Dalam setiap investasi, investor mana pun pasti mengharapkan dapat keuntungan. Oleh karena itu, penting bagi siapa pun yang hendak berinvestasi, khususnya saham, untuk mencari tahu strategi yang paling baik. Pasalnya, harga saham yang naik turun dan segala macam risiko siap mengintai dan membuatmu rugi.
Dalam dunia investasi, salah satu keuntungan dikenal juga dengan istilah capital gain. Secara sederhana, capital gain adalah keuntungan yang didapat dari selisih harga beli saham dan harga jual.
Ingin tahu info lebih lanjut tentang hal tersebut, bagaimana cara menghitungnya dan jenis keuntungan lain yang bisa didapat dalam investasi? Simak terus artikel di bawah ini!
Baca juga: Supaya Untung, Kenali Jenis-Jenis Grafik Saham Ini!
Definisi Capital Gain
Capital gain adalah salah satu jenis keuntungan yang bisa diperoleh saat berinvestasi. Keuntungan dari capital gain didapat ketika kamu mendapatkan untung saat menjual saham karena ada selisih dari harga beli. Capital gain terbagi menjadi dua jenis, yaitu keuntungan jangka pendek atau profit dan jangka panjang.
Profit bisa didapat ketika investor punya kemampuan analisis dan prediksi yang tepat mengenai fluktuasi harga saham, sementara untuk jangka panjang, diperlukan konsistensi dalam berinvestasi.
Dalam bahasa Indonesia, capital gain berarti juga keuntungan modal. Kondisi yang disebut capital gain berlawanan dengan kondisi capital loss. Pada situasi ini kamu akan rugi karena harga jual saham lebih rendah daripada harga saat beli.
Perbedaan Capital Gain dan Dividen
Seperti yang telah disebutkan di atas, capital gain adalah satu dari istilah keuntungan dalam investasi. Selain itu, ada pula keuntungan yang disebut dividen. Sebelum membahas tentang perbedaan ketahui lebih dulu bahwa dividen adalah laba atau imbal hasil yang berhasil diperoleh perusahaan atau emiten untuk kemudian dibagikan pada para pemegang saham atau investor melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai waktu yang ditentukan.
Dari definisi di atas terlihat bahwa capital gain dan dividen adalah dua hal berbeda; walau sama-sama terkait dengan keuntungan, tetapi proses mendapatkannya berbeda. Lalu apa perbedaan antara dua hal tersebut secara lebih lengkap?
1. Sifat Pendapatan
Perbedaan capital gain dan dividen yang pertama adalah sifat pemerolehannya. Capital gain bersifat aktif, yang artinya investor harus rutin memainkan trading di pasar bursa. Untuk mendapatkan capital gain, investor harus mampu menganalisis situasi di pasar modal karena bisa memengaruhi nilai atau keuntungan di masa depan.
Berbeda dengan dividen yang lebih bersifat pasif karena untuk mendapatkan keuntungan, para investor tak perlu banyak atau rutin dan rajin melakukan aktivitas trading. Investor hanya perlu menunggu perusahaan menghasilkan profit pada jangka waktu tertentu dan berharap mendapatkan keuntungan dari situ.
2. Jangka Waktu Investasi
Perbedaan kedua antara capital gain dan dividen adalah jangka waktu investasi. Dividen umumnya disukai atau diincar oleh investor yang menyukai keuntungan jangka panjang karena pembagian dividen biasanya dilakukan setahun sekali, bergantung performa perusahaan. Jika ingin mendapatkan dividen dalam jumlah banyak, maka perbanyaklah berinvestasi di awal tahun.
Berbeda dengan capital gain yang lebih disukai oleh investor pemilik modal kecil. Pasalnya harga saham per lot yang dijualbelikan di pasar modal jauh lebih murah daripada menanam modal secara langsung ke perusahaan. Investor yang mengincar capital gain akan mendapat untung ketika saham-saham yang dibelinya mengalami kenaikan harga saat dijual.
3. Waktu Transaksi
Waktu transaksi juga menjadi pembeda antara capital gain dan dividen. Bagaimana pun untuk mendapatkan keuntungan, para investor harus mampu menganalisis kondisi saham di pasaran sehingga kamu bisa menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.
Agar mendapatkan dividen waktu yang tepat dipakai untuk membeli satu instrumen saham adalah sebelum batas akhir cum date. Cum date sendiri bermakna waktu perolehan dividen bagi investor yang terdata sebagai pemilik saham satu perusahaan.
Lalu kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan capital gain? Waktu yang tepat guna memperoleh keuntungan dari capital gain adalah ketika tiba masanya ex date, yaitu rentang waktu setelah cum date atau saat investor tidak masuk dalam data kepemilikan saham sehingga tidak mendapatkan dividen.
4. Waktu Memperoleh Keuntungan
Perbedaan antara capital gain dan dividen yang selanjutnya yaitu waktu pembagian keuntungan. Umumnya, keuntungan secara dividen didapat secara rutin dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun sekali. Jumlah keuntungannya diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Hal ini berbeda dengan waktu pembagian keuntungan secara capital gain. Keuntungan jenis capital gain tidak terikat pada kebijakan atau aturan perusahan apalagi rapat umum, melainkan pada investornya sendiri; kapan akan menjual saham miliknya.
Jenis-jenis Capital Gain
Capital gain dibedakan menjadi dua jenis. Masing-masing dibedakan atas dasar jangka waktu. Apa sajakah itu?
1. Capital Gain Jangka Pendek (Short-Term Capital)
Capital gain jangka pendek adalah keuntungan investasi dari penjualan saham dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Capital gain jenis ini biasanya dilakukan oleh para investor yang suka dengan risiko. Jika ingin mendapatkan keuntungan modal jangka pendek seperti ini, maka investor harus punya kemampuan dalam menganalisis dan memprediksi yang kuat.
2. Capital Gain Jangka Panjang (Long-Term Capital)
Capital gain jenis keuntungan jangka panjang adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham dalam jangka waktu paling sebentar satu tahun. Jenis keuntungan modal ini banyak disukai oleh para investor yang cenderung santai, yang tidak banyak menghabiskan waktunya untuk memantau kondisi di pasar bursa.
Jika ingin memperoleh capital gain jangka panjang, ada baiknya kamu sebagai investor tidak menjual saham setelah memilikinya selama satu tahun, harus lebih dari itu.
Baca juga: Mau Untung Maksimal? Pahami 4 Siklus Saham Ini!
Cara Menghitung Capital Gain
Setelah mengetahui definisi capital gain, jenis-jenisnya dan perbedaannya dengan dividen, kamu pasti juga penasaran tentang bagaimana cara menghitung capital gain, kan? Berikut rumus sekaligus contohnya:
Capital gain = harga jual – (harga beli x jumlah saham yang dibeli atau diinvestasikan)
Contoh:
Investor A membeli saham di tahun 2020 seharga Rp2.000 sebanyak 100 lot (1 lot= 100 lembar). Tahun 2022 A ingin menjual saham miliknya ketika harga saham tersebut naik menjadi Rp4.000. maka, proyeksi capital gain yang diperoleh investor A adalah:
Capital gain = (Rp4.000 – Rp2.000) x (10.000 lembar saham)
= Rp2.000 x 10.000 lembar saham
Capital gain = Rp20 juta
Jadi capital gain atau keuntungan modal yang akan didapatkan oleh investor A adalah sebesar Rp20 juta. Dalam menghitung capital gain, kamu juga perlu memperhatikan besaran pajak yang harus dibayarkan karena itu termasuk dalam beban investor yang wajib dibayarkan. Lalu, bagaimana cara menghitung pajak untuk capital gain?
Ketahuilah bahwa besaran pajak untuk capital gain adalah 15% dari total yang diperoleh, sehingga hitungannya adalah:
Hitungan Pajak = Rp20 juta x 15% = Rp3 juta.
Jadi berdasarkan kasus di atas, besaran pajak atas capital gain yang didapatkan investor A adalah Rp3 juta. Semakin besar keuntungan modal yang kamu dapatkan, maka pajak yang dibayarkan pun akan semakin besar.
Bicara tentang capital gain sebagai salah satu keuntungan yang didapat dari investasi memang sangat menggiurkan. Namun, kamu juga pasti tahu bahwa dalam investasi ada pula risiko kerugian yang bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja.
Baca juga: 8 Pilihan Investasi Yang Cocok untuk Anak Muda dan Pasti Untung
Sebagai investor pemula, ketakutan terhadap kerugian pasti besar. Akan tetapi jangan khawatir karena saat ini sudah ada aplikasi investasi BMoney yang sedia membantumu dalam menginvestasikan modal.
Aplikasi tersebut siap menjadi asistenmu dalam berinvestasi. Jangan khawatir soal keamanannya karena BMoney sudah terdaftar di OJK. Tunggu apa lagi unduh sekarang juga melalui App Store dan Play Store!