Dalam dunia investasi, terdapat istilah yang disebut yield, yaitu tingkat pengembalian yang tidak dilakukan berdasarkan selisih kenaikan harga, tetapi berdasarkan suku bunga. Jenis yield sendiri bermacam-macam, mulai dari current yield, yield to maturity, yield to call, yield to worst, dan dividend yield.
Kali ini, kita akan berbicara soal yield to maturity, salah satu bentuk pengembalian yang dilakukan berdasarkan suku bunga yang bisa digunakan untuk memprediksi tingkat pengembalian sampai akhir masa jatuh tempo.
Baca juga: Pahami Apa Itu Screening Saham dan Alasan Harus Melakukannya!
Pengertian Yield to Maturity
Yield to maturity adalah penghitungan yang menunjukan imbal hasil atau tingkat pengembalian dana yang diperoleh investor dari hasil investasi surat berharga seperti obligasi sampai periode jatuh tempo. Perhitungan imbal hasil ini biasanya disajikan dalam bentuk persentase.
Penting untuk diingat bahwa nilai yield berbanding terbalik dengan pergerakan harga. Jika harga obligasi naik, maka persentase profit yang akan diperoleh investor akan turun. Begitu juga sebaliknya.
Untuk memprediksi nilai pengembalian dana tersebut, diperlukan analisis terhadap beberapa faktor penting. Mulai dari return per tahun, nilai nominal, harga beli obligasi, hingga tenor atau jangka waktu obligasi.
Banyak orang menganggap yield to maturity adalah tingkat pengembalian yang sama dengan current yield. Padahal, perhitungan tersebut dapat digunakan sebagai acuan prediksi tingkat persentase profit investor dalam periode yang lebih lama. Jangka waktunya berlangsung sampai investor menjual asetnya.
Pada dasarnya, perhitungan ini bisa dijadikan sebagai acuan perbandingan dengan kondisi ideal sebuah produk (surat berharga) dalam kondisi yang sebenarnya.
Baca juga: Penting, Begini Taktik Saat Menghadapi Golden Cross Saham!
Cara Hitung Yield to Maturity pada Investasi Obligasi
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, yield to maturity pada investasi obligasi dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui berapa persentase keuntungan yang mungkin diperoleh investor pada akhir periode investasi.
Kamu dapat melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
YTM = C + (F - P) : n/ (F + P): 2 x 100%
Keterangan:
YTM = yield to maturity
C = return
F = nilai nominal obligasi
P = harga beli obligasi
n = tenor
Untuk lebih jelasnya, simak contoh perhitungan YTM sebagai berikut.
Kamu membeli obligasi Rp1.000.000 dengan imbal hasil 5% per tahun. Instrumen investasi tersebut memiliki jangka waktu alias tenor selama 2 tahun. Untuk membelinya, kamu harus mengeluarkan uang sebesar Rp1.054.520. Jika kamu memegang surat berharga tersebut sampai akhir periode, maka imbal hasil yang bisa kamu dapatkan adalah:
YTM = (50.000 + (1.054.520 – 1.000.000) : 2) : (1.054.520 + 1.000.000) : 2)
= 77.260 : 1.270.260
= 0,06%
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yield to maturity adalah persentase keuntungan yang diperoleh dari hasil investasi yang dilakukan sampai periode jatuh tempo berakhir. Perhitungan tersebut dapat digunakan sebagai acuan bagi para investor untuk memperkirakan berapa imbal hasil yang dapat diperoleh selama periode investasi.
Baca juga: Swing Trading: Kelebihan, Kelemahan, dan Indikator
Jenis-Jenis Yield Lainnya di Investasi Obligasi
Berikut ini adalah beberapa jenis yield dalam investasi obligasi selain YTM yang sudah dijelaskan di atas.
1. Current yield
Apa itu current yield? Investor yang baru berkecimpung di dunia obligasi mungkin belum sepenuhnya memahami yield yang satu ini. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui pengertian current yield dan cara menghitungnya pada investasi obligasi di pasar modal.
Pasar modal memang menjadi salah satu ajang pembuktian para investor untuk bertarung di dunia investasi dengan cara menanamkan modal yang mereka miliki di dalamnya. Beberapa pilihan instrumen investasi yang bisa dipilih di antaranya adalah saham, obligasi, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN), dll.
Namun, investasi tersebut memberikan penawaran imbal hasil yang dilakukan berdasarkan tingkat suku bunga, nilai tukar, dll. Current yield adalah tingkat pengembalian yang dilakukan berdasarkan jumlah nilai kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga terakhir obligasi di pasar.
Tingkat pengembalian yang juga disebut sebagai nominal yield ini mengacu pada nilai tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh suatu obligasi. Misalnya, suatu obligasi menawarkan pengembalian sebesar 7%, maka yield yang dihasilkan oleh instrumen tersebut adalah 7%. Yield saat ini atau current yield merupakan rasio antara kupon bunga dengan harga obligasi saat ini.
2. Yield to call
Yield yang satu ini merupakan tingkat pengembalian yang muncul ketika penerbit menarik kembali surat utang atau obligasi dari semua pemilik saham. Kondisi yield to call hanya bisa dilakukan oleh perusahaan dengan saham callable (dapat ditarik lagi dari investor). Cara menghitungnya hampir mirip dengan cara menghitung yield of maturity, bedanya hanya terdapat pada kesimpulan akhirnya saja.
3. Yield to worst
Jenis yield terakhir yang perlu kamu ketahui adalah yield to worst, yaitu tingkat pengembalian terendah yang biasa dilakukan oleh perusahaan sebagai dasar pengembalian dana ke investor. Pengembalian ini biasanya dilakukan ketika sewaktu-waktu terjadi callback saham sebelum jatuh tempo berakhir.
Jenis perhitungan tingkat pengembalian investasi ini biasanya dilakukan oleh emiten penyedia saham dengan jangka waktu di atas 10 tahun. Cara menghitungnya pun terbilang mudah. Kamu hanya tinggal menghitung yield to maturity (YTM) dan yield to call (YTC), lalu mengambil angka terendah dari keduanya.
Misalnya, suatu perusahaan ingin menarik obligasi berjangka 20 tahun yang sudah dipegang oleh investor selama 10 tahun. Pada laporan keuangan terakhir, harga saham yang tercatat di perusahaan tersebut adalah Rp3.500 dengan pengembalian sebesar Rp125 per lembar saham. Saat ini, harga saham di perusahaan tersebut adalah Rp6.000 per lembar.
Setelah menghitung YTM dan YTC, didapatkan nilai YTM yang lebih besar daripada YTC. Dalam kesepakatan YTW, maka nilai persentase pengembalian yang dipilih adalah YTM.
Baca juga: Tips Menghindari Penipuan Robot Trading
Demikianlah informasi terkait pengertian dan cara menghitung yield to maturity dalam investasi obligasi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tingkat pengembalian dalam instrumen investasi yang satu ini bermacam-macam sehingga kamu perlu memahami seluruh jenis yield di atas.
Penting untuk diingat bahwa kamu perlu mengetahui risiko yang mungkin terjadi ketika memutuskan untuk berinvestasi di instrumen obligasi. Hal ini diperlukan agar kamu tidak hanya bisa memperkirakan besaran keuntungan yang mungkin diperoleh, tapi juga mendapatkan bayangan terkait risiko yang mungkin dihadapi.
Selain berinvestasi dalam bentuk obligasi, kamu juga bisa berinvestasi di instrumen lain untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya, berinvestasi reksa dana melalui aplikasi investasi BMoney yang bisa di-download di Play Store atau App Store. Apa saja keuntungan yang bisa kamu peroleh dari investasi tersebut? Coba sekarang!