Berbicara tentang investasi dan dunia bisnis, tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah aset. Komponen penting dalam sebuah bisnis ini sering didefinisikan berdasarkan sudut pandangnya, mulai dari pandangan umum sampai dunia akuntansi. Supaya tidak bingung, langsung saja simak penjelasan berikut mengenai apa itu aset, serta apa saja jenis-jenis aset dan manfaatnya.
Apa Itu Aset?
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), No. 16 Revisi tahun 2011, aset merupakan seluruh harta atau kekayaan yang dimiliki, baik oleh orang pribadi maupun kelompok; baik yang berwujud maupun tidak berwujud, yang dinilai akan bermanfaat bagi semua orang atau perusahaan.
Sementara itu, Investopedia mendefinisikan aset sebagai sumber daya dengan nilai ekonomi yang dimiliki atau dikendalikan oleh individu, perusahaan, atau negara dengan harapan akan memberikan manfaat di masa depan. Aset biasanya dilaporkan dalam neraca perusahaan dan menjadi salah satu standar untuk meningkatkan nilai perusahaan atau menguntungkan operasi perusahaan.
Dalam dunia akuntansi, aset didefinisikan sebagai komponen aktiva tercantum dalam laporan neraca dan dibandingkan jumlahnya dengan pasiva (liabilitas dan ekuitas). Meski banyak orang menganggap aset sebagai harta milik seseorang, tidak semua aset dimiliki oleh pemegangnya 100 persen.
Baca juga: Arti Cuan yang Dipakai dalam Bisnis dan Investasi
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki mesin operasional yang dananya diperoleh dari utang. Mesin tersebut tetap dapat disebut aset meski uang yang digunakan untuk membelinya bukan berasal dari pemilik aset tersebut.
Bagi banyak orang, terutama pebisnis, aset dianggap sebagai kekayaan bernilai yang nantinya dapat digunakan untuk menghasilkan arus kas, mengurangi pengeluaran, atau meningkatkan penjualan. Dengan kata lain, aset yang yang dimiliki oleh individu ataupun perusahaan berpotensi mendatangkan manfaat ekonomi di masa depan.
Berbeda dengan komponen laporan keuangan lainnya, aset dapat diidentifikasi dengan cara mengamati karakteristiknya. Beberapa karakteristik yang bisa dikenali sebagai aset antara lain:
- Berpotensi mendatangkan keuntungan finansial di masa depan
- Bisa diperjualbelikan atau ditukar dengan aset lain yang bernilai setara
- Bisa dikonversi menjadi uang tunai
- Dimiliki oleh individu atau perusahaan
- Diperoleh dari transaksi di masa lalu
- Dapat dipindahtangankan
Jenis-Jenis Aset dan Contohnya
Setelah mengetahui apa itu aset, saatnya kamu mengenal apa saja jenis-jenis aset yang bisa dimanfaatkan dalam membangun bisnis dan memberikan manfaat ekonomi berikut ini.
1. Aset berdasarkan tingkat likuiditasnya
Berdasarkan tingkat likuiditasnya, aset dibagi menjadi dua jenis, yaitu aset lancar dan tidak lancar.
- Aset lancar, yaitu aset yang tingkat likuiditas tinggi sehingga dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu cepat. Tidak perlu waktu lama untuk mencairkan aset lancar menjadi kas. Beberapa contoh aset lancar ini antara lain adalah saldo bank, deposito, obligasi, saham bursa, dan piutang.
- Aset tidak lancar, yaitu aset yang tingkat likuiditasnya rendah sehingga sulit untuk dikonversi menjadi kas. Para akuntan menyebut aset tidak lancar dengan sebutan aset tetap. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang sulit dipindahtangankan sehingga bersifat stagnan (tetap). Beberapa contoh aset tidak lancar antara lain adalah merek dagang, data supplier, mesin, dan tanah.
2. Aset berdasarkan fungsinya
Jenis-jenis aset selanjutnya dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya, yaitu aset operasional dan nonoperasional.
- Aset operasional adalah aset yang dikelola oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan secara berkelanjutan. Tingkat efektivitas aset jenis ini sangat bergantung pada sistem dan pengelolanya. Beberapa contoh aset jenis ini antara lain adalah uang kas, mesin, bangunan, prosedur kerja, merek dagang, kemampuan tenaga kerja, dan hak cipta.
- Aset nonperasional adalah aset yang bukan merupakan bagian dari kegiatan operasional internal perusahaan dan bermanfaat untuk prospek pendanaan jangka panjang. Beberapa contoh aset jenis ini antara lain adalah valuasi perusahaan, obligasi, hasil investasi, dan pencairan jaminan/asuransi.
3. Aset berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, aset dibagi menjadi dua jenis, yaitu aset berwujud dan aset tidak berwujud.
- Aset berwujud (tangible assets) adalah aset yang memiliki bukti fisik nyata sehingga dapat dilihat dengan panca indera. Aset jenis ini umumnya dapat dihitung dan diukur dengan mudah, serta rentan mengalami penyusutan nilai (depresiasi). Contoh aset jenis ini antara lain adalah uang kas, peralatan produksi, dan properti.
- Aset tidak berwujud (intangible assets) adalah aset yang tidak terbukti secara fisik sehingga tidak dapat dilihat dan dikelola dengan panca indera. Beberapa contoh aset tidak berwujud adalah merek dagang, hak cipta, hak paten, dan franchising.
4. Aset berdasarkan jangka waktunya
Terdapat dua jenis aset yang dikategorikan berdasarkan jangka waktunya, yaitu aset tetap dan aset tidak tetap.
- Aset tetap adalah jenis aset yang bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama dan sering kali sulit diperjualbelikan, terutama dalam waktu singkat. Contoh aset jenis ini antara lain adalah tanah, gedung, mesin, dan perlengkapan operasional.
- Aset tidak tetap adalah jenis aset yang bisa diperjualbelikan atau dipindahtangankan. Aset ini juga termasuk aset tak berwujud karena tidak kasat mata. Beberapa contoh aset jenis ini adalah merek dagang, hak paten, hak cipta, dan lain sebagainya.
Baca juga: 5 Bisnis Investasi Online yang Menguntungkan untuk Dijalani
Manfaat Manajemen Aset
Suatu aset, baik milik perorangan maupun perusahaan, dapat bermanfaat bagi bisnis jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu, ada yang disebut dengan manajemen aset, yaitu pengelolaan aset secara efektif untuk mencapai tujuan keuangan.
Dengan pengelolaan aset yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan jumlah keuntungan, mengembangkan bisnis, dan mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, kamu perlu menganalisis nilai aset secara berkala untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan.
Baca juga: 8 Cara Menabung Saham untuk Mendapat Keuntungan Maksimal
Berikut ini adalah manfaat yang bisa diperoleh dari manajemen aset yang efektif.
1. Menjaga nilai kekayaan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dengan pengelolaan aset yang baik, perusahaan bisa menjaga nilai jual aset agar tetap tinggi sehingga mampu menghasilkan keuntungan di masa depan. Oleh karena itu, kamu perlu melakukan pemeliharaan aset dengan baik.
2. Meningkatkan keamanan perusahaan
Dengan pengelolaan aset yang baik, perusahaan dapat mengawasi seluruh harta perusahaan dan meminimalisasi terjadinya kerusakan atau kehilangan. Oleh karena itu, diperlukan adanya tim manajemen aset agar seluruh harta yang dimiliki dapat tersimpan secara aman.
3. Menghindari pengeluaran berlebihan
Dengan adanya manajemen aset, perusahaan dapat melakukan pemantauan pengeluaran dan pemasukan secara berkala sehingga terhindar dari pembelian kebutuhan perusahaan atau pengeluaran berlebihan. Hal ini disebabkan oleh perusahaan sudah merinci kebutuhan melalui skala prioritas dan melaporkannya dalam bentuk neraca keuangan.
Baca juga: Cara Membaca Grafik Saham yang Tepat untuk Investor Pemula
4. Memudahkan penyusunan rencana keuangan
Dalam menyusun rencana keuangan, perusahaan tentu harus terlebih dulu melihat berapa aset yang dimiliki sehingga bisa memproyeksikan anggaran yang diperlukan untuk kegiatan operasional. Dengan mengatur aset secara efektif, pengeluaran dan pemasukan perusahaan jadi lebih terkontrol sehingga rencana dan laporan keuangan lebih mudah dibuat.
Baca juga: 3 Jenis Investasi yang Menguntungkan dan Cocok Bagi Pemula
Itulah penjelasan mengenai apa itu aset, jenis-jenis beserta contohnya, serta pentingnya manajemen aset dalam menjalankan perusahaan. Jika kamu tertarik untuk mengumpulkan aset sebelum berbisnis, kamu bisa berinvestasi di BMoney!