Meskipun baru terjun ke dunia investasi saham, bukan berarti kamu tidak perlu tahu beragam istilah yang biasa digunakan di dalamnya. Misalnya, istilah bid dan ask yang juga sering muncul saat berinvestasi saham.
Supaya investasi saham yang kamu lakukan berjalan lancar, maka kamu perlu mengetahui apa arti bid dan ask yang biasa dilakukan oleh para investor. Hal ini perlu diketahui agar potensi keuntungan yang ada bisa kamu peroleh secara maksimal sehingga investasi bisa dilakukan dalam jangka panjang.
Baca juga: 8 Daftar Saham Nikel di Bursa Efek Indonesia Tahun 2023
Bagi sebagian besar pemula, bid ask saham mungkin tergolong kategori istilah yang cukup asing dan bahkan sulit dipahami. Tapi, bukan berarti kamu tidak bisa mempelajarinya lho.
Dari sekian banyak istilah yang biasa digunakan di dalam dunia saham, bid dan ask adalah istilah yang cukup populer digunakan. Lantas, apa sih pengertian kedua istilah tersebut dan apa perbedaannya? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Bid dan Ask dalam Saham
Bid berarti penawaran, sedangkan ask adalah istilah yang mengacu pada permintaan. Kedua istilah tersebut mengacu pada proses tawar-menawar harga saham yang dilakukan secara dua arah dengan tujuan untuk memunculkan potensi harga terbaik sehingga sekuritas dapat dijual dan dibeli pada waktu tertentu.
Sama seperti halnya transaksi jual beli pada umumnya, harga penawaran pada transaksi saham juga merupakan harga maksimal yang dapat dibayarkan pembeli untuk saham atau sekuritas lainnya. Sementara itu, harga permintaan adalah harga minimal yang dapat diambil penjual untuk saham dan sekuritas yang sama.
Tampilan bid biasanya tertera pada kolom yang tersedia untuk permintaan beli saham tertentu. Dalam hal ini, ada juga istilah yang disebut bid volume, yaitu istilah yang mengacu pada jumlah slot saham yang diinginkan oleh investor. Sebaliknya, ask adalah penawaran yang tertera di kolom penawaran harga jual saham.
Baca juga: Pengertian Pemegang Saham, Hak dan Kewajiban juga Bedanya dengan Investor
Harga yang tertera di kolom bid ask saham bisa berubah-ubah seiring dengan terjadinya tawar-menawar antara penjual dengan pembeli saham. Penjual bisa saja menurunkan harganya atau pembeli bisa saja menaikkan harganya sampai kedua belah pihak mencapai harga yang dirasa cocok sesuai kesepakatan.
Perbedaan Arti Bid dan Ask dalam Saham
Seperti yang sudah disinggung di atas, bid dan ask adalah dua hal yang berbeda. Namun, banyak orang menggunakan kedua istilah tersebut dalam satu waktu untuk menunjukkan adanya tawar-menawar harga saham.
Baca juga: Cari Tahu Apa Itu Notasi Saham dan Jenis-Jenisnya
Bid merupakan istilah yang biasa digunakan ketika investor ingin membeli saham dengan harga lebih rendah dari harga terakhir kali (last price). Investor dapat memasukkan harga yang ingin dikeluarkan untuk membeli saham yang ditawarkan (bid price).
Sementara itu, ask adalah istilah yang biasa digunakan untuk menunjukkan harga trader yang melakukan antri jual dan sering disebut offer. Jika ada trader lain yang ingin membeli sahamnya, maka trader yang bersangkutan dapat memperoleh saham dengan membelinya di harga jual saham trader tersebut.
Dengan demikian, harga bid adalah harga tertinggi yang bisa ditawarkan penjual yang ingin membeli saham atau sekuritas, sedangkan harga ask adalah harga yang ingin dimasukkan investor ketika menjual saham (offer price).
Ketika investor melakukan bid, ia harus mendapatkan penjual yang bersedia menawarkan saham pada harga bid price. Sebaliknya, saat melakukan offer, investor harus menunggu selama beberapa waktu sampai ada pembeli yang ingin membeli saham tersebut sesuai dengan offer price.
Contoh Penggunaan Bid dan Ask dalam Saham
Supaya kamu bisa lebih memahami arti bid dan ask dalam saham, simak contoh ilustrasi penggunaan keduanya berikut ini.
Contoh 1
Misalnya, kamu ingin membeli suatu saham yang ditunjukkan dengan kode ABCD. Untuk membelinya, kamu ingin melakukan bid dengan harga Rp1.000 dan jumlah pembeliannya adalah sebanyak 100 lot.
Baca juga: Kenali Apa Itu Return, Keuntungan dan Risiko yang Diterima Investor
Dengan memantau situasi pasar terkini, kamu dapat melihat bahwa ada 39.500 antrean lot dengan harga yang sama dari investor lainnya. Sementara itu, harga terakhir saham tersebut di pasar adalah Rp1.050. Jika kamu ingin membeli dengan cepat, maka kamu bisa melakukan pembelian di harga Rp1.050.
Tapi, kalau kamu masih ingin menunggu sampai harga saham tersebut turun, misalnya di angka Rp1.025, maka hal tersebut bisa saja terpenuhi asalkan penjual mau melakukan penjualan saham di harga bid price yang kamu inginkan.
Begitu juga sebaliknya, jika kamu melakukan offer, maka kamu harus menunggu sampai ada pembeli yang ingin membeli saham yang kamu jual sesuai dengan offer price yang kamu tawarkan.
Contoh 2
Contoh lainnya adalah jika ada saham ABCD dengan penawaran tertinggi di angka Rp151.895, maka investor A yang ingin membeli saham pada harga pasar saat ini harus membayar dengan harga tersebut, yaitu Rp151.895. Sementara itu, investor B yang ingin menjual saham ABCD dengan harga pasar saat ini akan menerima uang sebesar Rp151.175.
Jika ada pemilik pasar yang ingin menurunkan harga menjadi sekitar Rp151.175 hingga Rp.151.894 untuk saham ABCD, maka investor akan bersedia membeli saham A pada harga Rp151.175 (harga penawaran) dan dijual dengan harga Rp151.895.
Baca juga: Pengertian Cut Loss Saham dan Waktu yang Tepat Melakukannya
Demikianlah penjelasan mengenai arti bid dan ask dalam saham yang biasa digunakan oleh para investor untuk bersaing dengan investor lainnya. Penting untuk diingat bahwa menentukan harga penawaran dan permintaan ini tentu tidak bisa ditentukan secara sembarangan.
Selain melihat harga pasar, investor juga perlu cermat melihat tren pasar yang sedang berkembang saat ini sehingga bisa memperoleh keuntungan maksimal dari jual beli saham yang dilakukan.
Selain memahami istilah-istilah yang biasa digunakan dalam dunia investasi dan trading, kamu sebagai investor juga perlu memahami berbagai teknik analisis saham dan fundamental sehingga bisa menentukan harga yang layak untuk saham tertentu. Hal ini penting untuk dilakukan agar kamu dapat membeli atau menjual saham dengan harga wajar.
Melakukan analisis teknikal saham memang tidak mudah. Oleh karena itu, kamu juga harus siap menanggung berbagai risiko yang mungkin terjadi saat memutuskan untuk berinvestasi saham.
Akan tetapi, kalau kamu belum memiliki keberanian untuk menanggung risiko yang tinggi, kamu tidak perlu khawatir karena ada banyak instrumen investasi lain yang bisa kamu jajal untuk memperoleh keuntungan. Misalnya, berinvestasi di instrumen lain yang dianggap lebih aman seperti reksa dana.
Baca juga: Sama-Sama Penurunan Nilai Aset, Ini Beda Impairment dan Depresiasi
Saat ini, ada banyak aplikasi yang memudahkan siapa saja untuk berinvestasi reksa dana. Salah satunya adalah aplikasi investasi BMoney yang bisa diunduh melalui Play Store atau App Store.