Meski turun tipis dibanding Juli 2023, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2023 tetap tinggi, yakni sebesar 137,1 miliar dolar AS. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Cadangan devisa memang kerap dianggap sebagai salah satu indikator kesehatan ekonomi suatu negara, pun dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan bagi negara.
Dengan memiliki cadangan devisa yang cukup besar, bisa menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kemampuan untuk membiayai impor, membayar utang luar negeri, dan mengatasi tekanan ekonomi. Ini dapat memberikan kepercayaan kepada pasar keuangan dan investor tentang stabilitas ekonomi negara tersebut.
Agar lebih paham, mari menyelisik apa itu cadangan devisa, fungsi, jenis, dan sumbernya.
Mengenal Cadangan Devisa
Cadangan devisa adalah jumlah aset berdenominasi dalam mata uang asing yang dimiliki oleh bank sentral suatu negara atau otoritas moneter sebagai bagian dari cadangan keuangan negara tersebut.
Cadangan devisa biasanya terdiri atas mata uang asing yang berlaku secara internasional, seperti euro, dollar AS, yen, dan poundsterling. Namun, bisa juga berupa surat berharga pemerintah atau komersial dari negara lain, dan beberapa instrumen keuangan lainnya yang dapat dengan cepat diubah menjadi mata uang asing.
Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) menjadi lembaga yang menguasai cadangan devisa dan mencatatkannya pada sisi aktiva neraca. Umumnya berupa uang kertas asing, emas, atau tagihan lainnya yang berfungsi sebagai alat pembayaran internasional. Tugas utama BI adalah mengelola cadangan devisa dengan hati-hati agar tetap cukup dan dapat diakses saat diperlukan.
Tujuan utama dari cadangan ini adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi negara, mengatasi defisit perdagangan, memenuhi kewajiban utang luar negeri, dan memberikan ketenangan kepada pasar keuangan dalam situasi krisis ekonomi. Jumlah yang cukup besar juga dapat membantu negara menghadapi fluktuasi mata uang dan mempertahankan tingkat inflasi yang terkendali.
Besarnya cadangan devisa suatu negara dapat bervariasi tergantung pada faktor seperti ukuran ekonomi negara, arus perdagangan internasional, dan kebijakan pemerintah.
Baca juga: Mengenal Saham Preferen, Jenis, Keunggulan, dan Cara Membelinya
Fungsi Cadangan Devisa
Sebagai komponen utama dalam sektor keuangan negara, pengelolaan yang bijak juga penting. Hal ini untuk memastikan bahwa sumber daya ini digunakan dengan efektif dan efisien demi menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan dalam jangka panjang. Berikut sejumlah fungsi utamanya.
1. Pembiayaan Perdagangan Internasional
Cadangan devisa digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan internasional. Terutama untuk membayar impor barang dan jasa dari negara lain. Ini memastikan bahwa negara memiliki mata uang asing yang cukup untuk memenuhi kebutuhan impor, serta menjaga ketersediaan barang dan jasa yang penting di pasar domestik.
2. Stabilisasi Mata Uang
Cadangan devisa dapat digunakan oleh bank sentral untuk menjaga stabilitas mata uang domestik. Ketika nilai mata uang domestik mengalami tekanan penurunan, bank sentral dapat menggunakan cadangan devisa untuk membeli mata uang domestik di pasar, yang dapat membantu menghentikan depresiasi berlebihan.
Baca juga: Mengenal Agio Saham, Manfaat, Jenis, dan Cara Menghitungnya
3. Krisis Keuangan
Cadangan devisa dapat berfungsi sebagai penyangga dalam menghadapi krisis keuangan. Dalam situasi darurat ekonomi atau keuangan, cadangan devisa dapat digunakan untuk mengatasi tekanan eksternal, seperti pembalikan modal yang cepat atau krisis likuiditas.
4. Mendorong Investasi Asing
Negara dengan cadangan devisa yang cukup besar dapat memberikan kepercayaan kepada investor asing. Investor mungkin merasa lebih percaya diri untuk menanamkan modalnya di negara tersebut karena negara tersebut memiliki cadangan devisa yang cukup untuk mengatasi potensi masalah keuangan.
Baca juga: Arti Listing, Delisting, dan Relisting di Pasar Modal yang Lengkap
Jenis-Jenis Cadangan Devisa
Cadangan devisa terdiri dari berbagai jenis aset yang dapat dengan cepat diubah menjadi mata uang asing. Berikut adalah beberapa jenis cadangan devisa yang umum digunakan oleh bank sentral atau otoritas moneter suatu negara.
1. Valuta Asing
Valuta asing adalah jenis mata uang asing yang dipegang oleh bank sentral atau otoritas moneter suatu negara. Valuta asing ini dapat digunakan dalam perdagangan internasional, meskipun mungkin tidak berlaku sebagai alat pembayaran resmi di dalam negeri.
2. Emas Moneter
Emas moneter adalah bentuk cadangan devisa berupa persediaan emas yang dimiliki oleh bank sentral atau otoritas moneter suatu negara. Emas moneter ini dapat berupa batangan emas murni dan mata uang asing yang disimpan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
3. Reserve Position in the Fund (RPF)
RPF adalah jenis cadangan devisa yang terdapat dalam rekening International Monetary Fund (IMF). Nilai RPF mencerminkan posisi kekayaan dan tagihan negara terhadap IMF sebagai hasil dari transaksi dengan IMF.
4. Special Drawing Rights (SDR)
SDR adalah bentuk alokasi fasilitas yang diberikan oleh IMF kepada anggotanya. SDR memungkinkan negara-negara anggota untuk menambah likuiditas internasional dengan menggunakan alokasi SDR yang mereka terima.
5. Tagihan Lainnya
Selain jenis-jenis di atas, terdapat juga tagihan lain dalam cadangan devisa. Contohnya, harga pasar bagi tagihan seperti penyertaan atau kurs SDR ditentukan oleh IMF. Selain itu, penilaian transaksi emas moneter juga ditentukan berdasarkan harga pasar pada saat itu untuk menilai posisi cadangan devisa pada akhir periode.
Baca juga: Pengertian Bollinger Band, Cara Membaca, dan Manfaatnya Saat Investasi Saham
Sumber Devisa
Pariwisata adalah salah satu sumber devisa yang signifikan bagi banyak negara lantaran merupakan sumber pendapatan terbesar yang dihasilkan oleh negara. Berikut sumber devisa lainnya.
1. Ekspor Barang dan Jasa
Mengirimkan barang dan jasa ke negara lain merupakan sumber vital untuk cadangan devisa. Ketika suatu negara mengekspor produk atau layanan ke luar negeri, negara tersebut menerima pembayaran dalam mata uang asing. Pembayaran ini yang nantinya dapat digunakan sebagai cadangan devisa.
2. Pembiayaan dari Swasta
Pendanaan dari sektor swasta, seperti investasi langsung asing atau pinjaman dari entitas swasta luar negeri, juga dapat berfungsi sebagai sumber pendapatan devisa. Ini biasanya terjadi saat perusahaan asing menanamkan modalnya atau memberikan pinjaman kepada perusahaan atau proyek di dalam negara tersebut.
3. Penerimaan Bea Masuk
Penerimaan dari bea masuk atau pajak impor yang diterapkan pada barang-barang impor adalah sumber pendapatan devisa yang berasal dari aktivitas perdagangan internasional. Pemerintah menerima pendapatan dari pajak ini dalam bentuk mata uang asing.
4. Utang Luar Negeri
Ketika suatu negara meminjam dana dari kreditur luar negeri, ini dapat dianggap sebagai salah satu sumber devisa. Dana yang diterima dalam bentuk mata uang asing kemudian dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan devisa.
5. Bantuan Internasional
Bantuan internasional, baik dalam bentuk uang tunai maupun barang, juga dapat menjadi sumber pendapatan devisa. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan sumber ini mungkin dibatasi, bergantung pada jenis bantuan yang diberikan.
Pada akhirnya, cadangan devisa tidak hanya memiliki dampak positif pada stabilitas ekonomi suatu negara, tetapi juga dapat menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan investasi dan perkembangan pasar saham.
Bagi kamu yang ingin berkontribusi meningkatkan cadangan devisa negara, bisa mencoba berinvestasi di pasar saham atau melakukan diversifikasi portofolio investasi. Agar lebih mudah dan mendapat return optimal, pastikan kamu menggunakan aplikasi investasi andal dan terpercaya seperti BMoney. Segera download aplikasinya secara gratis melalui App Store atau Play Store!