Apa itu Price to Book Value (PBV) dalam Investasi, Simak Penjelasannya

Imanuel Kristianto

21 September 2022

Apa itu PBV (Foto: 123rf)
Apa itu PBV (Foto: 123rf)

Ada banyak istilah penting dalam investasi, salah satunya PBV. PBV adalah rasio keuangan yang lazim dipakai investor dan trader saham untuk menilai kelayakan suatu saham sebagai referensi mencari saham terbaik dengan profit optimal dan harga bersahabat. Mau tahu lebih banyak mengenai PBV? Yuk, simak penjelasan berikut ini.

Lihat penjelasan istilah keuangan lain di sini.

Apa Itu PBV dan Fungsinya?

PBV merupakan singkatan dari price to book value atau harga nilai buku, yaitu salah satu rasio keuangan yang dipakai untuk menganalisis harga sebuah saham. Tepatnya dengan membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan. PBV ini sering dipakai trader saham dan investor yang akan membuat strategi dan mengambil keputusan investasi.

Sementara itu, nilai buku atau book value merupakan teknik yang dipakai dalam menganalisis dan menghitung saham maupun perbedaan harga saham. Teknik yang biasa disebut book value per share (BVPS) atau nilai buku saham per lembar ini sering dikaitkan dengan nilai ekuitas per saham. Nominalnya bisa didapat dari perhitungan sebuah aset atau keseluruhan aset dikurangi utang.

Book value suatu aset biasanya berlaku selama periode tertentu dan bisa berbeda-beda di tiap perusahaan. Menurut teorinya, nilai BVPS ini akan diperoleh pemilik saham jika perusahaan mengalami kebangkrutan atau likuidasi. Pada perusahaan dengan manajemen pembukuan yang baik, book value biasanya tercatat dalam neraca perusahaan di bagian sisi aktiva.

Baca juga: Pahami Apa Arti GTW, GTC, dan Amend Order dalam Dunia Investasi

Lewat rasio PBV ini, ada sejumlah fungsi yang bisa didapat, di antaranya:

  • Investor bisa memprediksi apakah harga suatu saham yang ditawarkan perusahaan mahal atau murah.
  • Membantu investor melihat valuasi saham sebagai acuan dalam memutuskan jual beli saham.
  • Memperkirakan nilai saham yang wajar.
  • Gambaran bagi perusahaan dalam menganalisis sehat atau tidaknya kondisi keuangan mereka.
  • Melihat potensi dan risiko suatu emiten di masa depan.
  • Memastikan nilai perusahaan dari modal yang telah diinvestasikan.
  • Memperkirakan secara lebih akurat harga saham real-time, serta membandingkannya dengan BVPS.
  • Mengetahui berapa banyak pemegang saham dari sebuah emiten yang terlibat dalam penanaman modal.
  • Mendapat tambahan informasi berupa overvalued atau undervalued untuk mengetahui tinggi rendahnya harga saham saat ini dibandingkan nilai aset emiten.

 

Baca juga: Perbedaan Investasi dan Trading yang Perlu Kamu Ketahui

Lebih dari itu, perhitungan rasio PBV adalah yang paling banyak digunakan lantaran dapat menggambarkan aktiva bersih yang dimiliki pemegang saham dalam satu lembar saham. Dengan cara ini, investor dapat melihat sebesar apa kelipatan dari nilai pasar saham perusahaan dibanding nilai bukunya.

Misalnya, PBV sebesar 3 kali berarti harga saham suatu perusahaan sudah mencapai tiga kali lipat dibandingkan kekayaan bersihnya atau bisa juga dikatakan bahwa harga saham perusahaan tersebut 3 kali lipat lebih mahal dari modal bersihnya.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa prospek perusahaan turut dipengaruhi seberapa besarnya nilai PBV.

Standar PBV Saham

standar PBV saham
Standar PBV saham (123rf)

Secara umum, PBV saham yang baik adalah di bawah 1. Rasio di bawah satu ini mengindikasikan harga saham yang murah karena lebih rendah dari nilai buku. Selain itu, rasio di bawah satu juga dapat diartikan sebagai waktu yang cocok untuk melakukan pembelian karena menunjukkan harga suatu saham memiliki valuasi yang rendah atau dalam kondisi undervalued.

Sebaliknya, nilai PBV yang berada di atas 1 menunjukkan suatu saham memiliki valuasi tinggi atau berada dalam kondisi overvalued. Jadi, makin kecil nilai PBV suatu perusahaan, makin bagus juga prospek saham yang ditawarkannya.

Meski begitu, bukan berarti nilai yang sangat rendah juga tergolong bagus karena boleh jadi ada masalah internal yang mengintai di dalam perusahaan. Oleh sebab itu, PBV tidak bisa sepenuhnya dijadikan acuan dalam menentukan kualitas saham.

Penting untuk diingat bahwa kamu harus menghindari PBV negatif karena itu berarti equity-nya negatif atau utang perusahaan sedang lebih besar dari total aset. Ada setidaknya dua hal yang dapat membuat nilai rasio PBV menjadi negatif, yaitu:

  • Emiten sering mengalami kerugian sehingga banyak kehilangan aset.
  • Utang perusahaan terus meningkat sehingga aset yang ada harus terus dikurangi dengan book value atau beban kewajiban.

 

Sampai di sini kamu tentu sudah memiliki gambaran singkat mengenai pengertian, fungsi, dan manfaat PBV dalam saham. Lantas, bagaimana cara menilai suatu saham berdasarkan PBV?

Baca juga: Apa Itu Bandarmology, Serta Kelebihan dan Kekurangannya

Cara Menghitung PBV

cara hitung PBV
Cara hitung PBV (123rf)

Menilai suatu saham berdasarkan PBV dapat dihitung dengan menggunakan rumus. PBV sendiri merupakan penilaian atas emiten dari nilai bukunya yang diperoleh dari nilai total aset dibagi dengan jumlah saham. Agar lebih jelas, berikut dua rumus utama yang perlu dipahami untuk menghitung PBV dalam saham.

  1. Price to Book Value (PBV) = harga saham per lembar dibagi book value per lembar saham
  2. Book Value (BVPS) = total ekuitas dibagi total lembar saham

 

Sebagai catatan, lembar saham yang digunakan untuk menghitung rasio adalah yang beredar di pasaran saat ini. Data lembar saham terkini bisa diunduh lewat situs resmi Bursa Efek Indonesia.

Contohnya, PT A adalah perusahaan besar yang bergerak di bidang kuliner. Perusahaan tersebut memiliki nilai ekuitas sebesar Rp10 triliun dan 8 miliar lembar saham yang beredar. Masing-masing harga per lembar saham adalah Rp2 ribu. Apabila nilai PBV dijadikan acuan, apakah saham PT ABCDE akan dibeli investor?

Baca juga: Mengenal Auto rejection Bawah (ARB) Saham, Investor Pemula Wajib Tahu!

Untuk menjawab contoh kasus ini, kamu bisa mencari tahu terlebih dulu book value di dalamya.

Book Value (BVPS) = total ekuitas dibagi total lembar saham 

= Rp10 triliun dibagi Rp8 miliar

Jadi, diperoleh hasil book value adalah sebesar Rp 1.250.

Nah, setelah menentukan hasil book value, selanjutnya baru tentukan nilai PBV.

PBV = harga saham per lembar dibagi book value 

= 2000 dibagi 1.250

Hasilnya, besaran PBV PT ABCDE adalah 1,6. Artinya, harga saham PT A adalah lebih dari 1 atau terbilang cukup mahal.

Kendati demikian, analisis saham sebaiknya tidak hanya dilihat dari satu sisi karena . Sebab, PBV tinggi atau harga mahal tidak menjelaskan bagaimana pertumbuhan perusahaan tersebut selama ini. 

Bahkan, ada banyak perusahaan dalam kasus tertentu yang memiliki PBV tinggi ternyata usahanya mengalami kemajuan pesat yang drastis. Jika ini yang terjadi, memborong saham dengan nilai PBV tinggi justru bisa menjadi salah satu strategi menguntungkan.

Di luar itu, alangkah lebih bijak jika kamu juga membandingkan book value lainnya pada sektor yang sama. Lalu, karena tiap emiten memiliki hasil PBV berbeda satu sama lain, akan lebih baik jika kamu membandingkan PBV pada sektor bisnis sejenis agar hasilnya lebih efektif dan relevan.

Baca juga: Bursa Saham adalah Investasi Menguntungkan Jangka Panjang, Simak Penjelasannya!

Agar semakin tepat dan akurat, jangan juga menjadikan PBV sebagai acuan utama dalam membuka transaksi saham karena PBV adalah salah satu faktor pendukung, bukan yang utama. Oleh karena itu, investor tetap harus menggabungkan sejumlah strategi lainnya. 

Misalnya, dengan memilih instrumen investasi lain seperti reksa dana lewat aplikasi BMoney yang kini bisa diunduh lewat Play Store atau App Store. Selain banyak pilihan dan registrasinya cepat, kamu juga bisa mulai berinvestasi hanya dengan modal kecil mulai dari Rp10 ribu. Tertarik mencoba?

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!