Dalam perdagangan saham, forex, dan instrumen keuangan lainnya, terdapat alat analisis teknikal yang dipakai untuk mengidentifikasi volatilitas pasar atau perubahan statistic suatu harga pada sekuritas dalam jangka waktu tertentu. Salah satu alat analisis tersebut dikenal juga dengan indikator bollinger band.
Secara sederhana, bollinger band adalah alat yang dipakai untuk memberikan gambaran atau bayangan mengenai potensi keuntungan satu saham tertentu. Para trader biasa menggunakan bollinger band untuk memprediksi tren pergerakan dari satu emiten. Masih bingung dengan alat ukur ini? Simak penjelasan lengkapnya di bawah!
Pengertian Indikator Bollinger Band
Bollinger band mengacu pada salah satu alat ukur bersifat teknikal yang digunakan untuk mengukur volatilitas pasar dan menentukan arah pergerakan pasar. Bollinger band disebut juga garis bollinger yang berasal dari nama John Bollinger, seorang analis keuangan asal Amerika Serikat. Indikator bollinger band dikembangkan pertama kali tahun 1980-an, indikator ini diciptakan untuk bantu menemukan sinyal jual atau beli.
Namun, metode analisis ini umumnya hanya fokus memperhatikan volatilitas pasar dan harga aset, sehingga lebih baik dikombinasikan dengan indikator lain agar informasi dan prediksi yang diberikan bisa lebih tepat. Saat menggunakan alat ukur ini saluran sekitar pergerakan harga sebuah aset akan terbentuk. Saluran itu terbentuk melalui moving average dan standar deviasi.
Bollinger band umumnya digunakan pada aktivitas scalping atau aktivitas ketika trader membeli dan menjual aset dalam waktu hitungan detik hingga menit untuk memperoleh keuntungan kecil dari perubahan harga. Akan tetapi, alat ukur ini bisa juga diandalkan untuk berinvestasi jangka panjang.
Pasalnya, bollinger band bisa memprediksi tren nilai aset di masa mendatang. Investor yang menggunakan alat ukur ini juga dapat mengetahui garis pergerakan nilai yang menunjukkan dua deviasi standar: di titik positif dan negatif.
Selain itu, bollinger band juga bisa menjauhkan dua deviasi standar dari simple moving average stabilitas valuasi aset tertentu dalam waktu dua puluh hari, tetapi pemakaian indikator ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan trader atau investor.
Baca juga: Keuntungan Investasi Saham yang Harus Kamu Pahami
Fungsi Bollinger Bands
Fungsi bollinger band adalah untuk memprediksi tren pada sebuah pasar atau emiten di masa depan. Saat menggunakan alat ukur ini umumnya muncul dua hasil analisis, yaitu oversold dan overbought. Oversold adalah kondisi ketika sebuah aset berada pada titik jenuh penjualannya. Kondisi ini merupakan dampak dari nilai aset yang turun secara drastis.
Dalam titik jenuh penjualan, trader harus melakukan pembelian supaya bisa mendapatkan potensi keuntungan yang paling optimal. Sementara overbought adalah kondisi ketika satu aset telah mencapai titik jenuh pembeliannya.
Umumnya, kondisi ini diawali dengan tren nilai yang terus naik secara signifikan lalu berhenti pada satu titik. Di titik itulah trader harus melepaskan aset supaya dapat dijual dengan harga paling tinggi.
Menggunakan bollinger band para trader bisa memprediksi kapan terjadinya oversold dan overbought dengan cara melihat dua garis indikator utama, yakni garis atas dan bawah dari moving average.
Ketika nilai satu aset menyentuh garis bawah dalam jangka waktu tertentu, aset tersebut berada dalam kondisi oversold, tetapi jika aset berada pada garis atas dalam waktu cukup lama, aset itu ada di fase overbought.
Cara Membaca Bollinger Band
Lalu, bagaimana cara membaca bollinger band? Prinsip dasarnya sederhana yaitu ketika candlestick harga menyentuh upper band dan harga penutupan berada di bawah. Indikasi tersebut menunjukkan bahwa aset berada dalam kondisi overbought. Namun, jika candlestick menyentuh lower band dan harga penutupan masih ada di atas, artinya kondisi sedang berada pada fase oversold.
Saat melakukan analisis menggunakan bollinger band, kamu akan menemukan dua garis tren yang berada di bawah atau di atas garis simple moving average (SMA). Garis yang berada di atas SMA adalah upper band sedangkan yang ada di bawah SMA adalah lower band.
Penambahan atau pengurangan nilai SMA pada garis deviasi yang akan menentukan upper dan lower band. Sementara penentuan volatilitas dilihat dari standar deviasi, sekaligus mengukur sejauh mana harga aset dalam berubah dari nilai asli. Untuk lebih jelasnya, simak rumus untuk mengetahui upper dan lower band berikut ini:
- Upper band: SMA + (nilai deviasi x standar deviasi)
- Lower band: SMA – (nilai deviasi x standar deviasi)
Dari rumus di atas tampak bahwa cara membaca bollinger band umumnya fokus pada pengukuran volatilitas serta membuat agar upper dan lower band bergerak menyesuaikan harga aset. Rumus bollinger band terhitung rumit tetapi juga hanya dijadikan info tambahan. Walau demikian, trader harus memahaminya untuk memperkuat pertimbangan ketika berstrategi dalam melakukan trading.
Baca juga: Apa itu Support & Resistance? Berikut Ini Cara Mengenalinya!
Bollinger Band Sebagai Support dan Resistance
Ketika melakukan trading, konsep support dan resistance merupakan hal yang kerap dibicarakan dan dianalisis karena dua hal tersebut adalah salah satu cara paling baik dalam membaca arah pergerakan aset kripto atau harga saham. Lalu, bagaimana menentukan support dan resistance menggunakan bollinger band?
Trader bisa menggunakan upper dan lower band pada bollinger band sebagai resistance dengan garis SMA sebagai benchmark atau acuannya. Ketika berada pada kondisi seperti itu, harga saham berpotensi kembali ke tingkat garis SMA bila gagal menembus lower dan upper band.
Namun, kenyataannya tidak sedikit nilai saham yang menyentuh lower dan upper band tidak langsung berbalik arah. Pada beberapa kondisi, tren penurunan dan kenaikan terus berlanjut. Dengan alasan ini trader harus menggabungkan analisis serta indikasi lain supaya dapat memastikan tren atau pergerakan harga yang selanjutnya dengan dukungan analisis bollinger band.
Selain dijadikan support dan resistance, bollinger band juga bisa dipakai untuk mengidentifikasi perubahan tren yang dapat terbentuk bila jarak dari band yang sebelumnya lebar mulai menyempit.
Cara Menerapkan Bollinger Band Strategy
Cara menggunakan bollinger band bisa dipakai pada beberapa strategi dalam berinvestasi, antara lain:
1. Scalping
Bollinger band strategy untuk scalping merupakan strategi trading jangka pendek yang dibuat guna memanfaatkan pergerakan harga kecil pada bursa. Dalam strategi scalping, indikator dipakai untuk mengidentifikasi peluang membeli atau menjual saham atau instrumen keuangan berdasarkan pergerakan bollinger band.
Indikator yang perlu kamu perhatikan adalah tiga garis yang ditarik di atas chart. Lower dan upper band merupakan garis yang berjarak dua standar deviasi dari middle band, yaitu moving average price yang sederhana, biasanya SMA selama 20 hingga 50 hari.
Trader menggunakan alat analisis ini untuk mengidentifikasi periode volatilitas lalu mencari peluang untuk melakukan trading. Saat harga bergerak di luar band terjadilah overbought atau oversold dan hal tersebut merupakan sinyal potensial untuk melakukan trading.
2. Trading Breakout
Para trader menggunakan bollinger band pada strategi trading breakout ketika breakout sudah dekat. Ketika itu, supply and demand punya kekuatan yang sama hingga harga cenderung bergerak dalam jangkauan yang sempit, yang menyebabkan bollinger band juga ikut menyempit.
Breakout yang terjadi umumnya diikuti oleh bollinger band yang melebar dengan cepat, dan pada saat itu terjadi harga bisa menembus upper and lower band. Kondisi seperti ini merupakan tanda bagi trader untuk segera beraksi. Jika upper band tembus, lakukan buy, tetapi jika lower band yang berhasil tembus, lakukan sell.
Menggunakan strategi breakout, trader dapat menangkap peluang yang lebih besar setelah breakout, tetapi kadang terjadi pula false breakout yang bisa membuat rugi. Untuk mengantisipasi false breakout, bollinger band umumnya dipakai pada time-frame yang lebih kecil.
3. Teknik Double Bollinger Band
Para trader kebanyakan hanya menggunakan satu bollinger band pada chart mereka, lalu bagaimana jika strategi trading memanfaatkan dua bollinger band dalam satu chart? Strategi ini dikenal dengan sebutan strategi double bollinger bands. Penggunaannya sangat sederhana karena para trader mengandalkan perubahan trend candlestick dan indikasi bollinger band. Metode ini dinilai bisa memberi keuntungan maksimal bila entrinya sesuai dengan ketentuan.
4. Trend Following
Menggunakan strategi trading trend following, para trader dapat memanfaatkan bollinger band sebagai tools yang berguna untuk mengidentifikasi peluang trading potensial dan mengambil keputusan lebih tepat ketika bertransaksi di pasar keuangan.
5. Swing Trading
Swing trading menggunakan tren jangka pendek dalam mendapatkan keuntungan dan memanfaatkan perubahan harga pasar. Dengan cara kerja seperti itu, strategi swing trading dianggap pas jika dikombinasikan dengan bollinger band sebagai indikator strategi trading.
Baca juga: Perbedaan Trading dan Investasi yang Perlu Kamu Ketahui
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa bollinger band adalah alat ukur yang bisa dipakai untuk memprediksi dan menganalisis tren pasar. Para trader umum menggunakan metode bollinger band untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi atau bermain trading. Hanya, agar hasilnya lebih akurat, metode ini harus dipakai bersamaan dengan alat analisis lain.
Masih bingung soal analisis tren pasar yang bisa menguntungkan? Kamu bisa memanfaatkan bantuan dari aplikasi BMoney yang siap membantumu untuk berinvestasi. Aplikasi khusus investasi tersebut sudah terdaftar di OJK sehingga aman dan terpercaya. Download di App Store dan Play Store sekarang juga untuk kebutuhan investasimu!