Apa Itu ROE dan Cara Mengukur Kinerja Keuangan Pakai Rumus ROE

Uji Agung Santosa

05 Mei 2023

Apa itu ROE dan rumusnya (123rf.com)
Apa itu ROE dan rumusnya (123rf.com)

Return on Equity (ROE) sering menjadi salah satu ukuran kinerja keuangan yang penting untuk dipantau oleh manajemen perusahaan dan investor. Rumus ROE digunakan untuk menentukan seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan modal sendiri yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan.

ROE mengukur rasio antara laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dengan total ekuitas pemilik perusahaan. Dalam praktiknya, ROE menjadi salah satu ukuran kinerja keuangan perusahaan untuk mengevaluasi seberapa baik perusahaan menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya, pun untuk membandingkan kinerja keuangan antara perusahaan sejenis dalam industri yang sama.

Dalam jangka panjang, ROE yang tinggi berpotensi menarik minat investor dan meningkatkan harga saham perusahaan, sedangkan ROE yang rendah bisa menurunkan minat investor dan menurunkan harga saham perusahaan.

Apa Itu Return on Equity (ROE)

ROE atau Return on Equity adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif dan efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba bersih) dengan menggunakan modal ekuitas yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan atau pemegang saham. 

ROE menghitung persentase laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu periode tertentu, biasanya dalam setahun, dibandingkan dengan total ekuitas perusahaan pada akhir periode tersebut.

ROE menarik bagi investor dan pemegang saham karena bisa dijadikan indikator penting dalam mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan, pun sebagai shareholders value creation. Artinya, dalam perspektif pemegang saham, ROE tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang baik dan stabil dari tahun ke tahun, dengan modal relatif kecil, dan dapat menghasilkan pengembalian yang lebih besar untuk pemilik perusahaan.

Dalam jangka panjang, ROE yang tinggi bisa meningkatkan nilai pasar saham perusahaan dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham. Dengan kata lain, ROE yang konsisten dan tinggi menunjukkan bahwa perusahaan efektif dalam menggunakan modal sendiri yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga dapat menarik minat investor untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.

Baca juga: Sandwich Generation: Pengertian dan Cara Memutus Mata Rantainya

Cara Mengukur Kinerja Keuangan Menggunakan ROE

Cara mengukur kinerja keuangan pakai rumus ROE.
Cara mengukur kinerja keuangan pakai rumus ROE.

ROE termasuk dalam jenis rasio keuangan profitabilitas. Rasio keuangan profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. ROE khususnya mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan modal sendiri (ekuitas) yang dimiliki oleh pemilik perusahaan untuk menghasilkan laba.

ROE dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan total ekuitas pemegang saham, kemudian dikalikan dengan 100% untuk menghasilkan persentase ROE. Rumus ROE adalah sebagai berikut:

ROE = (Laba Bersih / Total Ekuitas Pemegang Saham) x 100%

Laba Bersih (net income) adalah selisih antara pendapatan dan beban perusahaan dalam satu periode tertentu, seperti biaya operasional, bunga, pajak, dan beban lainnya. Sementara itu, Total Ekuitas adalah jumlah keseluruhan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan atau pemegang saham. Total ekuitas mencakup modal saham biasa, modal saham preferen, tambahan modal disetor, laba ditahan, dan saldo lain dari ekuitas.

Langkah dan Cara menghitung ROE

  • Cek laporan keuangan perusahaan untuk periode tertentu, biasanya satu tahun.
  • Cari jumlah laba bersih (net income) perusahaan pada laporan laba rugi (income statement).
  • Cari jumlah ekuitas pemegang saham pada laporan neraca (balance sheet). Jumlah ekuitas pemegang saham dapat ditemukan pada bagian "modal" atau "equity".
  • Hitung ROE menggunakan rumus ROE. Sebagai contoh, laba bersih perusahaan adalah Rp100 juta dan total ekuitas pemegang saham adalah Rp500 juta, maka ROE perusahaan adalah (Rp100 juta / Rp500 juta) x 100% = 20%

Persentase ROE yang Baik

ROE diukur dalam bentuk persentase. Dalam menginterpretasi hasil ROE, tingkat persentase ROE yang baik atau buruk bisa bervariasi tergantung pada sektor industri, ukuran perusahaan, dan faktor-faktor lainnya. 

Sebagai acuan. perusahaan yang menghasilkan ROE tinggi dibandingkan rata-rata industri atau dengan pesaingnya dapat dianggap sebagai perusahaan yang efektif dalam menggunakan modal sendiri dan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.

Dalam perhitungan ROE, persentase yang dianggap sangat tinggi lazimnya hanya mendekati 100%. Hal ini karena nilai 100% tidak mungkin dicapai mengingat laba bersih dan total ekuitas perusahaan selalu berubah dari waktu ke waktu.

Kendati demikian, ROE tinggi tidak selalu menjamin keuntungan bagi pemegang saham, dan perlu diperhatikan juga faktor-faktor lain seperti risiko pasar dan fundamental perusahaan, semisal pertumbuhan pendapatan, margin laba, dan sebagainya.

Baca juga: Pengertian dan Cara Menganalisis Saham dengan Data Historis

Besar Kecilnya Dampak ROE Perusahaan

Perusahaan kecil bisa memiliki ROE lebih tinggi ketimbang perusahaan besar karena jumlah modalnya lebih kecil. Modal kecil ini membuat laba yang dihasilkan terasa lebih signifikan. Namun, perusahaan kecil juga memiliki risiko lebih tinggi dan lebih rentan terhadap perubahan pasar sehingga investasi di perusahaan kecil cenderung lebih berisiko.

Di sisi lain, perusahaan besar bisa memiliki ROE lebih rendah karena jumlah modalnya lebih besar. Hal ini membuat laba yang dihasilkan perusahaan tidak akan terlihat signifikan jika dibandingkan dengan jumlah modal yang dimiliki. 

Selain itu, perusahaan besar biasanya membutuhkan investasi lebih besar untuk mengembangkan bisnis dan mempertahankan pangsa pasarnya sehingga dapat menurunkan ROE dalam jangka pendek.

Namun, perusahaan besar juga memiliki keunggulan dalam hal skala dan diversifikasi bisnis, yang membantu meningkatkan ROE dalam jangka panjang. Oleh karena itu, dalam mengevaluasi ROE, bukan hanya faktor ukuran perusahaan yang harus dipertimbangkan, tapi juga faktor fundamental perusahaan dan aspek-aspek lainnya yang dapat memengaruhi kinerja jangka panjang perusahaan.

Baca juga: Pengertian Sekuritas, Jenis, dan Bentuknya

ROE untuk Membandingkan Kinerja Keuangan Perusahaan

ROE dapat membantu investor membandingkan kinerja keuangan antara perusahaan, asalkan masih dalam industri yang sama atau setidaknya memiliki karakteristik bisnis yang serupa. Investor dapat menggunakan ROE untuk memilih perusahaan dengan kinerja keuangan yang lebih baik dan manajemen biaya yang efektif sehingga dapat meningkatkan potensi pengembalian investasi.

Untuk membandingkan ROE dari dua perusahaan, gunakan rumus ROE yang sama untuk kedua perusahaan dan bandingkan hasilnya.

Contoh: Terdapat dua perusahaan dalam industri yang sama, yaitu Perusahaan A dan B. Berikut data keuangan dari kedua perusahaan.

Perusahaan A:

Laba bersih: 500 juta

Total ekuitas: 2,5 miliar

ROE: 20% ((500 juta / 2,5 miliar) x 100%)

Perusahaan B:

Laba bersih: 700 juta

Total ekuitas: 5 miliar

ROE: 14% ((700 juta / 5 miliar) x 100%)

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa Perusahaan A memiliki ROE yang lebih tinggi daripada Perusahaan B, yaitu 20%:14%. Di mata investor, ROE menunjukkan bahwa perusahaan A lebih efisien dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang dimiliki dibandingkan perusahaan B, meskipun laba perusahaan B tampak lebih besar.

Baca juga: 6 Investasi Pemula yang Aman dengan Modal Kecil, Dijamin Cuan!

ROE Mampu Memperkirakan Masalah dalam Perusahaan

ROE mengindikasikan masalah dalam perusahaan jika hasilnya terus menurun dari waktu ke waktu atau jauh di bawah rata-rata industri atau saingannya. Beberapa masalah yang dapat menyebabkan ROE rendah antara lain:

  • Masalah operasional seperti pengendalian biaya atau kinerja penjualan yang buruk, dan peningkatan persaingan bisa memengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih yang memadai.
  • Struktur modal atau pengelolaan hutang yang buruk sehingga perusahaan memiliki beban bunga tinggi.
  • Kebijakan dividen yang buruk atau tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, seperti terlalu banyak atau terlalu sedikit membayar dividen.
  • Terjadi penurunan dalam nilai buku ekuitas, contohnya akibat perusahaan mengalami kerugian atau penurunan nilai aset yang signifikan.
  • Perubahan dalam struktur perusahaan seperti merger, akuisisi, atau restrukturisasi yang tidak berhasil.

Demikian penjelasan tentang rumus ROE yang baik beserta contohnya. Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak istilah dalam dunia bisnis dan investasi, jangan ragu kunjungi laman BMoney. Selain memperoleh informasi terkait kedua hal tersebut, kamu juga bisa melakukan transaksi saham dan reksa dana melalui aplikasi tersebut.  

 

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!