Dalam dunia investasi, untung rugi adalah hal yang biasa terjadi. Ada saatnya modal yang ditanamkan di sebuah perusahaan akan mengalami kenaikan atau penurunan nilai sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengalami pasang surut dalam hal laba rugi. Nah, kondisi tersebut disebut juga dengan istilah ROI.

Lihat penjelasan istilah keuangan terlengkap di sini.

Kamu yang sudah berkecimpung di dunia bisnis dan investasi mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini. Namun, tidak ada salahnya jika di dalam tulisan ini dijelaskan kembali pengertian ROI dan bagaimana cara menghitungnya.

ROI adalah singkatan dari return on investment, yaitu keuntungan atau profit yang diperoleh dari total jumlah aset investasi yang dimiliki. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan tentang pengertian ROI berikut ini.

Baca juga: Ini Cara Menghitung Return Saham untuk Perkirakan Keuntungan

Pengertian ROI

Return on investment atau ROI adalah besaran persen laba atau profit yang diperoleh dari total jumlah aset yang terdapat di suatu perusahaan. ROI merupakan perhitungan yang dapat menunjukkan seberapa efektif modal yang ditanamkan dalam suatu bisnis atau perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Melalui angka ROI ini, perusahaan dapat menentukan apakah kegiatan bisnis yang dijalankan layak diteruskan atau tidak. Untuk mengetahuinya, terdapat dua tahapan yang harus dilalui, yaitu dengan melihat hasil perhitungan ROI apakah menghasilkan angka yang positif atau negatif.

Jika angka yang dihasilkan positif, artinya perusahaan layak meneruskan kegiatan bisnis yang dilakukannya. Sebaliknya, jika angka yang dihasilkan dari perhitungan ROI adalah negatif, maka perusahaan tersebut sebaiknya segera mencabut investasi karena kegiatan bisnisnya berpotensi menimbulkan kerugian.

Faktor-Faktor yang Dapat Memengaruhi Return of Investment (ROI)

Return of investment (ROI) tidak berdiri sendiri karena ada faktor-faktor yang dapat memengaruhinya. Dalam hal ini, ada dua faktor yang dianggap paling berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, yaitu turnover dan margin profit.

Turnover biasanya terjadi karena adanya perputaran aktiva yang terlalu cepat. Hal ini biasa terjadi di dalam aktivitas bisnis, terutama dalam melakukan kegiatan operasional bisnis.

Sementara itu, margin profit adalah keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil penjualan. Nilainya biasanya ditunjukkan dalam bentuk persentase dan digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan serta penjualan.

Perusahaan bisa memperoleh manfaat dengan cara mengetahui kedua faktor tersebut. Selain memberikan informasi terkait besaran keuntungan yang diperoleh dari kegiatan bisnisnya, perusahaan juga bisa mengetahui tingkat efektivitas jumlah aktiva di dalam perusahaan.

Baca juga: Cara Kerja Saham sebagai Instrumen Investasi dan Trading

Manfaat atau Kegunaan Analisis Return of Investment (ROI)

Dengan melakukan analisis terhadap return of investment, perusahaan dapat memperoleh manfaat berikut.

• Mampu mengukur segala bentuk efisiensi bisnis. Mulai dari kegiatan produksi, distribusi, penggunaan modal, sampai penjualan.
• Mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki perusahaan sehingga bisa membandingkan antara perusahaan yang satu dengan yang lain berdasarkan data industri yang diperoleh.
• Mampu mengukur tingkat efisiensi kinerja setiap karyawan, seperti seberapa efektif modal yang digunakan oleh karyawan sesuai dengan pekerjaannya.
• Mengetahui berapa banyak keuntungan yang didapatkan dari setiap penjualan produk.
• Melakukan kontrol serta mengambil keputusan yang tepat dalam menjalankan kegiatan bisnis selanjutnya.

Kelemahan Analisis Return of Investment (ROI)

Meski sudah banyak bisnis yang menggunakannya, analisis ROI juga ternyata memiliki kelemahan. Salah satunya adalah kesulitan membandingkan tingkat keuntungan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. 

Hal ini bisa terjadi karena praktik akuntansi yang digunakan oleh tiap perusahaan tidak selalu sama sehingga penilaian terhadap aktiva perusahaannya pun berbeda-beda. Akibatnya, banyak perusahaan yang tidak mendapat hasil perbandingan yang akurat.

Analisis ROI juga tidak bisa digunakan sebagai alat komparasi bisnis karena diperoleh dari rasio yang mengandung unsur penjualan tanpa alasan yang bisa diketahui secara pasti.

Selain itu, kelemahan lain dari analisis ROI adalah adanya fluktuasi nilai uang (daya beli) suatu perlengkapan yang dibeli dalam kondisi inflasi atau pada waktu tidak inflasi akan menyebabkan perbedaan dalam menghitung nilai investasi dan margin profit.

Kelemahan terakhir yang mungkin terjadi dengan adanya perhitungan ROI adalah mendorong manajer perusahaan untuk berfokus pada keuntungan jangka pendek sehingga membebani perusahaan dalam jangka panjang.

Baca juga: Mengenal Pembagian Dividen Saham Beserta Prosedurnya

Cara Menghitung Return of Investment (ROI)

Setelah mengetahui dan mempelajari apa itu ROI, faktor apa saja yang memengaruhinya, dan apa saja manfaat yang bisa diperoleh, penting bagi kamu untuk mengetahui cara menghitungnya.

Hal ini penting untuk dilakukan karena ROI adalah tolok ukur dalam menentukan apakah roda bisnis tetap berjalan dengan semestinya atau tidak. Sebagai bagian dari perusahaan yang tengah menjalankan bisnis, kamu dan anggota perusahaan lainnya tentu harus benar-benar mengetahui cara menghitung ROI yang benar agar dapat mengambil keputusan atau menghabiskan modal secara tepat. 

Pada dasarnya, ROI adalah hasil pendapatan yang diperoleh dari investasi sehingga diperlukan adanya keterlibatan pajak di dalamnya. Umumnya, besaran pajak pada transaksi saham dikenakan senilai 0,1% dari bruto penjualan saham. Dengan begitu, dapat diketahui rumus ROI sebagai berikut.

ROI = Laba Bersih setelah dipotong Pajak : Total aktiva x 100 (%)

Meski sudah banyak orang yang melek keuangan dan berupaya memperoleh keuangan yang stabil dengan cara berbisnis, masih banyak bisnis yang dijalankan dengan hanya meningkatkan penjualan.

Baca juga: Pahami Apa Itu Return on Assets (ROA) Beserta Manfaat dan Rumusnya!

Padahal, investasi atau total aset yang dimiliki juga tetap perlu dihitung. Oleh karena itu, cara menghitung ROI menjadi penting untuk dipahami agar kamu bisa mengetahui jumlah aset atau nilai investasimu di kemudian hari. Apalagi jika bisnis yang dijalankan terus berkembang dan berubah menjadi bisnis dengan skala besar.

Untuk lebih memahami cara menghitung ROI, simak contoh berikut.

Kamu adalah investor yang menanamkan modal di sebuah kedai kopi. Dari kegiatan bisnis yang dilakukan di kedai kopi, terdapat keuntungan bersih sebesar Rp30 juta. Sementara itu, total aset yang kamu tanamkan di kedai tersebut adalah sebesar Rp200 juta. Dengan rumus cara menghitung ROI di atas, dapat diperoleh angka ROI sebagai berikut.

ROI = Laba Bersih : Total Aktiva x 100 (%)

= 30.000.000 : 200.000.000 x 100 (%)

= 0,15 x 100

= 15%

Dari hasil cara menghitung ROI di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi yang kamu lakukan berpotensi menghasilkan keuntungan sebesar 15% atau setara dengan Rp30 juta. Jadi, kamu dapat terus menanamkan modal di periode selanjutnya.

Baca juga: KSEI adalah Lembaga Penting di Dunia Investasi, Apa Fungsinya?

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian ROI, faktor apa saja yang berpengaruh terhadap nilai atau angka ROI, apa saja manfaat yang bisa diperoleh dari analisis ROI, kelemahan apa saja yang mungkin terjadi dengan penggunaan analisis ROI, dan bagaimana cara menghitung ROI dengan benar agar mengetahui keputusan tepat apa yang harus diambil oleh perusahaan atau investor.

Jika kamu tertarik untuk berinvestasi, kamu tidak hanya bisa menanamkan modal secara langsung di perusahaan yang kamu incar. Kamu juga bisa melakukannya secara kolektif dengan berinvestasi reksa dana saham di aplikasi investasi BMoney yang bisa diakses melalui Play Store atau App Store. Selamat berinvestasi!