Jurnal penutup (closing entries) menjadi sangat penting untuk melihat kinerja sebuah usaha, bisnis, maupun perusahaan. Seperti namanya, laporan ini dibuat pada akhir periode perhitungan keuangan tahunan. Sayangnya, bagian ini masih sering diabaikan oleh banyak pelaku usaha.
Membuatnya tentu butuh ketelitian supaya tidak salah input atau hitung di nilai akhirnya. Karena itu, kamu perlu tahu cara membuat jurnal penutup. Yuk, cek langkah-langkahnya di bawah ini!
Mengenal Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah laporan keuangan yang dibuat untuk menutup semua pemasukan dan pengeluaran dalam satu periode. Dalam perhitungannya, jurnal ini berperan untuk menyesuaikan semua akun yang ada dalam laporan keuangan sehingga jumlahnya menjadi nol kembali. Nantinya kamu akan memulai periode keuangan yang baru tanpa ada tambahan atau kekurangan lagi.
Akun yang perlu ditutup dalam closing entry adalah akun nominal dan akun pembantu modal. Komponen yang termasuk dalam akun nominal adalah pendapatan dan beban. Di sisi lain, akun pembantu modal adalah prive dan ikhtisar laba/rugi.
Nantinya, kamu akan mendapatkan perkiraan riil (assets, liabilities, dan capital/equity) setelah menutup setiap akun. Dengan kata lain, semua akun akan ditutup sementara dan disetel uang untuk keperluan perhitungan pada periode selanjutnya.
Fungsi Jurnal Penutup
Kehadirannya tentu sangat dibutuhkan dalam perhitungan akhir. Berikut fungsi jurnal penutup yang perlu kamu ketahui:
1. Menutup saldo sementara
Fungsi pertama yang bisa kamu dapatkan dari jurnal penutup adalah membuat saldo akhir tidak tercampur dengan saldo awal. Semua saldo akan dikembalikan menjadi 0 di akhir periode. Jurnal ini akan membuat saldo pada akhir periode dinyatakan ditutup sehingga tidak memengaruhi perhitungan pada periode baru.
Baca juga: Pengertian Cryptocurrency dan Risiko Investasi di Dalamnya
2. Membantu proses tutup buku
Setiap bisnis atau perusahaan perlu menutup semua transaksi pada akhir periode. Jurnal ini akan memberikan gambaran tentang jumlah pendapatan dan beban pada satu periode. Dengan adanya jurnal penutup ini, proses tutup buku jadi jauh lebih mudah.
3. Dapat informasi yang lebih jelas
Jurnal penutup akan memberikan kamu kondisi keuangan dalam bisnis yang dijalani. Kamu bisa dapatkan laporan harta, aset, kewajiban, hingga ekuitas dalam periode akhir. Selain itu, jurnal ini akan memisahkan pendapatan dan beban supaya tidak tercampur.
4. Memudahkan saat pemeriksaan
Setiap periode tentu akan dilakukan pemeriksaan terkait dengan seluruh transaksi yang dijalani. Nah, jurnal penutup ini jadi laporan yang bisa membantu memudahkan proses pemeriksaan tersebut. Pasalnya, jurnal ini sudah memisahkan transaksi yang berjalan dengan periode sebelumnya.
Baca juga: Manfaat Laporan Keuangan bagi Investor
Komponen yang Ada Dalam Jurnal Penutup
Dalam jurnal penutup, akan tersaji beberapa laporan keuangan. Berikut komponen yang ada di dalamnya beserta contoh jurnal penutup:
1. Jurnal penutup akun pendapatan
Laporan ini akan berisi hasil yang diperoleh dalam proses bisnis. Ada dua jenis pendapatan yang bisa diperoleh, yaitu pendapatan langsung dan pendapatan di luar usaha. Sumber lain yang bisa didapatkan adalah penjualan peralatan, penjualan kendaraan operasional, hingga penjualan barang yang tidak terpakai lagi.
Akun pendapatan akan disejajarkan dengan ikhtisar laba/rugi. Peletakannya akan ditaruh pada kolom debit dan ikhtisar pada kolom kredit. Berikut contohnya:
Detail |
Debit |
Kredit |
Pendapatan |
Rp10.000.000 |
|
Ikhtisar Laba/Rugi |
Rp10.000.000 |
2. Jurnal penutup akun beban
Beban merupakan komponen yang dikeluarkan dalam satu periode. Beban ini pun akan memengaruhi keuntungan perusahaan. Komponen beban sendiri terbagi menjadi beban usaha langsung dan beban lain yang terkait dengan kegiatan usaha. Sebagai contoh adalah penyusutan nilai dari sebuah peralatan usaha.
Dalam perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, beban akan dibedakan lagi dalam dua jenis. Pencatatan biasanya dilakukan untuk beban operasional dan administrasi umum.
Beban ini akan dicatat dengan ikhtisar laba/rugi. Nantinya beban akan dimasukkan ke dalam kolom kredit. Berikut contohnya:
Detail |
Debit |
Kredit |
Ikhtisar Laba/Rugi |
Rp15.000.000 |
|
Penyusutan Mesin |
Rp10.000.000 |
|
Tagihan listrik |
Rp5.000.000 |
3. Jurnal penutup ikhtisar laba/rugi
Kamu juga perlu memindahkan saldo ke akun modal untuk mengetahui jumlah laba atau rugi yang didapatkan. Saat pendapatan lebih besar, tentu bisnis akan memperoleh laba. Di sisi lain, usaha kamu akan merugi saat beban yang lebih besar. Pencatatannya pun harus berbeda sesuai dengan kondisi yang didapat dalam periode tersebut.
Saat memperoleh laba, kamu harus memasukkan ikhtisar harus dimasukkan ke dalam debit dan beban ke kredit. Berikut contohnya:
Detail |
Debit |
Kredit |
Ikhtisar laba/rugi |
Rp10.000.000 |
|
Beban |
Rp10.000.000 |
Di sisi lain, keadaan rugi harus mendebitkan modal dan memasukkan ikhtisar laba/rugi ke kolom kredit. Berikut contohnya:
Detail |
Debit |
Kredit |
Modal |
Rp10.000.000 |
|
Ikhtisar laba/rugi |
Rp10.000.000 |
Baca juga: Manfaat Emas dan Perak untuk Investasi dan Kehidupan Manusia
4. Jurnal penutup akun prive
Akun prive adalah laporan penarikan modal yang dilakukan oleh pemilik usaha. Kondisi penarikan modal ini biasanya terjadi pada perusahaan skala kecil, semisal UMKM. Namun, aktivitasnya tetap perlu dilaporkan ke dalam jurnal penutup.
Untuk melakukannya, kamu perlu memindahkan akun prive ke dalam modal. Caranya memasukkan modal ke debit dan memasukkan prive ke kredit. Berikut contohnya:
Detail |
Debit |
Kredit |
Modal |
Rp10.000.000 |
|
Prive |
Rp10.000.000 |
Baca juga: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Manfaat Aset
Cara Membuat Jurnal Penutup
Supaya tidak bingung, sekarang coba simak cara membuat jurnal penutup dengan menggunakan contoh kasus di bawah ini!
Laporan Keuangan Perusahaan
Detail |
Debit |
Kredit |
Uang tunai |
Rp8.000.000 |
|
Piutang usaha |
Rp.3.000.000 |
|
Persediaan layanan |
Rp550.000 |
|
Peralatan usaha |
Rp3.000.000 |
|
Servis |
Rp15.000.000 |
|
Depresiasi |
Rp2.050.000 |
|
Utang |
Rp8.000.000 |
|
Utilitas utang |
Rp8.000.000 |
|
Utang pinjaman |
Rp3.000.000 |
|
Modal pemilik |
Rp11.000.000 |
|
Prive |
Rp3.500.000 |
|
Pendapatan |
Rp12.500.000 |
|
Biaya sewa |
Rp4.000.000 |
|
Gaji karyawan |
Rp2.000.000 |
|
Pajak |
Rp500.000 |
|
Biaya utilitas |
Rp2.000.000 |
|
Biaya persediaan |
Rp1.000.000 |
|
Biaya penyusutan |
Rp2.000.000 |
|
TOTAL |
Rp44.550.000 |
Rp44.550.000 |
Berikut langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun jurnal penutup:
1. Tutup akun pendapatan
Detail |
Debit |
Kredit |
Pendapatan |
Rp12.500.000 |
|
Ringkasan pendapatan |
Rp12.500.000 |
2. Tutup akun pengeluaran
Detail |
Debit |
Kredit |
Ringkasan pendapatan |
Rp11.500.000 |
|
Biaya sewa |
Rp4.000.000 |
|
Biaya gaji |
Rp2.000.000 |
|
Pajak |
Rp500.000 |
|
Biaya utilitas |
Rp2.000.000 |
|
Biaya persediaan layanan |
Rp1.000.000 |
|
Beban penyusutan |
Rp2.000.000 |
3. Tutup ringkasan pendapatan dan pindahkan ke modal
Detail |
Debit |
Kredit |
Ringkasan pendapatan |
Rp1.000.000 |
|
Modal |
Rp1.000.000 |
4. Tutup akun prive dan pindahkan ke modal
Detail |
Debit |
Kredit |
Modal pemilik |
Rp3.500.000 |
|
Prive |
Rp3.500.000 |
Setelah semua akun ditutup, kamu akan mendapatkan saldo yang masuk ke dalam modal pemilik. Berikut perhitungannya:
Modal pemilik + Pendapatan – Prive = Keuntungan
Rp11.000.000 + Rp1.000.000 – Rp3.500.000 = Rp8.500.000
Baca juga: Trik Jitu Cari Investor untuk Bantu Pendanaan Perusahaan
Itu dia cara membuat jurnal penutup yang bisa kamu contoh untuk usaha dan bisnis yang dijalani. Jika memang sudah mendapatkan keuntungan dari hasil usaha, ada baiknya kamu mulai berinvestasi di tempat lain. Investasi ini bisa membantu kamu menambah nilai modal menjadi lebih besar.
Kamu bisa memilih instrumen investasi yang aman dan tidak memiliki risiko besar, seperti contohnya reksadana. Cobalah mulai investasi di Bmoney yang menawarkan banyak produk reksadana di dalamnya. Bukan tidak mungkin investasimu akan makin besar sehingga hasilnya bisa dijadikan untuk modal memperluas usaha.