Beberapa tahun terakhir, bisa dikatakan ketertarikan masyarakat Indonesia akan investasi saham meningkat. Banyak anak muda yang pada akhirnya mulai berani mencoba berinvestasi di instrumen yang satu ini untuk meraup keuntungan lebih banyak.
Saham sendiri merupakan investasi yang tergolong high risk high return. Maksudnya, investasi ini dapat memberikan return atau imbal hasil yang tinggi, tetapi disertai risiko yang tinggi pula.
Kamu harus berhati-hati dalam memilih saham apalagi jika masih pemula. Jika sembarangan memilih, kamu bisa saja terjebak membeli saham gorengan. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup, bukannya mendapat keuntungan, kamu justru bisa mengalami kerugian.
Apa itu saham gorengan?
Saham gorengan adalah jenis saham dengan kualitas yang kurang baik sehingga berpotensi menimbulkan kerugian bagi investor. Dinamakan saham gorengan karena konsepnya mirip dengan jenis makanan tersebut.
Biasanya, gorengan dibuat serenyah mungkin agar lebih menggiurkan. Nah, sama halnya dengan saham gorengan. Ada sejumlah oknum yang dengan sengaja memainkan atau merekayasa pergerakan saham. Para oknum ini biasanya akan membeli saham dalam jumlah besar untuk membuat harga saham menjadi melambung.
Melihat pergerakan harganya yang melambung, bukan tidak mungkin investor lain akan tergiur membeli saham tersebut. Ketika harga saham naik dan keuntungan yang didapat sudah maksimal, para oknum tersebut akan menjual sahamnya.
Pada saat ini terjadi, harga saham akan menurun. Pada sejumlah kasus, penurunan harga tersebut bisa dibilang begitu drastis. Hal ini tentunya menimbulkan kerugian bagi investor yang membeli saham tersebut.
Biasanya, jenis saham ini lebih disukai oleh trader yang memang mencari keuntungan lebih banyak. Sebenarnya, investor pun dapat membeli saham ini sesekali. Dengan catatan, investor sudah memiliki pengetahuan yang cukup dan sadar dengan risiko yang mungkin terjadi.
Baca juga: Perbedaan Reksadana dan Saham yang Harus Kamu Ketahui
Ciri-ciri saham gorengan
Untuk kamu yang baru memulai investasi saham, penting sekali untuk berhati-hati dalam memilih saham. Jangan sampai kamu terjebak membeli saham gorengan tanpa pengetahuan yang memadai. Berikut ini adalah ciri-ciri saham gorengan yang perlu kamu ketahui.
1. Memiliki kapitalisasi pasar yang kecil
Berdasarkan kapitalisasi pasar, saham terbagi menjadi tiga jenis. Ada blue chip, middle cap, dan small cap. Saham blue chip juga biasa disebut sebagai saham lapis satu. Jenis saham ini adalah yang paling aman dibeli karena memiliki fundamental yang baik. Likuiditasnya tinggi dan kapitalisasi pasarnya pun besar. Itu sebabnya, biasanya harga sahamnya lebih tinggi.
Middle cap atau saham lapis kedua umumnya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan berkembang. Perusahaan ini memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp1–Rp10 triliun rupiah.
Nah, saham gorengan umumnya merupakan saham small cap atau saham lapis ketiga. Kapitalisasi pasarnya rendah, yaitu di bawah Rp1 triliun rupiah. Hal ini membuat harga sahamnya lebih murah dan mudah dimainkan oleh para oknum yang ingin merekayasa harga saham.
2. Pergerakan harga saham yang signifikan
Ciri saham gorengan lainnya bisa dilihat dari pergerakan harganya yang selalu bergejolak. Pergerakan harga ini bahkan terkesan tidak wajar.
Pasalnya, kenaikan dan penurunan harga saham begitu signifikan, bahkan bisa di atas 10%. Misalnya saja, pagi ini harga sama WXYZ adalah Rp250 per lembar. Tiba-tiba, beberapa saat kemudian harganya naik menjadi Rp500 per lembar.
Kenaikan yang signifikan ini tentu perlu kamu waspadai. Kenaikan ini bisa saja mengindikasi adanya aksi “menggoreng” yang sedang dilakukan oknum tertentu.
Baca juga: Keuntungan Investasi Saham yang Harus Kamu Pahami
3. Volume pembelian tidak wajar
Salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk mengenali saham gorengan adalah dengan mengecek volume transaksi harian saham tersebut. Cobalah amati histori transaksi pembelian sebelum membeli suatu saham.
Umumnya, volume transaksi saham gorengan lebih tinggi dibanding saham lapis pertama. Hal ini tentu saja disebabkan adanya oknum yang membeli saham dalam jumlah besar untuk membuat harganya menjadi lebih tinggi.
4. Antrean penjualan cenderung sedikit
Biasanya, saham gorengan juga memiliki jumlah antrean penjualan atau offer yang lebih rendah dibanding antrean pembelian atau bid. Hal ini karena para oknum atau bandar saham tidak langsung menjual saham, tetapi menunggu dan mengamati harga terlebih dahulu.
Tujuannya sudah jelas. Ketika permintaan lebih besar dibanding penawaran, maka harganya pun akan melambung. Saat ini terjadi, barulah oknum tersebut akan melakukan penjualan agar mendapat keuntungan yang lebih besar.
5. Harga tinggi meski perusahaan merugi
Tanda saham gorengan yang perlu kamu kenali adalah ketika harga saham suatu perusahaan tinggi walaupun kondisi keuangan perusahaan tersebut kurang baik. Tingginya harga saham ini disebabkan oleh dukungan modal dari para oknum atau bandar saham.
Tidak jarang sejumlah oknum atau bandar juga memberikan rekomendasi saham gorengan untuk mengajak investor lain membeli saham tersebut agar harganya semakin tinggi. Jadi, saat membeli saham, periksalah terlebih dahulu laporan keuangan yang mencakup pengeluaran, pendapatan, keuntungan, dan kerugian perusahaan.
6. Terdaftar di UMA atau unusual market activity
Cara lain untuk mengenali saham gorengan adalah dengan memeriksa emiten yang masuk dalam daftar UMA yang dikeluarkan BEI atau Bursa Efek Indonesia.
BEI umumnya akan mengawasi pergerakan saham di Indonesia. Jika ada suatu saham yang pergerakan harganya terbilang ekstrem dalam waktu lebih dari dua hari, saham tersebut akan disertakan dalam daftar ini. Nah, emiten yang masuk dalam daftar ini perlu kamu waspadai.
Baca juga: Mengenal Pembagian Dividen Saham Beserta Prosedurnya
Tips membeli saham gorengan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, saham gorengan dapat menimbulkan kerugian pada investor. Namun, jika kamu tetap ingin membeli saham gorengan untuk trading, ada sejumlah tips yang perlu kamu ketahui, antara lain:
1. Pantau terus pergerakan harga saham
Harga saham gorengan lebih fluktuatif dibanding saham lapis satu dan dua. Nah, kunci berinvestasi di saham gorengan adalah kamu harus memantau pergerakan harganya secara rutin. Jika tidak, bisa saja harga saham bergerak turun dan menimbulkan kerugian yang signifikan.
2. Beli sedikit demi sedikit
Harga saham gorengan sulit diprediksi karena direkayasa oleh oknum atau bandar saham. Itu sebabnya, sebaiknya kamu tidak membeli saham gorengan dalam jumlah besar. Bila perlu, kamu cukup mengalokasikan 10% saja dari total investasimu di saham. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian yang terjadi.
Baca juga: Tips Investasi Saham untuk Pemula
3. Berani melakukan cut loss
Ketika berinvestasi di saham gorengan, tentukanlah batas untung dan rugi. Ketika kamu sudah mencapai profit yang ditargetkan, segeralah jual saham tersebut. Begitu pun saat harga saham turun. Risiko kerugian saat berinvestasi di saham gorengan cukup besar. Tentukanlah batas kerugian yang bisa kamu hadapi.
Setelah itu, kamu harus berani melakukan cut loss alias menjual saham ketika harganya merosot dan mencapai batas kerugian yang kamu tentukan.
Berinvestasi di saham gorengan mungkin banyak diminati para trader. Hal ini disebabkan adanya peluang mendapatkan keuntungan besar. Meski begitu, risiko mengalami kerugiannya pun tidak kalah besar, terutama jika kamu baru terjun berinvestasi di dunia saham.
Ketika memutuskan berinvestasi di saham gorengan, pastikan kamu selalu berhati-hati. Sesuaikan juga porsi saham dengan profil risikomu. Dengan begitu, ketika mengalami kerugian, kondisi keuanganmu tidak akan terlalu berdampak.
Baca juga: Perbedaan Saham dan Obligasi yang Perlu Diketahui
Itulah fakta yang perlu kamu ketahui tentang saham gorengan. Jika masih khawatir, coba dulu berinvestasi pada reksadana saham di Bmoney. Tenang saja, semua manajer investasinya tidak akan mengelola dana kamu di saham gorengan, kok.