Jelang akhir tahun, pasar saham sedang berisap-siap memasuki musim window dressing. Istilah tersebut mungkin terdengar asing di telinga masyarakat awam. Namun, jika kamu sudah berkomitmen untuk terjun ke dunia ini, kamu tentu harus mulai mempelajari istilah tersebut.
Window dressing adalah istilah yang biasa digunakan para pelaku investasi untuk menunjukkan adanya dugaan emiten ataupun manajer investasi dalam memoles kinerja pada akhir tahun. Musim tersebut biasa terjadi pada akhir tahun, khususnya bulan Desember.
Rata-rata manajer investasi akan memilih saham-saham prospektif dan undervalued yang mampu meningkatkan kualitas kinerja portofolio manajer investasi tersebut. Saham-saham yang memiliki harga tinggi biasanya akan mengalami kenaikan karena secara valuasi pun masih dianggap murah sejalan dengan adanya perbaikan kinerja.
Tahun ini, window dressing diperkirakan terjadi pada saham sektor komoditas batu bara dan konstruksi dan berpotensi meningkatkan performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kisaran angka 7.400-7.500.
Sebelum membahas lebih lanjut, pahami dulu apa itu window dressing dan cara kerjanya dengan membaca tulisan ini sampai akhir.
Baca juga: Right Issue adalah: Pengertian, Nilai dan Periode, serta Keuntungannya
Definisi Window Dressing
Manajer investasi reksa dana atau manajer portofolio biasanya menggunakan strategi window dressing saat menjelang akhir tahun atau kuartal keempat untuk meningkatkan performa kinerja dana yang mereka kelola sebelum diberikan kepada para pemegang saham atau klien mereka.
Window dressing adalah upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memperbaiki laporan keuangan di masa tutup buku atau kuartal akhir. Upaya ini biasanya dilakukan dengan penundaan pembayaran kewajiban atau laporan keuangan yang dilakukan lebih cepat daripada seharusnya. Oleh karena itu, momen ini juga menjadi waktu yang tepat bagi para investor untuk berburu saham.
Strategi ini pada dasarnya dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan performa instrumen aset suatu perusahaan sebelum disajikan kepada klien atau pemegang saham. Dengan begitu, nilai saham perusahaan tersebut lebih bernilai karena kinerja perusahaan yang berkualitas.
Baca juga: AUM (Asset Under Management) adalah: Pengertian dan Fungsinya
Fungsi Window Dressing
Lalu, apa fungsi window dressing bagi investor ataupun perusahaan?
Bagi investor, window dressing adalah salah satu upaya yang bisa dijadikan tolok ukur dalam memantau laporan kinerja dana secara cermat. Beberapa manajer investasi mungkin mencoba melakukan pengembalian dana dengan cara ini. Artinya, investor harus berhati-hati terhadap kepemilikan dana tersebut sehingga perlu memantau dana yang diinvestasikan apakan dipergunakan sejalan dengan strategi dana secara keseluruhan atau tidak.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa window dressing berfungsi sebagai indikator dalam melihat apakah suatu perusahaan benar-benar memiliki kinerja yang baik atau tidak.
Bagi perusahaan, window dressing sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengembalian dana dalam jangka pendek sehingga mampu menarik investor untuk memperpanjang investasi atau bahkan menarik investor baru untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut.
Baca juga: Pengertian Manajer Investasi dan Tips Memilih yang Terbaik
Cara Kerja Window Dressing
Setelah memahami definisi beserta fungsi window dressing, kamu juga perlu mempelajari bagaimana kinerja strategi yang satu ini.
Pada akhir kuartal, manajer investasi bertanggung jawab dalam membuat laporan keuangan dan daftar portofolio yang nantinya akan diserahkan kepada klien atau investor. Hal ini diperlukan agar investor dapat melakukan analisis profit atau keuntungan berdasarkan nilai investasi yang dilakukan di perusahaan tersebut.
Laporan kinerja dan daftar kepemilikan aset di perusahaan ini biasanya diserahkan kepada klien atau investor setiap kuartal. Kemudian, klien akan menggunakan laporan tersebut untuk memantau pengembalian investasi mereka.
Kendala yang mungkin terjadi adalah jika isi laporan keuangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh manajer investasi. Jika hal ini terjadi, maka manajer investasi akan segera melakukan window dressing dengan cara menjual saham yang berpotensi mengalami kerugian besar dan menggantikannya dengan saham lain yang memiliki prospek lebih baik dalam jangka pendek.
Penjualan saham berpotensi rugi dan pembelian saham berpotensi profit ini dilakukan oleh manajer investasi sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja keseluruhan portofolio.
Baca juga: Value Investing adalah: Pengertian, Nilai Intrinsik, dan Langkah-langkahnya
Contoh Kasus Window Dressing
Jika setelah membaca definisi dan cara kerja di atas kamu masih belum memahami secara jelas apa itu window dressing, perhatikan contoh berikut agar kamu dapat mempelajarinya.
Suatu perusahaan, sebut saja perusahaan A, sedang memasuki akhir periode pelaporan keuangan sehingga ia harus segera membuat laporan keuangan perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat dilihat menarik dan prospektif bagi para calon investor atau pemegang saham.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan A pun melakukan window dressing dengan “memperoleh” dan memegang uang tunai bernilai besar sehingga terlihat likuid di mata para pemegang saham.
Dengan cara ini, perusahaan A akan dapat melakukan pembayaran pinjaman, membagikan dividen kepada para pemegang saham, mengubah proyeksi penjualan, dan menggunakan arus kas substansial untuk melakukan ekspansi bisnis.
Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengubah banyak hal yang terjadi di dalam perusahaan sehingga dapat mendorong kenaikan harga saham atau aset di perusahaan tersebut. Inilah yang menjadi daya tarik bagi para investor untuk kemudian memutuskan berinvestasi di perusahaan tersebut.
Meski begitu, bukan berarti window dressing adalah strategi yang melibatkan representasi palsu yang melanggar hukum. Ini hanyalah strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja mereka yang tidak terlalu jauh dari kebenarannya.
Baca juga: Sleeping Investor adalah Orang Paling Santai dengan Cuan Paling Mantap, Minat?
Nah, jika kamu tertarik untuk membeli saham saat window dressing, perhatikan hal-hal berikut.
- Pilih saham uptrend yang berpotensi lebih mudah dalam menghasilkan keuntungan.
- Lakukan diversifikasi modal agar kamu tidak kehilangan modal saat mengalami kerugian besar.
- Pilih saham dengan fundamental yang baik karena tingkat likuiditasnya terjamin aman.
- Lakukan valuasi harga saham, baik overvalued maupun undervalued.
- Pilih saham prospektif yang masih bertumbuh atau sudah matang.
Itulah informasi yang perlu kamu ketahui terkait definisi, fungsi, cara kerja, dan contoh window dressing. Sebelum kamu membeli suatu saham di momen ini, pastikan kamu sudah mengetahui apa saja teknik analisis yang perlu dilakukan agar dapat memperoleh saham bernilai bagus.
Kesimpulannya, window dressing adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan performa kinerjanya agar terlihat baik di mata klien ataupun investor. Momen ini bisa menjadi peluang bagi kamu untuk melakukan jual beli saham setelah melakukan analisis teknikal secara mendalam.
Jadi, apakah kamu sudah menemukan strategi yang tepat menjelang window dressing tahun 2022 nanti?
Selain mempelajarinya secara teori, kamu juga bisa langsung mengaplikasikan teori investasi dengan menggunakan aplikasi investasi. Saat ini, sudah banyak aplikasi investasi yang bisa digunakan secara praktis dan aman. Salah satunya adalah aplikasi investasi BMoney yang bisa diunduh di Play Store atau App Store. Selain bisa mempelajari berbagai teknik investasi, kamu juga tentu bisa berinvestasi reksa dana dengan modal mulai dari Rp10 ribu saja.