Kamu yang sudah lama terjun ke dunia bisnis mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah biaya implisit. Namun, bagi sebagian orang, istilah tersebut cukup asing di telinga.
Secara umum, biaya implisit adalah biaya peluang yang muncul ketika sebuah perusahaan memanfaatkan sumber daya internal yang ada dalam menjalankan suatu kegiatan bisnis. Biaya ini biasanya keluar saat perusahaan tersebut memilih satu di antara berbagai opsi penggunaan aset tertentu.
Biaya implisit sebaiknya diukur secara akurat untuk membantu manajer dalam membuat keputusan keuangan sehingga tujuan akuntansi perusahaan dapat tercapai. Meski begitu, dibutuhkan pengetahuan yang cukup untuk dapat memahami apa saja contoh biaya implisit dan cara menghitungnya karena biaya ini tidak bisa dinilai secara objektif seperti halnya biaya eksplisit.
Nah, agar kamu dapat memahaminya dengan jelas, simak penjelasan tentang pengertian, contoh, dan cara menghitung biaya implisit berikut ini.
Baca juga: Apa Itu Biaya Eksplisit? Berikut Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya!
Pengertian Biaya Implisit
Seperti yang sudah dijelaskan secara singkat di atas, biaya implisit adalah suatu jenis biaya peluang yang biasa dipergunakan dalam upaya pemanfaatan sumber daya internal perusahaan.
Meski termasuk biaya yang penting dalam kegiatan bisnis, biaya ini tidak akan ditampilkan di dalam laporan keuangan. Kalaupun memang ada pelaporan, maka biaya implisit ini biasanya dilaporkan secara terpisah.
Sesuai dengan jenisnya sebagai biaya peluang, biaya implisit akan muncul ketika perusahaan sudah menggunakan sumber daya internalnya tanpa ada kompensasi eksplisit untuk memanfaatkan sumber daya perusahaan tersebut.
Biaya implisit cenderung sulit diukur secara akurat seperti halnya biaya eksplisit. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pertukaran fisik atau uang tunai dalam aktivitas implisit yang dapat dihitung.
Ketika perusahaan memutuskan untuk mempergunakan sumber daya internal, maka kemampuan memperoleh uang baru atau keuntungan dari aktivitas lainnya terhadap sumber daya tersebut menjadi berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali.
Singkatnya, tidak ada pertukaran fisik atau uang tunai dari kegiatan implisit karena sumber daya yang digunakan merupakan aset perusahaan itu sendiri.
Karena berasal dari aset internal perusahaan, bukan membeli atau menyewa dari pihak lain, maka biaya implisit akan menghilangkan potensi keuntungan perusahaan. Biaya tersebut dapat dihitung sebagai jumlah uang yang mungkin dihasilkan jika aset perusahaan digunakan untuk kepentingan bisnis dengan pihak lain, bukan untuk kepentingan internal.
Baca juga: Cara Menghitung Biaya Peluang untuk Bisnis Menguntungkan
Contoh Biaya Implisit
Biaya implisit bagi suatu perusahaan akan berbeda dengan jenis biaya implisit bagi perusahaan lainnya. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan dan aset yang dimiliki tiap perusahaan pun berbeda-beda. Namun, secara umum, biaya implisit adalah peluang yang tidak dipilih oleh perusahaan karena suatu alasan. Untuk lebih jelasnya, simak beberapa contoh biaya implisit berikut ini.
1. Waktu pelatihan untuk pegawai
Beberapa perusahaan memilih untuk mengalokasikan sebagian waktu produktifnya sebagai waktu pelatihan bagi pegawai. Secara ekonomi, waktu yang digunakan tersebut bisa dipakai untuk kegiatan produksi dan berpotensi memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Namun, perusahaan tetap memilih waktu produktif sebagai waktu pelatihan pegawai agar dapat menghasilkan pegawai yang lebih berkualitas sehingga mampu menghasilkan keuntungan lebih besar di kemudian hari.
Dengan kata lain, waktu pelatihan pegawai ini sudah memangkas potensi keuntungan yang mungkin diperoleh jika waktu tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan produksi. Nah, potensi keuntungan inilah yang nantinya akan dihitung sebagai biaya implisit perusahaan.
2. Perbaikan mesin
Dalam suatu industri, misalnya industri berat, ada biaya implisit yang muncul ketika perusahaan melakukan perbaikan mesin. Dalam periode perbaikan mesin ini, perusahaan harus melepaskan potensi keuntungan yang bisa dicapai dari waktu produktif tersebut.
Misalnya, jika perbaikan mesin dilakukan selama 5 jam dan mesin tersebut bisa memproduksi 100 unit barang dalam waktu 1 jam, maka biaya implisit yang muncul adalah 5 x 100 unit atau 500 unit barang.
Baca juga: 5 Keuntungan Investasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik
3. Menyekolahkan pegawai
Sama halnya dengan memberikan pelatihan, menyekolahkan pegawai demi kepentingan perusahaan juga termasuk ke dalam biaya implisit karena perusahaan harus mengurangi tingkat produktivitas yang biasa dihasilkan oleh pegawai tersebut selama ia bersekolah.
Meski begitu, perusahaan biasanya memilih opsi ini jika pegawai yang disekolahkan dianggap kompeten dan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan ketika pegawai tersebut sudah menyelesaikan studinya.
Dalam perencanaan keuangannya, perusahaan dapat melakukan hal ini apabila biaya implisit yang dikeluarkan tidak melebihi estimasi keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Baca juga: Biaya Investasi, Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya
4. Pemilik usaha yang menjalankan usahanya sendiri
Ketika suatu perusahaan baru saja dibangun, pemilik usaha tersebut mungkin belum memiliki modal yang cukup untuk mempekerjakan karyawan sehingga ia sendiri yang harus melakukan tugas-tugas perusahaan.
Nah, dalam hal ini, biaya implisit adalah peluang pemilik usaha dalam mempekerjakan orang lain yang memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan dirinya.
Meski kelihatannya tidak mengeluarkan biaya apa pun, pemilik usaha yang melakukan semua tugas sendiri sebenarnya sudah memotong efektivitas yang mungkin muncul jika ia mempekerjakan seorang pegawai.
Cara Menghitung Biaya Implisit
Menghitung biaya implisit memang tidak mudah karena tidak ada tolok ukur pasti yang dapat digunakan untuk mengukurnya. Namun, kamu bisa menghitung biaya tersebut dengan menggunakan estimasi biaya yang mungkin hilang atau tergantikan akibat adanya kegiatan bisnis tertentu.
Misalnya, sebuah perusahaan menggunakan gedungnya sendiri untuk melakukan kegiatan operasional dan produksi perusahaan yang menghasilkan keuntungan sebesar Rp500 juta per bulan. Sementara itu, gedung tersebut sebenarnya bisa disewakan kepada pihak lain dengan kisaran harga Rp50 juta per bulan.
Untuk menghitung biaya implisit perusahaan tersebut, kamu bisa mengurangi keuntungan yang diperoleh dari kegiatan operasional dan produksi perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh dari hasil sewa gedung. Dari contoh di atas, dapat diketahui bahwa biaya implisit dari perusahaan tersebut adalah Rp500 juta dikurangi Rp50 juta, yaitu Rp450 juta.
Sementara itu, jika perusahaan tersebut tidak mempergunakan gedung miliknya untuk kegiatan operasional dan juga tidak menyewakan gedungnya kepada pihak lain, maka potensi kehilangan yang dimiliki perusahaan tersebut adalah Rp50 juta. Dalam kondisi tersebut, inilah yang disebut sebagai biaya implisit.
Dengan memperkirakan dua kemungkinan tersebut, maka perusahaan dapat menghitung mana opsi yang sebaiknya dipilih oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan maksimal.
Baca juga: 5 Bisnis Investasi Online yang Menguntungkan untuk Dijalani
Demikianlah penjelasan tentang apa itu biaya implisit, apa saja contoh biaya implisit yang biasa muncul dalam kegiatan ekonomi perusahaan, dan bagaimana cara menghitungnya agar dapat memperoleh keputusan terbaik dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Biaya implisit adalah biaya yang sama pentingnya dengan biaya eksplisit. Oleh karena itu, kamu perlu memperhitungkannya dengan baik sehingga dapat menghasilkan keputusan bisnis yang tepat.
Selain menghitung berbagai macam biaya yang muncul dari kegiatan bisnis, kamu juga tentu perlu mempelajari istilah-istilah bisnis lainnya sehingga perusahaan yang kamu jalankan dapat mendapatkan keuntungan secara maksimal dengan mempergunakan seluruh aset yang ada secara optimal.
Cari tahu informasi seputar bisnis dan investasi dengan mengunjungi laman BMoney!