Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya merencanakan keuangan untuk masa depan adalah pertanda baik untuk iklim investasi. Selain menabung, berbagai produk investasi mulai dilirik. Hal ini diikuti pula oleh maraknya aplikasi-aplikasi penyedia jasa investasi yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menandakan bahwa investasi mulai akrab dengan masyarakat.
Sebagian besar masyarakat tertarik dengan berapa banyak dan berapa lama balik modal investasi bisa diperoleh. Jawaban dari pertanyaan tersebut tentu beragam, bergantung pada jenis investasi yang dipilih.
Namun, sebelum bicara tentang balik modal, siapkan diri lebih dulu bahwa berinvestasi bisa juga merugi alias modal yang kamu keluarkan bisa saja tidak balik. Lalu, apa saja tips berinvestasi untuk meminimalisasi risiko semacam itu dan berapa keuntungan yang harus diperoleh agar bisa balik modal setelah mengalami kerugian? Simak penjelasan berikut.
Tips Investasi Aman dan Nyaman
Sebelum berbicara tentang balik modal investasi, ketahui lebih dulu tentang tips berinvestasi yang bisa membantumu. Bagaimanapun, memulai sebuah investasi sama seperti memulai sebuah pertaruhan.
Pahami lebih dulu risiko produk investasi yang kamu pilih sebelum benar-benar mengeluarkan modal, apalagi bicara tentang balik modal investasi. Untuk lebih lengkapnya simak uraian berikut ini!
1. Tentukan Tujuan Investasi
Langkah pertama adalah ketahui lebih dulu tujuanmu dalam berinvestasi. Apakah untuk membeli rumah, menyiapkan biaya sekolah untuk masa depan anak, liburan atau menyiapkannya sebagai dana pensiun. Tujuan berinvestasi penting dibuat untuk memudahkanmu dalam menyusun strategi guna menargetkan imbal balik atau keuntungan yang ingin didapatkan.
2. Pakai Bantuan Aplikasi BMoney
Hal yang membuat banyak pemula berhenti di tengah jalan atau di awal adalah kesulitan memahami seluk-beluk investasi. Untuk meminimalisasi hal tersebut, tidak ada salahnya meminta bantuan pada tenaga yang lebih ahli.
Saat ini, bantuan dalam berinvestasi sudah tersedia dalam bentuk aplikasi, salah satunya BMoney. BMoney akan membantumu dalam memilih jenis investasi yang tepat dan membimbing langkahmu dalam berinvestasi.
Baca juga: Tips Investasi Saham untuk Pemula
3. Tentukan Besaran Dana Investasi
Saat memutuskan untuk berinvestasi, pastikan kebutuhan dasarmu telah terpenuhi. Idealnya, dana yang dipakai untuk investasi adalah uang ‘diam’ yang kira-kira tidak akan dipakai dalam waktu 5 tahun.
Jangan pakai dana untuk kebutuhan bulanan atau dana yang sudah dialokasikan. Kamu harus tanamkan bahwa investasi bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga bisa membuatmu rugi.
4. Jangan Emosional
Penting untuk tidak emosional dalam berinvestasi. Kamu harus ambil tindakan berdasarkan situasi yang sedang terjadi di pasar saham, bukan karena ikut pilihan orang banyak, ketakutan berlebihan apalagi karena tamak. Utamakan logika dan ambil keputusan dengan mengikuti kondisi yang tengah terjadi.
5. Ketahui Underlying Assets
Underlying asset merupakan aset (berwujud atau tidak berwujud) bernilai ekonomis yang dapat digunakan sebagai dasar transaksi penerbitan suatu instrumen investasi. Aset pendasar ini berfungsi untuk menjamin bahwa instrumen investasi yang diterbitkan memiliki nilai sama dengan aset yang tersedia.
Underlying assets juga menjadi komponen penting dalam instrumen investasi keuangan karena dapat meningkatkan keamanan investasi. Jika kamu berinvestasi reksa dana, underlying assets yang dimaksud antara lain adalah saham, obligasi, efek syariah, pasar uang, atau campuran dari instrumen investasi tersebut.
Saat berinvestasi, pastikan untuk mengetahui soal underlying asset ini serta pengaruhnya terhadap peluang mendapatkan keuntungan atau risiko yang akan terjadi.
6. Pilih Capital Gain atau Utamakan Cash Flow?
Tips investasi selanjutnya adalah memilih antara berinvestasi untuk mendapatkan capital gain yaitu keuntungan yang didapat dari penjualan aset, seperti saham, atau berinvestasi untuk mengelola cash flow.
Jika kamu memilih cash flow, keuntungan yang didapat berasal dari pembagian dividen atau imbal hasil dari investasi yang secara rutin dilakukan dan biasanya berlaku dalam waktu yang panjang.
7. Tetap Tenang Saat Nilai Investasi Menurun
Investasi untuk tujuan mendapatkan keuntungan tentu bukan sesuatu yang salah, tapi ketahui juga bahwa investasi ada kalanya membuatmu mengalami kerugian investasi. Ada waktunya mendapatkan imbal hasil yang lumayan dari investasimu, ada kalanya tidak. Seperti bisnis, investasi bisa untung dan rugi, hasilnya bisa negatif atau positif.
Baca juga: 10 Fungsi Investasi dan Tips Berinvestasi yang Menguntungkan
Sebagai investor, kamu perlu mengetahui instrumen investasi yang dipilih beserta risikonya dan jangan hanya fokus pada keuntungan yang dijanjikan. Jika ingin produk investasi dengan risiko rendah, maka kamu bisa memilih reksa dana pasar uang.
Jika ingin investasi dengan risiko menengah, maka pilihlah obligasi. Sebaliknya, jika berani memilih investasi berisiko besar, maka kamu bisa berinvestasi pada saham. Apapun pilihannya, pastikan untuk tidak panik dan tetap tenang saat investasi mengalami kerugian.
Risiko dalam Berinvestasi
Bicara mengenai risiko investasi, pembahasan akan merujuk pada potensi kerugian investasi. Umumnya, risiko investasi dibedakan menjadi dua, yaitu risiko bersifat sistematis dan tidak sistematis. Seperti apa penjelasannya?
1. Risiko Investasi Sistematis (Systematic Risk)
Risiko investasi bersifat sistematis datang dari faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan atau dihindari. Potensi kerugian dalam berinvestasi semacam ini dapat memengaruhi semua efek atau saham dan tidak dapat dikurangi dengan diversifikasi. Jenis risiko investasi bersifat sistematis ini antara lain:
- Risiko dari suku bunga; muncul karena fluktuasi suku bunga, sehingga bisa mempengaruhi pendapatan investasimu.
- Risiko inflasi atau disebut juga risiko daya beli. Artinya peluang arus kas dari investasi punya nilai lebih rendah di masa depan sebab perubahan daya beli karena inflasi.
- Risiko nilai tukar mata uang (valas); yaitu risiko investasi yang terjadi karena perubahan kurs valuta asing.
-
Risiko komoditas; yaitu risiko investasi yang dipicu oleh perubahan harga komoditas tertentu yang biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga serta permintaan dan penawaran
2. Risiko Investasi Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Berbeda dengan risiko sebelumnya, risiko investasi tidak sistematis ini dapat dikendalikan atau dihindari. Potensi kerugiannya bisa diatasi dengan diversifikasi atau portofolio investasi. Risiko investasi yang termasuk tidak sistematis ini adalah:
- Risiko likuiditas; yaitu risiko yang terjadi sebab kesulitan menyediakan uang tunai dalam periode tertentu.
- Risiko reinvestment; yaitu risiko pada penghasilan aset keuangan yang mengharuskan perusahaan melakukan reinvest.
- Risiko finansial; yaitu risiko investasi terkait struktur pendanaan.
-
Risiko bisnis yaitu potensi kerugian terkait tempat berinvestasi.
Berapa Keuntungan untuk Balik Modal Investasi yang Merugi?
Jika sudah mengetahui tentang potensi kerugian dalam berinvestasi, maka mulailah menyusun strategi mitigasi untuk mempertahankan kestabilan nilai aset dalam portofoliomu.
Salah satu langkah adalah mengalokasikan dana investasi ke dalam beberapa instrumen keuangan. Selain itu, tak ada salahnya mencari tahu berapa banyak keuntungan yang harus dihasilkan untuk mendapatkan balik modal investasi jika kamu mengalami kerugian. Sebagai contoh, simak tabel dan penjelasan berikut ini!
Kerugian |
Keuntungan untuk Balik Modal Investasi |
10% |
11% |
20% |
25% |
30% |
43% |
40% |
67% |
50% |
100% |
60% |
150% |
70% |
233% |
80% |
400% |
90% |
900% |
Dari tabel dan contoh data di atas, terlihat bahwa jika persentase angka kerugian semakin besar, maka keuntungan atau capital gain untuk balik modal investasi pun akan semakin besar. Sebagai contoh, uang yang kamu investasikan adalah sebesar Rp100 juta dan kerugian yang kamu alami sebesar 10%, berarti modalmu tersisa Rp90 juta.
Baca juga: Tips Memulai Investasi Aman yang Mudah untuk Kelola Uangmu
Untuk balik modal investasi, kamu harus mendapatkan keuntungan sebesar 11% menggunakan modal Rp90 juta yang tersisa. Jika situasinya membuatmu merugi hingga 40% atau Rp40 juta dari Rp100 juta, maka kamu harus mendapatkan keuntungan sebesar 67%.
Untuk mendapatkan keuntungan dengan angka kerugian sebesar itu, diperlukan beberapa strategi yang tidak mudah. Oleh karena itu, pastikan tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi siapkan mental untuk menghadapi kerugian.
Selain itu, jangan lupa untuk melakukan diversifikasi dan rutin mengawasi investasimu sendiri. Meski sudah ada banyak aplikasi yang siap membantumu, tetap diperlukan kehati-hatian, kebijakan, dan strategi yang tepat agar tidak mengalami kerugian yang besar. Sudah siap menginvestasikan modalmu dengan segala risikonya?