Bottom Fishing Strategy, Cara Meraih Keuntungan Cepat Trading Saham

Uji Agung Santosa

01 November 2023

Bottom Fishing Strategy, Pengertian dan Cara Melakukannya (123rf.com)
Bottom Fishing Strategy, Pengertian dan Cara Melakukannya (123rf.com)

Bottom fishing adalah salah satu istilah yang umum digunakan dalam dunia perdagangan saham. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini dapat diartikan sebagai "mencari saham di titik terendah". Ini merupakan strategi ketika seorang investor atau pedagang mencoba untuk membeli saham pada harga yang dianggap sedang berada di titik terendahnya, atau dekat dengan harga terendah historis.

 

Dalam praktiknya, bottom fishing adalah salah satu pendekatan yang biasa digunakan oleh investor dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Namun, sebagaimana semua strategi perdagangan saham, akan selalu ada risiko yang terkait.

Oleh sebab itu, investor yang menggunakan strategi ini perlu lebih dulu melakukan analisis tenikal dan fundamental yang cermat terhadap saham-saham yang dipertimbangkan untuk dibeli.

Agar lebih paham, mari menyelisik lebih lanjut mengenai pengertian, tenik analisis yang digunakan, keuntungan dan kekurangan, serta cara yang efektif menggunakan strategi ini.

Baca juga: Apa Itu Aset Safe Haven? Berikut Penjelasan dan Jenis-Jenisnya 

Apa Itu Bottom fishing Saham?

Bottom Fishing Saham (Pinterest)
Bottom Fishing Saham (Pinterest)

Bottom fishing adalah strategi aksi pada harga saham jangka pendek, ketika investor mencoba untuk membeli saham yang telah mengalami penurunan harga tiba-tiba dalam waktu singkat. Strategi ini didasarkan pada keyakinan bahwa harga suatu saham telah turun sangat rendah dan mencapai titik terendahnya sehingga dianggap menjadi waktu yang tepat untuk membeli saham tersebut.

Tujuan utama dari bottom fishing mirip analogi nelayan yang mencari ikan di dasar laut. Yakni untuk mendapatkan keuntungan secara cepat dari pembalikan harga yang diharapkan terjadi (reversal), dalam jangka waktu relatif singkat. Misalnya, dengan mengambil posisi pada saham-saham yang dianggap undervalued (harga saham dianggap lebih rendah daripada nilai sebenarnya) dan berpotensi untuk mengalami kenaikan harga di masa depan.

Namun, strategi ini juga berisiko tinggi, karena harga saham bisa saja terus turun atau tidak pernah pulih sehingga investor yang terlalu cepat membeli saham di titik terendah dapat mengalami kerugian.

Baca juga: Pengertian Lump Sum, Strategi Investasi yang Cocok untuk Freelancer!  

Teknik Analisis yang digunakan

Bottom fishing bukanlah strategi yang selalu berhasil sehingga keputusan investasi harus didasarkan pada analisis yang hati-hati serta manajemen risiko yang baik. Dua teknik analisis yang bisa digunakan dalam strategi bottom fishing di antaranya sebagai berikut.

1. Analisis Teknikal

Pada analisis teknikal, salah satu indikator yang sering dipakai yaitu Relative Strength Index (RSI) untuk mengukur momentum harga suatu saham.  Dalam strategi bottom fishing, saham dengan RSI rendah (biasanya di bawah 30), menunjukkan bahwa saham tersebut berada di level oversold (terlalu banyak terjual). Ini bisa menjadi sinyal pembelian potensial. 

Selain RSI, analisis teknikal juga melibatkan pengamatan tren jangka pendek, volume perdagangan, moving averages, dan candlestick Patterns. Metode ini dapat membantu mengidentifikasi potensi pembalikan harga dalam jangka pendek.

2. Analisis Fundamental

Dalam strategi bottom fishing, analisis fundamental digunakan untuk mengidentifikasi saham-saham undervalued dan berpotensi reversal. Analisis fundamental melibatkan evaluasi keuangan dan kinerja operasional, kondisi industri, prospek masa depan, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi harga saham untuk membuat keputusan investasi. 

Misalnya, saat saham diperdagangkan dengan rasio Price-to-Earnings (P/E) atau Price-to-Book (P/B) rendah dibandingkan dengan industri atau sejarahnya, ini dapat mengindikasikan bahwa saham tersebut undervalued. Strategi bottom fishing dengan analisis fundamental biasanya berfokus pada perspektif jangka menengah.

Baca juga: Pengertian Analisis Fundamental Saham Beserta Indikator Acuannya 

Cara Menjalankan Bottom Fishing Strategy

Selain menerapkan analisis fundamental dan teknikal, sebagian besar alasan menggunakan strategi bottom fishing dalam perdagangan saham berkaitan dengan pemahaman tentang berbagai kondisi pasar yang mungkin terjadi. Terutama berdasarkan kondisi bearish dan support, pola pergerakan harga, serta sentimen ekonomi.

Ketika pasar sedang dalam kondisi bearish, yaitu saat harga saham secara umum mengalami penurunan, strategi bottom fishing dapat digunakan untuk mencari titik support terendah. Ini dapat menjadi kesempatan untuk membeli saham pada harga rendah. 

Lalu, pada pola pergerakan harga yang dikenal sebagai tren bullish, bearish, atau sideways. Strategi bottom fishing cenderung digunakan ketika pasar mengalami bearish untuk mencari peluang pembelian. Ini merupakan upaya mengikuti tren untuk mendapatkan saham dengan harga terendah.

Sementara itu, sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi atau pasar dapat memicu penurunan harga saham, bahkan saat pasar sedang dalam tren sideways. Pada saat seperti itu, investor mencari saham yang dianggap undervalued karena faktor eksternal yang memengaruhi sentimen pasar.

Jangan lupa terapkan juga manajemen risiko, yakni dengan menetapkan level stop-loss yang jelas untuk membatasi kerugian, dan melakukan diversifikasi portofolio dengan berinvestasi dalam beberapa saham dibanding hanya satu saham.

Baca juga: Mengenal Pola Bearish Engulfing dan Cara Memanfaatkannya dalam Trading Saham 

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Bottom Fishing Saham

Kelebihan Dan Kekurangan Bottom Fishing Saham
Kelebihan Dan Kekurangan Bottom Fishing Saham

Sebagaimana strategi dalam saham, keberhasilan bottom fishing sangat tergantung pada pemahaman yang mendalam tentang pasar saham dan saham yang diperdagangkan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan strategi ini.

Kelebihan Strategi Bottom Fishing

1.    Potensi Keuntungan Besar dan cepat: Jika berhasil, strategi bottom fishing dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan dalam jangka waktu yang relatif singkat karena investor membeli saham pada harga terendahnya dan mendapatkan keuntungan saat harga naik.

2.    Investasi Nilai: Strategi ini melibatkan investasi nilai, di mana investor mencari saham yang dianggap undervalued. Ini dapat menjadi pendekatan yang lebih konservatif ketimbang berspekulasi.

3.    Manajemen Risiko yang baik: Dengan penggunaan stop-loss dan manajemen risiko yang cermat, risiko kerugian dapat dikelola dengan baik. Investor dapat menentukan batasan kerugian sebelumnya.

4.    Diikuti Pemahaman Fundamental: Investor yang menerapkan strategi bottom fishing harus memahami dengan baik analisis fundamental. Ini dapat membantu dalam pemilihan saham-saham yang mungkin memiliki potensi.

Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya 

Kekurangan Strategi Bottom Fishing

1.    Risiko Tinggi: Strategi bottom fishing memiliki risiko yang tinggi karena harga saham yang sedang turun mungkin terus turun atau mungkin tidak pernah pulih. Investor dapat mengalami kerugian yang signifikan jika tidak memilih dengan hati-hati.

2.    Kesabaran Diperlukan: Strategi ini memerlukan kesabaran karena harga saham mungkin memerlukan waktu lama untuk pulih. Investor harus siap untuk menunggu dan tidak mengharapkan keuntungan instan.

3.    Kegagalan Analisis: Kegagalan dalam analisis fundamental atau analisis tren pasar dapat mengakibatkan pembelian saham yang sebenarnya tidak memiliki potensi pembalikan harga.

4.    Perubahan Faktor Eksternal: Faktor eksternal seperti peristiwa pasar atau perubahan dalam kondisi ekonomi atau industri dapat mengganggu strategi ini. Sentimen pasar yang negatif atau peristiwa tak terduga dapat mempengaruhi hasil investasi.

5.    Overexposure Risiko: Terlalu banyak terpapar pada satu saham atau sektor tertentu dapat mengakibatkan risiko yang lebih besar. Dalam hal ini, diversifikasi portofolio menjadi penting untuk mengurangi risiko.

6.    Tidak Selalu Berhasil: Tidak semua saham yang sedang turun nilainya akan pulih. Strategi ini tidak selalu berhasil, dan investor harus siap untuk menerima bahwa beberapa investasi mungkin tidak menghasilkan keuntungan.

Untuk mengoptimalkan imbal hasil yang didapat, jangan lupa menggunakan aplikasi investasi online BMoney. Hanya bermodal smartphone, kamu sudah bisa berinvestasi dengan harga terjangkau mulai Rp10 ribu. 

Selain itu, BMoney juga dilengkapi berbagai fitur dan keunggulan yang akan membantumu dalam mengelola portofolio secara nyaman, pun aman lantaran diawasi langsung oleh OJK. Tunggu apa lagi, segera unduh aplikasinya di Play Store atau App Store!

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!