Sleeping Investor: Pengertian, Keuntungan, Cara dan Kiat-kiatnya!

Imanuel Kristianto

27 Februari 2023

Sleeping investor (Foto: 123rf)
Sleeping investor (Foto: 123rf)

Banyak investor pemula yang mengira bahwa keuntungan investasi terbesar berasal dari kenaikan harga saham. Padahal, untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal dan berkelanjutan, kamu juga tidak hanya bisa mengandalkan capital gain.

 

Salah satu jenis investasi yang paling sering dilakukan para investor agar terhindar dari kepanikan akibat fluktuasi pasar adalah dengan melakukan investasi jangka panjang. Berbicara soal investasi jangka panjang, ada istilah yang dinamakan sleeping investor.

Mau tahu lebih lanjut tentang apa itu sleeping investor dan bagaimana cara melakukannya? Simak penjelasan berikut.

Baca juga: Manfaat Emas dan Perak untuk Investasi dan Kehidupan Manusia

Apa itu Sleeping Investor?

sleeping investor
Apa itu sleeping investor? (123rf)

Sleeping investor adalah orang yang bisa memperoleh keuntungan besar tanpa perlu melakukan banyak hal seperti jenis investor lainnya. Tipe investor jenis ini biasanya melakukan investasi jangka panjang, bukan sekadar trading untuk memanfaatkan fluktuasi harga harian.

Sistem kerjanya yang berlaku untuk jangka panjang membuat rata-rata sleeping investor memiliki tingkat mentalitas yang stabil sehingga terhindar dari stres karena tidak perlu melakukan pemantauan aset layaknya trader harian.

Salah satu contoh investor yang sudah dikenal sebagai sleeping investor adalah Lo Kheng Hong. Orang yang juga sering disebut investor penuh waktu ini memulai investasi sejak 1996 dengan aset saham pada 2021 yang sudah mencapai Rp2,5 triliun.

Baca juga: 5 Bisnis Investasi Online yang Menguntungkan untuk Dijalani

Selain bisa memiliki banyak aset, rata-rata investor jenis ini juga memiliki banyak waktu luang. Hal ini disebabkan oleh pekerjaannya yang minim sehingga mereka tidak membutuhkan kantor, karyawan, bos, pelanggan, dan tentu saja tidak punya utang.

Para sleeping investor hanya akan terlihat sibuk pada hari-hari atau jam tertentu. Misalnya, pada hari Senin ketika para emiten merilis laporan keuangan per kuartal.

Keuntungan Menjadi Sleeping Investor

keuntungan sleeping investor
Keuntungan menjadi sleeping investor (123rf)

Jika kamu masih ragu untuk melangkah menjadi sleeping investor, maka kamu perlu menilik beberapa keuntungan menjadi sleeping investor berikut ini.

1. Memiliki Penghasilan Tambahan dan Jaminan Hari Tua

Meski keuntungan dari investasi yang dijalankan tidak bisa diperoleh dalam waktu singkat, para investor yang menjalankan investasi jangka panjang bisa merasa tenang menjelang hari tua. Bahkan, kamu yang bekerja sebagai karyawan ataupun pebisnis bisa tetap mendapatkan penghasilan tambahan dari aktivitas ekonomi yang satu ini.

Jika kamu membutuhkannya sewaktu-waktu, terutama saat masa pensiun tiba, kamu bisa menjual seluruh aset investasi untuk mendapatkan dana segar di hari tua.

Baca juga: Memahami Double Top Pattern dalam Pergerakan Saham

2. Tidak Perlu Terlalu Aktif di Pasar Modal

Seperti yang sudah dijelaskan, sebagai sleeping investor kamu akan memiliki lebih banyak waktu luang karena tidak harus memantau aset yang ditanamkan secara terus-menerus. Meski begitu, bukan berarti kamu tidak perlu mengeceknya sama sekali. Kamu tetap perlu melakukannya secara berkala, baik mingguan atau bulanan, untuk mengetahui pergerakan asetmu.

3. Memiliki Passive Income

Selain mendapat penghasilan dari pekerjaan atau profesi yang digeluti sehari-hari, menjadi sleeping investor juga bisa mendatangkan keuntungan tanpa harus melakukan hal apa pun. Cukup menunggu asetnya bertumbuh, kamu sudah bisa dapat keuntungan. Inilah yang dinamakan passive income.

4. Terhindar Dari Stres

Keuntungan yang diperoleh sleeping investor tidak selalu bersifat materi. Kamu yang menjalankan investasi jangka panjang macam ini juga bisa terhindar dari stres akibat tekanan perubahan aset tiap harinya. Dengan begitu, kamu juga akan terhindar dari risiko gangguan kesehatan mental.

5. Mendapat Rasa Aman

Tiap orang tentu mengharapkan kehidupannya akan selalu disertai rasa aman. Hal ini mungkin tidak akan bisa kamu miliki jika berinvestasi jangka pendek atau menjadi trader yang harus merasa waswas ketika melihat fluktuasi pasar yang mengejutkan tiap harinya.

Baca juga: 8 Pilihan Investasi untuk Anak Muda

Cara Menjadi Sleeping Investor

Cara jadi sleeping investor
Cara menjadi sleeping investor (123rf)

Untuk menjadi sleeping investor, kamu tidak hanya membutuhkan niat atau tekad yang kuat. Kamu juga perlu melakukan beberapa hal ini.

1. Kumpulkan Modal

Sama halnya dengan memulai bisnis, memulai investasi juga butuh modal. Modal yang dimaksud di sini biasanya berupa sejumlah uang yang nantinya akan digunakan untuk membeli instrumen investasi, baik dalam bentuk saham, reksa dana, maupun properti.

Pemilihan investasi ini bisa dilakukan dengan menyesuaikan modal yang dimiliki. Makin banyak modal yang kamu miliki, makin banyak juga instrumen investasi yang bisa kamu dapat.

Kamu bisa mengumpulkan modal awal dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan untuk dana investasi. Pada tahap awal, kamu bisa menanamkan danamu dalam bentuk aset reksa dana atau kripto. Jika dananya sudah terkumpul banyak, kamu bisa menanamkannya dalam bentuk saham.

Baca juga: Waran Terstruktur: Pengertian, Keuntungan, dan Cara Membeli

2. Tetap Memiliki Sumber Penghasilan Lain

Meski menjanjikan keuntungan yang besar, bukan berarti kamu bisa tinggal diam mengandalkan return dari investasi. Kamu juga tetap perlu bekerja atau melakukan aktivitas bisnis agar tidak merasa perlu melakukan pemantauan atas perubahan atau fluktuasi harga pasar setiap waktu.

Dengan begitu, waktu yang kamu miliki akan lebih produktif dan uang yang kamu hasilkan pun jadi lebih banyak.

3. Mempelajari Jenis Investasi

Saat mendengar istilah “investasi jangka panjang”, mungkin banyak orang yang langsung berpikir tentang investasi saham. Padahal, investasi jangka panjang juga bisa dilakukan dalam bentuk lain, seperti investasi emas, investasi properti, obligasi, tabungan berjangka, hingga reksa dana.

Supaya kamu bisa menentukan instrumen investasi yang tepat, kamu perlu mempelajari dan memahami jenis-jenis investasi beserta profil risikonya. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui jenis instrumen yang paling cocok sebelum berinvestasi.

4. Memahami Istilah-istilah Terkait Investasi

Selain mempelajari apa saja jenis-jenis investasi beserta risikonya, kamu juga perlu memahami istilah-istilah penting terkait fundamental di dunia investasi. Dengan pengetahuan tersebut, kamu akan dapat melakukan analisis fundamental secara akurat sebelum menanamkan modal dalam bentuk instrumen investasi tertentu.

Baca juga: Aplikasi Investasi Saham dan Reksadana yang Cocok untuk Pemula

Kiat-kiat Menjadi Sleeping Investor dalam Investasi Saham

Tips sleeping investor
Tips jadi sleeping investor (123rf)

Meski sudah melakukan keempat cara di atas, ada beberapa kiat yang mungkin bisa memperkuat posisimu sebagai sleeping investor, terutama jika kamu ingin menanamkan dana dalam bentuk saham. Berikut adalah beberapa tips sukses menjadi sleeping investor yang bisa kamu terapkan.

1. Kenali Perusahaan Beserta Pengelolanya

Saat memutuskan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan, kamu tidak hanya perlu mengenal perusahaan tersebut beserta kinerjanya. Kamu juga perlu mengenali siapa orang yang mengelola perusahaan tersebut, apakah perusahaan tersebut dikelola oleh orang yang kompeten atau tidak, dan bagaimana orang tersebut mengelolanya.

2. Ketahui Sektor Bisnis Perusahaan

Selain mengenali pengelola suatu perusahaan yang akan ditanamkan investasi, kamu juga perlu mengetahui sektor perusahaan tersebut beserta seluk-beluknya. Hal ini perlu dilakukan agar kamu mengetahui mana sektor bisnis yang sedang tumbuh dan mana yang tidak.

3. Pilih Perusahaan Dengan Margin Profit Besar

Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka semakin tinggi juga harga saham di perusahaan tersebut. Jika kamu ingin berinvestasi jangka panjang dalam instrumen saham, maka pilihlah perusahaan yang memiliki tingkat profit yang tinggi. Dengan begitu, potensi dividen yang kamu dapatkan juga tinggi.

4. Pilih Saham Undervalued

Saat akan berinvestasi saham, pilihlah perusahaan yang memiliki price to earning ratio (PER) rendah dengan price to book value (PBV) kurang dari satu. Jika PER suatu perusahaan lebih rendah ketimbang emiten lainnya di sektor bisnis yang sama, maka harga perusahaan tersebut akan lebih murah.

Baca juga: Yuk Belajar Investasi Saham dan Strateginya di Sini

Menjadi sleeping investor tentu jadi impian banyak orang. Kunci utama untuk menjadi sleeping investor adalah memiliki tekad yang kuat dan terus belajar untuk berkembang sehingga lebih andal dalam membaca peluang investasi.

 

Mau tahu lebih banyak tips terkait investasi dan reksadana? Tenang, ada BMoney yang siap mendukungmu dengan beragam tips dan info menarik lainnya.

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!