Dengan semakin berkembangnya teknologi, aktivitas perbankan seperti menabung atau bahkan meminjam uang juga bisa dilakukan secara mudah. Untuk mempermudah pembelian aset atau penanaman modal, hampir seluruh transaksi bisa dilakukan secara kredit.
Saat mengajukan pinjaman atau melakukan aktivitas perbankan, nasabah akan dihadapkan pada pilihan waktu untuk melakukan pembayaran cicilan sampai lunas atau melakukan penanaman dana sampai tenggat waktunya habis. Inilah yang disebut tenor.
Tenor adalah salah satu istilah yang mungkin terdengar familiar di telinga kamu, terutama jika kamu cukup sering melakukan transaksi perbankan. Saat melakukan pinjaman dana, pembelian properti dengan cicilan, atau bahkan menanamkan dana dalam bentuk deposito, tenor adalah hal penting yang harus kamu ketahui pertama kali.
Selain mempermudah pengusahaan kepemilikan dan pembayaran utang, tenor dalam perkreditan juga bisa digunakan dalam investasi jangka panjang dengan memperhatikan tenornya.
Lantas, apa itu tenor? Pahami istilah tersebut melalui penjelasan berikut.
Baca juga: Right Issue adalah: Pengertian, Nilai dan Periode, serta Keuntungannya
Definisi Tenor
Tenor adalah jangka waktu biasa ditetapkan pihak bank atau penyedia layanan kredit untuk nasabah atau peminjam dana. Dalam periode tertentu, kamu sebagai nasabah atau peminjam dana diwajibkan untuk melakukan pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang telah disebutkan dalam kesepakatan bersama.
Ketika kamu akan mengajukan pinjaman dalam jumlah besar, maka kamu tentu perlu memperhitungkan kemampuanmu dalam membayar cicilan tersebut. Oleh karena itu, pihak bank atau penyedia pinjaman akan menawarkan tenor sebagai salah satu kemudahan dalam melakukan pembayaran.
Setiap tenor akan mensyaratkan jumlah pembayaran yang berbeda-beda. Makin panjang tenor yang diambil, makin sedikit jumlah cicilannya namun makin tinggi nominal pembayarannya. Sebaliknya, makin singkat tenornya, makin banyak jumlah uang yang harus dibayarkan sebagai cicilan, namun nominal pembayaran secara keseluruhannya akan lebih kecil.
Oleh karena itu, pastikan kamu mengetahui kemampuan finansial yang bisa dipenuhi sebelum mengajukan pinjaman atau menanamkan dana dalam bentuk investasi lainnya.
Baca juga: AUM (Asset Under Management) adalah: Pengertian dan Fungsinya
Kategori Tenor Berdasarkan Waktunya
Untuk mempermudah nasabah dalam melakukan kredit, pihak bank atau kreditur akan memberikan beberapa pilihan tenor yang berbeda. Hal ini diberikan sebagai layanan untuk siapa pun agar dapat melakukan pembayaran sesuai dengan kemampuan. Berdasarkan waktu pembayarannya, maka tenor dibagi ke dalam dua kategori berikut ini.
1. Tenor panjang
Sesuai dengan namanya, pilihan tenor berdasarkan waktu yang satu ini memungkinkan peminjam dana untuk memiliki pengembalian dana dalam rentang waktu yang panjang. Jangka waktu yang biasa diberikan dalam tenor kategori ini adalah mulai dari 3 sampai 30 tahun. Salah satu jenis pinjaman yang biasanya menerapkan tenor panjang adalah kredit kendaraan bermotor, rumah, tanah, dan properti lainnya.
Perlu diingat bahwa tidak semua orang bisa memperoleh tenor dalam jangka waktu panjang karena pihak bank atau pemberi dana akan melakukan survei terlebih dulu kepada peminjam. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan jenis pekerjaan, pendapatan, dan jaminan pembayaran lainnya.
Untuk meminimalisasi risiko kerugian, pihak bank atau kreditur akan memberi pinjaman kepada mereka yang berpenghasilan tetap dan juga memiliki kondisi kesehatan yang dianggap ideal.
2. Tenor pendek
Jenis tenor berdasarkan waktu lainnya adalah tenor dalam jangka waktu pendek. Jenis tenor ini memungkinkan peminjam dana untuk memiliki waktu pengembalian yang jauh lebih singkat, mulai dari 1 bulan sampai 3 tahun. Jenis tenor ini biasanya diimplementasikan dalam pinjaman dengan nominal kecil, seperti pembelian alat elektronik, perabotan rumah tangga, dan lain-lain.
Baca juga: Value Investing adalah: Pengertian, Nilai Intrinsik, dan Langkah-langkahnya
Kategori Tenor Berdasarkan Konteksnya
Selain berdasarkan waktu yang ditentukan, kategori tenor juga bisa dilihat berdasarkan konteksnya. Berikut adalah kategori tenor yang biasa dilakukan dalam transaksi perbankan.
1. Tenor pinjaman
Dalam konteks pinjaman dana, tenor adalah waktu yang diberikan kepada peminjam untuk melakukan pembayaran dengan skema cicilan. Kamu yang akan meminjam uang, mencicil barang, atau bahkan membeli rumah akan diberikan pilihan tenor yang nantinya disepakati dan disetujui oleh kedua belah pihak.
2. Tenor deposito
Dalam konteks deposito, tenor adalah jangka waktu yang digunakan oleh para investor untuk menanamkan dananya dalam bentuk deposito. Pihak bank biasanya akan memberikan penawaran tenor kepada investor dalam beberapa pilihan, mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan, sampai satu tahun. Selain memberikan kemudahan untuk berinvestasi, tenor deposito juga memberi keuntungan lain dalam bentuk suku bunga yang lebih tinggi ketimbang tabungan biasa.
Baca juga: Cara Menghitung Bunga Deposito
Jenis-Jenis Tenor dalam Perkreditan
Berikut ini adalah jenis-jenis tenor yang mungkin sering kamu temui dalam perkreditan.
1. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan jenis kredit yang satu ini. KPR merupakan kredit yang digunakan untuk membeli hunian, baik dalam bentuk subsidi maupun komersial. Dalam implementasinya, bank akan memberikan dua suku bunga berbeda dalam kredit jenis ini.
Pertama, suku bunga tetap atau fixed rate yang berarti tingkat bunga cicilan tidak akan mengalami perubahan sampai kamu melunasi cicilan tersebut. Artinya, kamu tidak perlu takut jika suatu hari nominal cicilan yang harus dibayarkan akan mengalami kenaikan. Skema ini biasanya diaplikasikan dalam KPR subsidi.
Suku bunga kedua adalah suku bunga mengambang alias floating rate, yaitu tingkat bunga cicilan yang bergerak atau berubah sesuai dengan kondisi tingkat suku bunga kredit yang ada dan berlaku di pasar.
2. Kredit Tanpa Agunan (KTA)
Jenis pinjaman yang satu ini cukup populer di masyarakat karena persyaratannya yang cukup mudah dipenuhi, yaitu hanya tinggal melakukan pengajuan pinjaman tanpa perlu adanya jaminan. Meski begitu, KTA biasanya akan menerapkan tenor yang singkat dengan besaran cicilan yang lebih besar ketimbang jika kamu mengajukan kredit dengan agunan.
Misalnya saja, jika kredit dilakukan dengan agunan, bunga yang ditetapkan dalam skema pembayaran adalah sebesar 0,5 persen. Namun, ketika kamu mengajukan pinjaman KTA, maka suku bunga tersebut bisa saja naik menjadi 1 persen. Sementara itu, tenor pinjaman KTA biasanya berkisar antara 1-5 tahun.
3. Kredit dengan Agunan
Kamu yang ingin menghindari tingkat suku bunga yang tinggi dalam tenor pinjaman bisa mengajukan pinjaman jenis ini. Kredit dengan Agunan sering juga disebut Kredit Multiguna. Kamu yang ingin mengajukan pinjaman jenis ini biasanya harus memiliki aset likuid sebagai jaminan. Misalnya, aset berupa tanah, rumah, ruko, atau apartemen yang bisa dilelang atau dijual jika suatu waktu pembayaran terdeteksi macet.
Baca juga: Pengertian, Fungsi, dan Contoh Kredit Investasi
Demikian penjelasan tentang apa itu tenor, apa saja kategori dan jenis-jenisnya. Alih-alih mengajukan pinjaman untuk memperkaya aset, sebaiknya melakukan investasi berkala untuk mencapai kebebasan finansial. Misalnya, berinvestasi di aplikasi BMoney yang bisa diunduh di Play Store atau App Store. Selain bisa mempelajari berbagai teknik pengelolaan keuangan, kamu juga bisa berinvestasi reksa dana dengan modal mulai dari Rp10 ribu saja.