Ini Artinya ARA Saham yang Perlu Kamu Ketahui!

Imanuel Kristianto

11 Juli 2022

Apa itu ARA saham (Foto: 123rf)
Apa itu ARA saham (Foto: 123rf)

Dalam dunia saham, terdapat istilah singkatan ARA dan ARB yang masing-masing merupakan kepanjangan dari auto reject atas (ARA) atau auto reject bawah (ARB). Keduanya merupakan mekanisme perdagangan dalam pasar modal yang bertujuan untuk melindungi investor agar terhindar dari kerugian. 

Bagi investor yang sudah lama terjun ke dunia saham, kedua istilah tersebut tentu bukan hal asing. Tapi, bagi kamu yang baru mulai berinvestasi dan terjun ke pasar modal, tentu keduanya masih terdengar asing.

Pada dasarnya, harga saham sangat fluktuatif alias mudah naik dan turun, atau bahkan tidak bergerak sama sekali. Karakter inilah yang membuat para investor harus mempertimbangkan dengan cermat saham yang akan mereka beli. 

Oleh karena itu, diperlukan mekanisme pertahanan yang dinamakan auto rejection atau auto reject saham untuk menjaga harga saham agar tetap terkendali. Auto reject saham atau auto rejection merupakan batasan atas atau bawah dari sebuah kenaikan dan penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan. Mekanisme ini diberlakukan supaya investor tetap terlindungi dari kenaikan harga yang terlalu tinggi. 

Sistem bursa akan secara otomatis menolak permintaan transaksi yang masuk ketika harga saham menembus batas maksimum atau minimum yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini diperlukan agar perdagangan saham tetap berjalan wajar seperti biasanya.

Lantas, apa itu ARA saham dan apa perbedaannya dengan ARB? Simak penjelasan berikut untuk mengetahuinya.

 

Baca juga: Cara Kerja Saham sebagai Instrumen Investasi dan Trading

Apa Itu ARA Saham?

definisi ara saham
Apa itu ARA saham? (123rf)

Auto rejection atas (ARA) merupakan batas maksimum kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan bursa. Suatu saham dapat disebut terkena ARA jika saham tersebut naik hingga menyentuh batas atas yang ditetapkan bursa secara signifikan. 

Misalnya, pada perdagangan bursa hari Senin, saham A ditutup dengan harga Rp2.000. Pada keesokan harinya, batas ARA saham tersebut adalah harga saham hari ini ditambah 25% dari kenaikan maksimal hari ini, yaitu Rp2.000 + (Rp2.000 x 25%) atau Rp2.500. Jika harga saham pada hari Selasa melewati batas Rp2.500, artinya saham tersebut telah mengalami ARA sehingga tidak akan diperjualbelikan di pasar.

Jika ARA saham merupakan auto reject atas, maka ARB atau auto reject bawah merupakan kebalikan dari ARA, yaitu batas maksimal penurunan harga saham pada satu hari bursa.

Misalnya, pada perdagangan hari Senin, saham B ditutup dengan harga Rp4.000. Jika batas auto rejection yang berlaku adalah 7%, maka penurunan harga saham B maksimal pada keesokan harinya dapat diketahui dengan cara berikut: Rp4.000 – (Rp4.000 x 7%) = Rp3.720. 

Artinya, saham B dinyatakan telah mengalami ARB jika harganya berada di bawah Rp3.720. Dengan demikian, saham yang terkena ARB tersebut juga tidak akan muncul secara otomatis di antrean beli. 

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa perbedaan ARA dan ARB terletak pada batas ARA saham atau ARB yang dihitung berdasarkan rumus mekanisme di atas. Batas ARA saham adalah batas maksimum kenaikan harga, sedangkan batas ARB saham merupakan batas maksimum penurunan harga. 

Baca juga: 8 Cara Menabung Saham untuk Mendapat Keuntungan Maksimal

Batas ARA Saham

ARA Saham
Batas ARA saham (123rf)

Menurut peraturan Bursa Efek Indonesia, kebijakan terkait kenaikan dan penurunan saham yang berlaku saat ini dijalankan sesuai dengan Keputusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 yang berlaku saat perdagangan normal.

Jika harga saham berkisar antara Rp50 – Rp200, maka batas kenaikan dan penurunan harganya dalam sehari adalah 35 persen. Jika harga saham berkisar antara Rp200 – Rp5.000, maka batas kenaikan dan penurunannya dalam sehari adalah 25 persen. Jika harga saham mulai dari Rp5.000, maka batas kenaikan dan penurunan harganya dalam sehari adalah 20 persen.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa batas ARA dalam sehari berkisar antara 20 sampai 35 persen, bergantung pada nilai dari saham tersebut. 

Akan tetapi, ada aturan yang berbeda untuk saham IPO atau saham yang baru saja masuk ke bursa. Batas ARA dan ARB saham jenis ini adalah dua kali dari persentase auto rejection yang telah disebutkan di atas. 

Baca juga: Cara Membaca Grafik Saham yang Tepat untuk Investor Pemula

Manfaat ARA Saham 

Manfaat ARA Saham 
Manfaat ARA saham (123rf)

Mekanisme auto reject pada dasarnya dilakukan untuk melindungi transaksi di pasar agar investor terhindar dari kerugian. Oleh karena itu, ada manfaat ARA saham atau ARB saham yang perlu kamu ketahui.

1. Manfaat ARA saham untuk trader dan investor

Manfaat ARA saham pertama dapat dirasakan langsung oleh pelaku pasar, yaitu trader dan investor. Para trader, misalnya, mereka akan mendapat capital gain saat saham yang mereka beli mengalami kenaikan sampai batas atas. Kondisi seperti inilah yang membuat kebanyakan trader melakukan taking profit.

Dengan kemampuan analisis teknikal saham dan strategi yang matang, para trader ataupun investor dapat memperoleh manfaat ARA saham yang satu ini.

2. Manfaat ARA saham untuk emiten

Ternyata, manfaat ARA saham tidak hanya bisa dirasakan oleh trader dan investor, tapi juga oleh perusahaan yang bertindak sebagai emiten. Dengan adanya ARA dan ARB, nilai saham akan secara otomatis terlindungi sehingga nilai saham emiten akan terhindar dari penurunan signifikan dalam waktu singkat. 

Hal ini penting agar perusahaan yang nilai sahamnya turun dapat meminimalisasi kerugian yang mungkin terjadi secara ekstrem.

Baca juga: Cara Main Saham Pemula yang Mudah dan Bisa Mulai Dijalankan

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Beli Saham yang Terkena ARA

tips beli saham ara
Tips beli saham ARA (123rf)

Beberapa saham yang berpotensi terkena ARA antara lain adalah saham IPO atau saham yang pertama kali masuk ke bursa dan dijual di publik, saham yang terkena sentimen tertentu, bukan merupakan saham dengan kapitalisasi pasar besar, serta umumnya adalah saham berkapitalisasi kecil dan menengah. Nah, supaya kamu terhindar dari saham yang terkena ARA, perhatikan hal-hal berikut ini.

1. Faktor pengaruh

Kenali apa yang menjadi faktor pengaruh atau faktor yang mengakibatkan adanya kenaikan atau penurunan harga saham secara signifikan. Apakah saham tersebut terkena suatu sentimen atau memiliki tingkat likuiditas yang rendah sehingga mudah digoreng.

2. Pompom saham

Suatu saham bisa terkena auto rejection jika mengalami pompom saham, yaitu upaya yang dilakukan oleh suatu pihak untuk mengajak pihak lainnya dalam berinvestasi di saham tertentu. Upaya tersebut biasanya dilakukan oleh influencer di media sosial.

3. Perubahan harga yang sangat cepat

Saham yang mengalami ARA atau ARB akan mengalami perubahan harga yang sangat cepat, misalnya dalam hitungan menit atau bahkan detik. Jika kamu baru terjun ke dunia investasi, hindari membeli saham yang perubahan harganya terlalu cepat agar terhindar dari saham auto reject, apalagi jika saham tersebut sudah masuk ke dalam daftar Unusual Market Activity (UMA).

Baca juga: Aplikasi Investasi Saham dan Reksadana yang Cocok untuk Pemula

Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli saham yang terkena auto rejection. Selain mempelajarinya, jangan lupa untuk terus belajar menganalisis fundamental atau teknikal saham sehingga kamu bisa makin mahir dalam bermain saham.

Jika kamu ingin memulai investasi yang sesuai dengan profil risikomu, saatnya berinvestasi reksa dana mulai dari Rp10 ribu melalui aplikasi BMoney atau download aplikasinya di Play Store atau App Store.

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!