Black Monday: Sejarah, Penyebab, dan Alasan Memicu Gejolak Pasar Saham

Uji Agung Santosa

24 Oktober 2023

Pengertian black monday dan sejarahnya (123rf.com)
Pengertian black monday dan sejarahnya (123rf.com)

Black Monday adalah sebutan yang disematkan untuk hari Senin tertentu saat terjadi peristiwa yang menghebohkan dan memicu gejolak secara tiba-tiba. Istilah tersebut merujuk pada banyak peristiwa sejarah yang pernah dialami umat manusia di dunia.

 

Salah satu Black Monday yang sampai sekarang masih menyisakan cerita adalah peristiwa yang dikenal pada stock market crash 19 Oktober 1987 silam. Pada saat itu, bursa saham AS jatuh lebih dari 10% hanya dalam waktu sehari. Akibatnya, pasar saham global ikut amblas hingga mengalami kerugian sekitar USD1,71 triliun di seluruh dunia.

Kali ini, kita akan membahas penyebab atau latar belakang terjadinya peristiwa Black Monday tersebut. Selain itu, kamu juga mungkin bertanya-tanya apakah hal itu akan terjadi lagi di masa mendatang? Simak ulasan berikut sampai tuntas.

Pengertian dan Sejarah Black Monday

Pengertian dan Sejarah Black Monday (123rf.com)
Pengertian dan Sejarah Black Monday (123rf.com)

Banyaknya peristiwa yang terjadi pada Senin, 19 Oktober 1987 yang memicu gejolak dan rasa panik di kalangan investor. Inilah yang pada akhirnya menyebabkan pasar saham mengalami kerugian secara besar-besaran.

Kejatuhan pasar saham pada tahun 1987 ini mengungkapkan peran inovasi keuangan dan teknologi dalam upaya meningkatkan volatilitas pasar. 

Menjelang peristiwa kehancuran tersebut, terjadi krisis di berbagai negara di dunia. Salah satunya adalah konflik Kuwait dan Iran yang mengancam pasokan minyak sehingga membuat investor menjadi khawatir. Belum lagi peran media yang ikut memperkuat ketakutan global tersebut.

Meskipun ada banyak teori yang menjelaskan mengapa peristiwa besar tersebut terjadi, sebagian besar pihak setuju bahwa kepanikan massal adalah faktor utama yang menyebabkan Black Monday.

Baca juga: 10 Cara Bermain Saham untuk Pemula, Aman dan Minim Risiko

Penyebab Black Monday

Mengutip berbagai sumber, banyak pihak yang setuju bahwa penyebab utama kejatuhan bursa yang terjadi pada Black Monday adalah kepanikan massal investor dan penggunaan program trading otomatis. 

Hal ini disebabkan oleh tidak ditemukannya alasan atau bukti yang kuat dari sisi fundamental yang bisa memicu kejatuhan bursa pada saat itu sehingga harga saham langsung kembali normal secara bertahap dalam beberapa waktu berikutnya.

Tragedi tersebut disinyalir berawal dari kejadian saat order jual menumpuk pada sistem perdagangan saham elektronik AS. Setelah itu, situasi langsung memburuk dalam hitungan hari akibat suatu program trading otomatis yang menjalankan hedging saham dengan strategi short-selling.

Program trading otomatis inilah yang melikuidasi saham-saham dalam portofolionya setelah mencapai ambang stop loss yang ditentukan. Akibatnya, harga berbagai saham anjlok makin dalam dan mematikan semua order beli secara otomatis. Pada gilirannya, muncul kesenjangan yang sangat besar antara antrian bid dan ask.

Baca juga: Pemula Wajib Tahu! Ini Arti Bid dan Ask dalam Investasi Saham

Kejadian ini memicu terjadinya banyak stop loss sehingga harga berbagai jenis saham makin tenggelam. Bahkan, para investor dan trader yang tidak menggunakan program trading otomatis juga turut mengalami cut loss. Efek domino ini langsung menyeret bursa saham AS secara keseluruhan.

Untuk mengatasi situasi tersebut, Ketua The Fed Alan Greenspan segera melakukan pemangkasan suku bunga dan menggelontorkan likuiditas ke sistem perbankan AS. Di lain pihak, bursa saham juga langsung mengirim instruksi untuk mematikan program trading otomatis yang menyebabkan kericuhan.

Apakah Black Monday Akan Terjadi Lagi?

Program trading otomatis yang pada saat itu menjadi pemicu kehancuran Black Monday 19 Oktober 1987 dianggap sebagai faktor penyebab utama karena masih berstatus sebagai inovasi baru di Wall Street. Para investor, sekuritas, dan otoritas bursa belum sepenuhnya memahami konsekuensi dari penggunaan program trading otomatis dalam skala besar.

Kini, teknologi keuangan (fintech) sudah berkembang semakin maju sehingga bursa saham dunia tentu sudah memiliki program antisipasi untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya tragedi seperti Black Monday 19 Oktober 1987. Salah satu program antisipasi tersebut adalah mekanisme circuit breaker atau trading halt.

Mekanisme tersebut akan menghentikan perdagangan saham untuk sementara jika indeks saham jatuh mencapai ambang batas tertentu. Berikut ini beberapa contoh mekanisme circuit breaker yang diberlakukan oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

  • Penghentian sementara perdagangan saham (trading halt) selama 30 menit jika IHSG mengalami penurunan sampai lebih dari 5 persen dalam satu hari bursa.
  • Penghentian sementara perdagangan saham (trading halt) selama 30 menit jika IHSG mengalami penurunan lanjutan mencapai lebih dari 10 persen.
  • Pemberlakuan suspensi perdagangan saham (trading suspend) sampai akhir sesi atau lebih dari satu sesi (dengan persetujuan OJK) jika IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen.
  • Pemberlakuan ketentuan auto reject atas dan auto reject bawah untuk mengatasi gejolak dalam harga saham individual.

Baca juga: Ini Artinya ARA Saham yang Perlu Kamu Ketahui!

Dengan beberapa mekanisme tersebut, investor dinilai akan memiliki waktu yang cukup lama untuk berpikir dua kali saat terjadi stock market crash. Investor juga bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan analisis yang lebih matang dan mendalam sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan terhindar dari kepanikan sesaat.

Lantas, apakah peristiwa seperti Black Monday bisa terulang kembali? Secara realistis, stock market crash bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Namun, berbagai peraturan dan mekanisme perdagangan saham yang berlaku saat ini diprediksi mampu mencegah terjadinya kejatuhan seperti yang terjadi pada Black Monday 19 Oktober 1987.

Pelajaran Penting dari Peristiwa Black Monday

Pelajaran dari Peristiwa Black Monday (Ilustrasi 123rf.com)
Pelajaran dari Peristiwa Black Monday (Ilustrasi 123rf.com)

Mengenal peristiwa Black Monday tidak bertujuan untuk membentuk ketakutan bahwa kejadian tersebut akan terulang kembali. Investor dan trader justru dapat mengambil pelajaran berharga dari kejadian tersebut. 

Secara khusus, terdapat dua pelajaran berharga yang bisa dipetik dari peristiwa Black Monday ini. Pertama, penggunaan program trading otomatis (algorithmic trading) adalah mekanisme program yang berisiko tinggi sehingga berpotensi memicu gejolak tak terduga di pasar keuangan. 

Program tersebut kemungkinan akan semakin banyak digunakan karena adanya teknologi AI dan berbagai inovasi teknologi baru lainnya. Untuk itu, para pelaku pasar tetap perlu berhati-hati dalam melakukan kegiatan trading.

Kedua, tidak selalu ada alasan kuat atas peristiwa kejatuhan bursa saham. Oleh karena itu, investor dan trader sebaiknya tidak serta-merta mengirim order dalam kondisi panik ketika harga saham sedang jatuh. Sebagai langkah awal, pelajari terlebih dulu alasan kejatuhan saham tersebut sehingga kamu bisa mengambil keputusan investasi apa pun secara tepat.

Baca juga: Cara Kerja Saham sebagai Instrumen Investasi dan Trading

Demikian informasi tentang apa itu Black Monday, apa saja penyebabnya, dan apakah peristiwa serupa akan terulang kembali di masa depan? Pada dasarnya, Black Monday adalah peristiwa yang mungkin saja terjadi di pasar saham. Namun, hal tersebut tidak serta-merta membuat investor atau trader urung dalam berinvestasi atau melakukan trading.

Dengan adanya mekanisme antisipasi yang telah disebutkan di atas, kemungkinan tersebut sangatlah kecil. Namun, para investor dan trader tetap harus melakukan analisis mendalam di berbagai situasi sebelum memutuskan sesuatu.

Jika kamu masih belum siap dalam menghadapi risiko kerugian saat berinvestasi saham, maka kamu perlu mencari instrumen lain yang memiliki potensi risiko rendah atau menengah. Nah, salah satu aplikasi yang dapat membantu kamu menentukan instrumen dan strategi investasi yang tepat adalah BMoney

Dengan menggunakan aplikasi ini, kamu tidak hanya bisa berinvestasi secara praktis dan aman, tapi juga bisa berinvestasi hanya dengan modal Rp10 ribu saja. Yuk, coba aplikasinya sekarang dengan mengunduhnya secara gratis di App Store atau Play Store!

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!