Mengenal ORI, Investasi Rendah Risiko dengan Return Signifikan

Imanuel Kristianto

27 September 2022

Pengertian ORI (Foto: 123rf)
Pengertian ORI (Foto: 123rf)

Dari sekian banyak investasi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan keuntungan, ada beberapa jenis investasi yang terbilang rendah risiko. Misalnya saja reksa dana, emas, dan deposito. Padahal, ada satu lagi instrumen besutan pemerintah yang mampu memberi return signifikan ketimbang lainnya, yaitu ORI. Apa itu ORI? Simak penjelasan berikut.

Mengenal ORI

Obligasi Ritel Indonesia (ORI) atau Obligasi Negara Ritel merupakan suatu obligasi yang dirilis pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Obligasi sendiri adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah atau korporasi dalam jangka waktu tertentu sesuai jatuh tempo, lengkap dengan perjanjian berisi pengembalian pokok dan pembayaran bunga. 

ORI hanya ditawarkan kepada perseorangan atau individu berwarga negara Indonesia melalui mitra dan agen distribusi di Pasar Perdana. Sejak diluncurkan pertama kali pada 2006, setiap tahunnya ORI diterbitkan dalam 1 seri. Sebagai pengecualian, ORI pernah dirilis sebanyak 2 seri dalam setahun pada tahun 2007-2008.

Baca juga: CAGR adalah Pertumbuhan dalam Investasi, Pahami Penjelasannya

Fungsi, Karakteristik, dan Manfaat ORI

Fungsi, Karakteristik, dan Manfaat ORI
Fungsi, Karakteristik, dan Manfaat ORI

Dilihat dari fungsinya, ORI cocok digunakan sebagai instrumen untuk melakukan diversifikasi investasi. Masyarakat yang telah membeli ORI akan memperoleh bunga berupa kupon beserta pengembalian pokok sebagai bentuk timbal balik. Bunga yang ditawarkan ORI memiliki nilai di atas besaran inflasi dan bahkan melampaui bunga deposito.

Dengan demikian, investasi ini mampu memberikan return signifikan ketimbang jenis investasi lainnya. ORI juga memiliki tingkat keamanan tinggi lantaran langsung diselenggarakan dan dijamin oleh negara dan pemerintah.

Lewat kehadiran ORI, pemerintah berinisiatif mengajak masyarakat agar terlibat secara langsung  dalam pembangunan nasional. Tujuannya tidak lain agar seluruh dana yang diperoleh dari hasil penerbitan ORI bisa dimanfaatkan bagi pembiayaan APBN dan kepentingan negara lainnya.

Di samping fungsi vitalnya bagi perekonomian negara, ORI memiliki sejumlah karakteristik tersendiri yang dapat dikenali, antara lain:

  • Berupa scripless atau tanpa warkat
  • Bisa diperjualbelikan antarinvestor domestik
  • Memiliki kupon tetap (fixed rate), bukan mengambang
  • Berpeluang  mencapai capital gain atau capital loss
  • Harga terjangkau dengan pembelian paling sedikit Rp1 juta hingga maksimal Rp2 miliar

 

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Investasi Obligasi yang Perlu Diketahui

Cara Membeli atau Berinvestasi ORI

Cara Membeli atau Berinvestasi ORI
Cara Membeli atau Berinvestasi ORI

Membeli ORI kini sudah semakin mudah karena dapat dilakukan secara online melalui e-SBN. SBN ritel elektronik ini memungkinkan kamu melakukan pembelian di mana pun kapan pun selama masa penawaran hanya melalui agen atau mitra distribusi yang dipercaya Kementerian Keuangan. Berikut cara dan langkah pembelian ORI:

1. Proses registrasi

Kamu bisa melakukan registrasi kapanpun, bahkan sebelum masa penawaran ORI dibuka. Daftarkan diri pada system elektronik yang telah disediakan mitra atau agen dengan memasukkan sejumlah data, antara lain data pribadi, nomor Single Investor Identification (SID), serta nomor rekening terkait seperti DANA dan rekening surat berharga. Apabila belum memiliki sejumlah data yang diperlukan, cukup hubungi mitra distributor atau agen yang bersangkutan.

2. Melakukan pemesanan

Pemesanan hanya dapat dilakukan setelah proses registrasi dinyatakan berhasil dan pada saat masa penawaran berlangsung. Sebelum melakukan pemesanan, disarankan untuk terlebih dulu membaca dengan teliti tiap ketentuan dalam memorandum informasi.

3. Melakukan pembayaran

Tiap pemesanan yang telah diverifikasi (verified order) akan secara otomatis mendapatkan kode pembayaran (billing code). Kode pembayaran tersebut dikirim lewat email atau sms tergantung kebijakan masing-masing agen dan dipakai untuk menyetor dana investasi melalui bank atau lembaga finansial terkait lainnya sesuai  batas waktu yang telah ditentukan.

4. Konfirmasi pembayaran dan kepemilikan

Calon investor yang telah menyelesaikan pembayaran akan mendapat setidaknya 3 tanda bukti yang berfungsi untuk mengonfirmasi pembayaran, yakni Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN), notifikasi completed order, dan alokasi ORI pada tanggal penerbitan atau disebut juga setelmen. Setelah ketiga tanda bukti didapat, barulah investor bisa meminta tanda bukti konfirmasi kepemilikan ORI kepada agen atau mitra distribusi.

Baca juga: Jenis-jenis Obligasi yang Bagus untuk Mulai Investasi Kamu

Cara Menghitung Bunga ORI

Menghitung bunga ORI akan membantu menentukan berapa imbal hasil atau kupon yang bisa didapat per bulan. Cara menghitungnya tak sulit, yaitu dengan menentukan nilai investasi, lalu dikurangi jumlah total nilai kupon per tahun, kupon per bulan, dan pajak tiap bulan. Setelah itu, kamu bisa mencari nilai kupon bersih per bulan dengan mengurangi jumlah pajak dengan 10 persen dari pajak.

Keuntungan Investasi ORI

Keuntungan Investasi ORI
Keuntungan Investasi ORI

Investasi ORI bukan hanya terjamin aman, tapi juga menguntungkan. Kendati demikian, ORI sama sebagaimana jenis investasi lainnya yang juga mengandung risiko. Mau tahu apa saja keuntungan dan risiko ORI? Berikut penjelasan lengkapnya. Beberapa instrumen utama di dalam ORI bisa memberi keuntungan sesuai yang kamu harapkan. Berikut di antaranya.

1. Fasilitas kupon

Setiap bulan investor ORI bakal mendapat kupon yang memiliki nilai tetap. Artinya, nilai kupon tersebut tidak akan terpengaruh fluktuasi harga pasar. Pembayaran kupon dan pokok ORI hingga waktu jatuh tempo juga ditanggung sepenuhnya oleh negara dan dananya sudah termasuk dalam anggaran belanja negara. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang tentang Surat Utang Negara (SUN).

Selain itu, saat kupon diterbitkan, harga penawarannya jauh lebih tinggi dibanding tingkat bunga deposito pada umumnya.

2. Kesempatan jual beli di pasar sekunder

Para investor yang ingin menjual ORI miliknya, dapat  memperjualbelikannya sebelum waktu jatuh tempo tiba di pasar sekunder. Yakni melalui transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI), di luar bursa (over the counter), atau melalui sistem elektronik yang disebut Electronic Trading Platform (ETP).

Baca juga: Cara Jual Emas Antam Tanpa Ribet, Langsung Cair!

3. Perolehan capital gain

Pada transaksi di pasar sekunder, ORI yang dijual dengan harga lebih tinggi ketimbang harga beli berpotensi mendapatkan keuntungan atau capital gain setelah memperhitungkan biaya transaksi.

4. Mendukung modal kecil

Kamu yang memiliki dana terbatas bisa tetap berinvestasi ORI. Pasalnya, investasi yang setiap tahunnya didanai pemerintah ini hanya membutuhkan modal kecil yaitu  dimulai dari Rp1 juta.

Risiko investasi ORI

Risiko investasi ORI
Risiko investasi ORI

Meski aman dan memiliki banyak keuntungan, tentu tak ada investasi yang tidak mengandung risiko. Sama halnya jenis investasi lainnya, kamu juga perlu memahami risiko berinvestasi ORI sebelum mulai mencobanya. Berikut tiga jenis risiko utama dalam ORI yang harus diwaspadai:

1. Risiko gagal bayar

Risiko gagal bayar atau default risk merupakan risiko yang harus dihadapi investor lantaran tidak bisa mendapatkan pembayaran dana sebagaimana telah dijanjikan penerbit sebelumnya, yakni ketika produk investasi telah jatuh tempo untuk pokok dan kupon. 

Meski begitu, penting diingat bahwa ORI sendiri sejatinya tidak memiliki risiko gagal bayar. Pasalnya, sebagaimana tertera dalam UU SUN bahwa pembayaran kupon maupun pokok ORI dijamin negara hingga jatuh tempo dan dananya dianggarkan tiap tahun dalam APBN.

2. Risiko pasar

Risiko pasar atau market risk merupakan risiko kerugian (capital loss) yang perlu dipersiapkan investor akibat faktor umum yang mempengaruhi keseluruhan kinerja pasar finansial. Misalnya, perubahan fundamental ekonomi dan perubahan suku bunga, hingga kondisi politik yang mendadak tidak stabil. 

Risiko ini bisa dihindari jika pembeli tidak menjual ORI hingga jatuh tempo dan hanya bersedia menjualnya apabila harga jual di pasaran lebih tinggi ketimbang harga beli yang telah dikurangi pengeluaran transaksi.

3. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas atau liquidity risk adalah risiko yang bakal dihadapi investor apabila tidak bisa menjual suatu produk investasi dengan harga yang wajar dalam waktu cepat. Misalnya ketika investor butuh dana dalam waktu singkat, tetapi ORI tidak bisa dijual dengan harga wajar. Namun, risiko ini bisa dihindari karena ORI bisa dijadikan jaminan.

Baca juga: 8 Keuntungan Investasi Emas Serta Risikonya

Tips Menjual ORI agar Untung Maksimal

Tips Menjual ORI
Tips Menjual ORI 

Menjual ORI di pasar sekunder tentu bisa membuatmu mendapat keuntungan optimal selama menerapkan sejumlah tips berikut:

  1. Pantau harga jual sebelum menjual dan cari waktu yang tepat untuk penjualan yaitu setelah periode minimum holding di setiap seri berakhir.
  2. Jual ORI hanya di tempat kamu membelinya agar tidak terjadi beda harga terpaut jauh.
  3. Hindari menjual saat peminat ORI di pasar primer hanya sedikit dan saat mendekati jatuh tempo.

Sambil menjajal investasi ORI, kamu juga bisa mencoba instrumen investasi lainnya semisal reksa dana lewat aplikasi BMoney yang kini bisa diunduh lewat Play Store atau App Store. Selain banyak pilihan dan registrasinya cepat, kamu juga bisa mulai berinvestasi hanya dengan modal kecil mulai dari Rp10 ribu. Tertarik mencoba?

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!