Mengenal SBR (Savings Bond Ritel), Alternatif Investasi yang Menguntungkan

Imanuel Kristianto

15 September 2022

Apa itu SBR (Foto: 123rf)
Apa itu SBR (Foto: 123rf)

Savings Bond Ritel (SBR) bisa jadi pilihan bagi kamu yang tertarik berinvestasi dengan harga terjangkau, aman, serta memberi imbal hasil menjanjikan. Lewat SBR, kamu bukan sekadar memperkaya diri, tapi juga turut berkontribusi dalam pembangunan negara. Tertarik membeli SBR? Yuk, kenali lebih jauh instrumen investasi satu ini.

Lihat penjelasan istilah keuangan lain di sini.

Apa Itu SBR?

SBR yang sering juga disebut sebagai surat berharga negara ritel merupakan produk investasi yang diluncurkan oleh pemerintah bagi masyarakat Indonesia. Produk investasi ini termasuk ke dalam Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Utang Negara (SUN) yang ditawarkan bagi individu sehingga dinamakan ritel.

Lantas, mengapa harus memilih SBR?

Ketimbang menyimpan uang dalam bentuk tabungan atau deposito, berinvestasi SBR jauh lebih menguntungkan karena risiko investasinya sangat kecil. Apalagi, SBR dikelola langsung oleh Kementerian Keuangan sehingga kamu bisa mendapat jaminan dari negara dan tidak mengenal istilah gagal bayar.

Baca juga: Contoh Obligasi untuk Instrumen Investasi yang Menguntungkan

Keunggulan SBR

keunggulan SBR
Keunggulan SBR (123rf)

Selain minim risiko karena dijamin oleh negara, ada sejumlah kelebihan lain yang membuat SBR lebih unggul ketimbang jenis investasi lainnya. Apa saja? Berikut penjelasannya.

1. Menambah pemasukan APBN

SBR memungkinkan investor untuk tidak melulu bergantung pada modal luar negeri. Hal ini menguntungkan karena membuat nilai tukar rupiah tidak mudah melemah. Dalam jangka panjang, kemungkinan devisa negara tersedot akibat adanya kewajiban pengiriman dividen ke negara asal bisa dihindari. Oleh sebab itu, SBR sangat berguna dalam menambah pemasukan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

2. Bentuk kontribusi pada negara

Melalui fungsinya sebagai salah satu pemasukan APBN, para investor SBR secara langsung sudah turut berkontribusi bagi kemajuan negara Indonesia. Hal ini senada dengan tujuan SBN dalam membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia untuk turut berkontribusi dalam pembangunan negara.

3. Mendukung pembelian online

Sebagaimana pembelian investasi kekinian lainnya, SBR juga mengikuti arus zaman dengan memungkinkan pembelian secara online. Saat ini, terdapat sejumlah bank dan perusahaan sekuritas yang memfasilitasi pembelian SBR secara online di masa penawaran SBR. Meski begitu, kamu tetap perlu teliti dalam menetapkan bank dan perusahaan sekuritas mana saja yang terbilang andal serta tepercaya terkait jasa pembelian SBR ini.

4. Bunga lebih tinggi, pajak lebih rendah

Bagi kamu yang kerap menyimpan uang dalam bentuk deposito, ada baiknya mencoba berinvestasi SBR sebagai alternatif penyimpanan uang yang lebih menguntungkan. Rata-rata bunga SBR jauh lebih besar nyaris dua kali lipat bunga deposito. Selain itu, pajak yang dikenakan bank pada bunga deposito adalah sebesar 20 persen, sedangkan pajak SBR hanya setengahnya atau sebesar 10 persen.

Baca juga: Strategi Investasi Saham dan Obligasi untuk Gen Z

Istilah Umum dalam SBR

istilah sbr
Istilah SBR (123rf)

Sebelum menelisik lebih jauh, ada beberapa istilah umum dalam investasi SBR yang perlu kamu pahami. Berikut di antaranya:

1. Jatuh tempo atau tenor

SBR kerap dianggap sebagai instrumen investasi jangka pendek lantaran mempunyai tenor atau waktu jatuh tempo yang berlaku paling lama hingga 2 tahun. Imbal hasil baru akan didapat ketika masa tenor berakhir.

2. Kupon

Kupon dalam SBR berarti bunga. Pemerintah akan memberi kupon pada tiap pembelian SBR yang dilakukan dengan masa berlaku per tahun. Jumlah bunga yang diberikan pun tak main-main, jauh lebih besar dari tabungan biasa dan deposito.

3. Masa Penawaran

Masa penawaran untuk SBR ditentukan oleh pemerintah dalam kurun waktu setidaknya 1 bulan. Namun, tenggat waktunya juga bisa kurang dari sebulan,  bergantung pada ketersediaan SBR yang disiapkan pemerintah.

4. Settlement

Settlement berfungsi sebagai tanda atau bukti bahwa seseorang sudah merampungkan transaksi dan menjadi investor resmi. Tanda ini akan dilewati sang investor SBR begitu selesai melakukan pembelian SBR. Dengan demikian, sang investor juga resmi akan mendapat imbal hasil setelah masa tempo berakhir.

Baca juga: Cara Kerja Saham sebagai Instrumen Investasi dan Trading

Karakteristik SBR

karakteristik SBR
Karakteristik SBR (123rf)

Sebelum membeli, ada baiknya mengetahui lebih dulu sejumlah karakteristik yang dimiliki SBR seperti berikut:

1. Khusus untuk Warga Negara Indonesia (WNI)

SBR hanya boleh ditawarkan dan dibeli secara ritel ataupun individu kepada WNI. Selain memang diperuntukkan bagi WNI, SBR juga merupakan surat berharga yang berfungsi untuk pembangunan negara. Dengan demikian, hasilnya akan dinikmati secara tidak langsung oleh para investor SBR yang berasal dari Indonesia.

2. Harga terjangkau

SBR memiliki harga terjangkau dimulai dari modal pembelian Rp1 juta hingga maksimal Rp3 miliar. Bahkan, kini juga kamu bisa mengaksesnya dengan mudah melalui berbagai aplikasi investasi, salah satunya aplikasi BMoney yang bisa di-download di Play Store atau App Store.

3. Tenor atau jatuh tempo dua tahun

SBR termasuk jenis investasi likuid menengah yang berarti tidak bisa langsung dicairkan menjadi uang tunai dalam waktu singkat setelah melakukan pembelian. Kamu harus menunggu setidaknya 2 tahun untuk mendapatkan imbal hasil dalam bentuk modal dan pembayaran kupon.

4. Menerapkan prinsip konvensional

Dalam pengelolaannya, investasi SBR menerapkan prinsip konvensional. Salah satunya, investor akan mendapat imbal hasil yang dikirim secara rutin ke rekening pribadinya tiap bulan.

5. Pengembalian lebih awal

Meskipun memiliki masa jatuh tempo dan tak bisa melakukan jual beli kepemilikan di pasar sekunder, SBR memungkinkan pengembalian lebih awal atau lazim disebut early redemption. Pada periode early redemption, kamu berkesempatan untuk mencairkan imbal hasil lebih awal dari rencana jatuh tempo. Periode ini ditetapkan oleh Kemenkeu pada tanggal perilisan dan bisa diklaim untuk situasi tertentu.

6. Mendapat kupon batas minimal (early redemption)

Dalam berinvestasi SBR, kamu akan mendapat imbal hasil berupa kupon batas bawah atau disebut juga floating with floor. Batas bawah kupon yaitu sebesar 5,1 persen per tahun ini akan diumumkan Kemenkeu pada saat perilisan. Nantinya, bunga yang kamu dapat akan disesuaikan tiap 3 bulan sekali mengacu pada suku bunga Bank Indonesia yang berlaku pada saat itu. 

Apabila suku bunga acuan Bank Indonesia naik, imbal hasil yang kamu dapat juga akan naik. Namun, tidak berlaku sebaliknya jika suku bunga turun karena acuannya adalah batas bawah kupon yang telah ditetapkan pemerintah. Singkatnya, kamu bisa saja menerima kenaikan drastis untuk imbal hasil, tapi tidak mungkin mengalami penurunan melewati batas minimal yang telah ditetapkan.

Baca juga: Perbedaan Saham dan Obligasi yang Perlu Dipahami Sebelum Berinvestasi

Seri SBR Terkini

Seri SBR
Seri SBR (123rf)

Pada 2014, pemerintah mengeluarkan SBR sebagai surat berharga negara saat memerlukan dana untuk membiayai APBN. Tak disangka, masyarakat Indonesia ternyata memiliki minat yang tinggi terhadap SBR sehingga pemerintah akhirnya terus mengeluarkan SBR untuk seri-seri berikutnya.

Di tahun 2021 silam, seri SBR yang dirilis pemerintah yaitu SBR010. Seri ini dibuka oleh pemerintah hampir sebulan, tepatnya untuk masa penawaran sejak 21 Juni 2021 hingga 15 Juli 2021. 

SBR010 termasuk ke dalam obligasi pemerintah yang tak dapat diperdagangkan atau dikenal dengan istilah non-tradable. Seperti seri lainnya, SBR010 memiliki jangka waktu jatuh tempo selama dua tahun, yakni pada tanggal 10 Juli 2023.

Saat itu, bertepatan dengan kondisi pandemi COVID-19 yang baru saja mewabah di Indonesia, produk SBR010 ini dinilai sebagai alternatif investasi yang terjamin aman sekaligus menguntungkan.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Investasi Obligasi yang Perlu Diketahui

Lalu, tak lama berselang, muncul seri terbaru berikutnya yaitu SBR011. Seri ini membuka masa penawaran dimulai sejak tanggal 25 Mei 2022. Ketimbang seri-seri sebelumnya, seri SBR011 menjadi yang paling diminati oleh para investor. Buktinya, nilai pemesanan untuk seri terbaru ini sudah jauh melebihi rekor penjualan tertinggi seri sebelumnya. Pada 2021, seri SBR010 berhasil memegang rekor penjualan tertinggi untuk SBN Ritel non tradable yang bernilai Rp7,5 triliun. 

Jadi, tertarik membeli SBR sebagai investasi yang aman dan menguntungkan?

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!