan.
1 lot = 100 lembar.
Pada 6 Januari 2014, BEI akhirnya mengubah peraturan tersebut dan menggantinya dengan peraturan yang baru. Sejak saat itu, BEI menetapkan 1 lot setara dengan 100 lembar saham.
Dengan begitu, investasi saham menjadi lebih terjangkau untuk semua orang. Bahkan, mahasiswa atau fresh graduate pun kini bisa berinvestasi saham. Tak perlu modal besar, cukup dengan uang Rp100.000 saja kini sudah bisa membeli saham.
Ditambah lagi, BEI juga memiliki wacana untuk menurunkan jumlah lembar saham dalam satu lot. Rencananya, satu lot akan dibuat setara dengan 50 lembar saham. Tujuannya adalah untuk membuat saham lebih likuid atau mudah diperjualbelikan.
Peraturan mengenai 1 lot berapa lembar saham ini tentunya berbeda di tiap negara. Misalnya saja di Amerika Serikat. Di negara ini, investor justru diperbolehkan membeli atau menjual saham mulai dari satu lembar saja.
Pasar saham di Hong Kong punya penerapan yang berbeda lagi. Tidak ada aturan pasti mengenai jumlah lembar dalam satu lot di negara ini. Pasalnya, jumlah lembar dalam satu lot berbeda-beda, tergantung dari jenis saham yang ingin dibeli investor.
Sementara itu, aturan 1 lot berapa lembar saham di Malaysia, Singapura, dan Tiongkok sama seperti di Indonesia. Di tiga negara tersebut, 1 lot sama dengan 100 lembar saham.
Baca juga: Ketahui Jenis-Jenis Saham dengan Dividen Terbesar Berikut Ini
Cara Menghitung Modal Beli Saham
Membeli saham bisa dilakukan melalui perusahaan sekuritas. Kini, membeli saham pun semakin mudah dengan munculnya beragam aplikasi investasi. Jadi, kamu bisa membeli saham melalui smartphone. Ketika ingin membeli saham, tentu kamu bertanya-tanya berapa jumlah dana yang harus kamu siapkan. Perhitungannya sebenarnya cukup sederhana.
Kamu hanya perlu menyiapkan dana sebanyak jumlah dan harga saham yang ingin dibeli. Selain itu, jangan lewatkan juga biaya transaksi yang harus kamu bayar saat membeli saham melalui perusahaan sekuritas. Besarnya biaya transaksi untuk pembelian saham sebenarnya berbeda-beda di tiap perusahaan sekuritas. Namun, umumnya biaya transaksi tersebut berkisar antara 0,1 hingga 0,3%.
Cara menghitung modal beli saham kira-kira seperti ini:
Kamu ingin membeli saham ABCD yang memiliki harga per lembar Rp2.300. Karena transaksi pembelian saham minimal adalah 1 lot alias 100 lembar, kamu harus mengalikan harga saham per lembar dengan 100 jika ingin membeli 1 lot. Jadi, harga satu lot saham ABCD adalah Rp230.000.
Selain itu, jangan lupa siapkan biaya transaksi. Katakanlah di perusahaan sekuritas tempat kamu membeli saham menetapkan biaya transaksi sebesar 0,2%. Maka dari itu, jumlah biaya yang harus kamu bayar adalah 0,2% dikalikan dengan Rp23.000, yaitu Rp460. Jika ditotal, kamu kira-kira harus memiliki modal beli sejumlah Rp230.460 untuk membeli satu lot saham ABCD.
Baca juga: Cara Kerja Saham sebagai Instrumen Investasi dan Trading
Bagaimana Cara Memulai Investasi Saham?
Selain mengetahui istilah dan peraturan saham di Indonesia, seperti istilah lot dan 1 lot berapa lembar, investor pemula tentu harus tahu langkah-langkah memulai investasi saham. Berikut ini adalah cara memulai investasi saham untuk kamu yang baru mau berinvestasi di instrumen ini.
1. Membuka Rekening Dana Nasabah (RDN)
Hal pertama yang harus kamu lakukan saat ingin mulai berinvestasi saham adalah membuka Rekening Dana Nasabah (RDN) atau Rekening Dana Investor (RDI). Rekening ini digunakan untuk melakukan transaksi jual beli saham atau instrumen investasi lainnya di pasar modal.
Kamu bisa membuat rekening dana nasabah di perusahaan sekuritas. Nantinya, di perusahaan sekuritas inilah kamu melakukan transaksi jual beli saham.
2. Menentukan Dana untuk Investasi
Menentukan modal investasi haruslah cermat. Jangan sembarangan menginvestasikan semua uang yang kamu miliki, apalagi jika kamu memilih instrumen investasi yang berisiko tinggi seperti saham.
Sebagai investor pemula, mulailah investasi dengan jumlah kecil dan jangan alokasikan semua uangmu ke saham. Ketika kamu mengalami kerugian, kondisi keuanganmu tidak akan terlalu terdampak karenanya.
Baca juga: Cara Menghitung Harga Wajar Saham
3. Memilih Saham
Setelah menentukan jumlah modal yang akan dialokasikan ke saham, langkah berikutnya adalah memilih saham yang akan dibeli. Meski modalmu kecil, kamu tidak bisa asal membeli saham yang harganya murah. Jika tidak, kamu bisa saja terjebak membeli saham gorengan yang lebih berisiko mendatangkan kerugian.
Kamu perlu melakukan analisis terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli suatu saham. Analisislah laporan keuangan perusahaan tersebut dan cek histori pergerakan harga sahamnya.Kamu juga bisa menganalisis dari produk yang dijual perusahaan tersebut dan memprediksi kelangsungan produk tersebut di pasaran.
4. Menentukan Strategi Investasi
Selanjutnya, kamu harus menentukan strategi investasimu. Hal ini berguna untuk memaksimalkan keuntungan dan mengurangi risiko kerugian yang mungkin terjadi.
Berikut ini adalah beberapa strategi investasi saham sederhana yang bisa kamu lakukan:
- Waktu membeli saham. Kamu bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli saham, misalnya saat harga saham tersebut sedang turun ke level tertentu.
- Waktu menjual saham. Umumnya, strategi yang digunakan investor adalah menjual saham ketika harga jual saham lebih tinggi dari harga beli. Dari selisih harga jual dan beli inilah investor akan mendapatkan keuntungan.
- Cut loss. Strategi ini dilakukan ketika harga saham terus menurun, sehingga harga jualnya lebih rendah daripada harga belinya. Sebagai upaya meminimalisir kerugian, kamu bisa menentukan batasan cut loss, misalnya 5% atau 10%.
Baca juga: Cara Menghitung Return Saham untuk Perkirakan Keuntungan
Itulah penjelasan mengenai aturan jumlah lembar saham dalam satu lot beserta cara menghitung modal beli dan cara memulai investasi saham. Dalam berinvestasi saham, kamu harus cermat dan rajin melakukan analisis pasar. Selain itu, lakukan diversifikasi instrumen untuk menurunkan risiko investasi.
Kamu bisa memanfaatkan investasi reksadana yang punya risiko lebih rendah dibandingkan saham. Selain itu, investasi reksadana juga bisa dimulai dengan modal yang relatif rendah. Kamu bisa mulai investasi reksadana di BMoney sekarang dengan modal mulai dari Rp10 ribu saja.