Begini Cara Menghitung ROI Beserta Contohnya

Imanuel Kristianto

27 September 2022

Begini Cara Menghitung ROI Beserta Contohnya
Begini Cara Menghitung ROI Beserta Contohnya

Mengetahui cara menghitung ROI akan sangat berguna bagi kamu yang ingin memulai bisnis atau investasi. Perhitungan ROI yang tepat bukan hanya membantu kamu terhindar dari kerugian berarti, tapi sering pula dijadikan tolok ukur dalam menilai tingkat keuntungan yang bakal didapat.  Lantas, seperti apa rumus dan cara menghitungnya? Simak penjelasan berikut.

Apa Itu ROI?

ROI atau return on investment merupakan rasio yang menunjukkan nilai profitabilitas dalam investasi. Rasio ini sejatinya mengacu pada seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari setiap investasi yang telah dilakukan. ROI juga sering dipakai untuk mengevaluasi efisiensi suatu investasi berdasarkan perkiraan untung ruginya.

Perhitungan ROI bergantung pada objek yang diukur, tujuan penggunaannya, dan tak jarang turut mencakup durasi atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu target.

Hasil perhitungan ROI ini dapat dijelaskan dalam bentuk persentase. Semakin besar persentasenya, semakin besar pula laba yang bisa diraih oleh bisnis atau perusahaan dari modal atau investasi yang telah ditanam.

Itulah mengapa penghitungan ROI yang tepat akan sangat kamu butuhkan. Selain untuk menghitung investasi, membeli aset, dan menanam modal, ROI juga berguna untuk mengukur sehat tidaknya keuangan perusahaan.

Baca juga: Return on Investment (ROI) adalah: Pengertian dan Cara Menghitung

Faktor yang Memengaruhi ROI

Faktor yang Memengaruhi ROI
Faktor yang Memengaruhi ROI

Investor bisa mengetahui berapa jumlah hasil yang akan diterima dari modal yang telah ditanam dengan cara menilik dua faktor yang paling memengaruhi ROI, yaitu turnover operating assets dan profit margin. Berikut penjelasannya.

1. Turnover operating assets

Turnover operating assets atau berarti tingkat perputaran aktiva atau tingkat perputaran modal sering digunakan untuk menunjukkan seberapa cepat modal atau uang yang ditanam pada suatu usaha bisa mengembalikan nilai investasi awal.

Contohnya, perusahaan A menggunakan alat berat guna memproduksi produk senilai Rp250 juta. Artinya, tingkat perputaran aktiva perusahaan itu bergantung pada seberapa cepat alat berat tadi mampu mengembalikan nilai investasi awal saat pembelian melalui produk yang dijual.

2. Profit margin

Secara sederhana, profit margin menunjukkan besaran keuntungan dari suatu usaha atau kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan pencapaian penjualan. Besaran keuntungan ini lazimnya digambarkan dengan persentase dan jumlah penjualan bersih.

Nilai profit margin sendiri merupakan hasil pendapatan terhadap penjualan yang didapat dari rumus berikut:

(Penjualan bersih - Harga Pokok Penjualan/HPP) : Penjualan bersih

Singkatnya, profit margin berfungsi menilai kemampuan perusahaan atau bisnis dalam menghasilkan keuntungan di tingkat penjualan tertentu. Selain itu, rasio ini juga membantu melihat bagaimana kinerja suatu manajemen perusahaan dalam mengontrol berbagai macam bentuk pengeluaran.

Kedua fungsi tersebut akan mendukung tingkat pengembalian investasi bagi keperluan kontrol sekaligus perencanaan bisnis di masa depan. Dengan demikian, nantinya nilai ROI yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar acuan keputusan bisnis selanjutnya semisal akuisisi, konsolidasi, ekspansi, merger, dan sebagainya.

Baca juga: Ini Cara Menghitung Return Saham untuk Perkirakan Keuntungan

Cara Menghitung ROI

Cara Menghitung ROI
Cara Menghitung ROI

Sebagai pebisnis atau investor, sebaiknya kamu jangan hanya fokus pada hitungan margin atau keuntungan atas produk atau jasa yang dijual. Kamu juga perlu menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa bisnis yang dijalankan mampu berkembang.

Berikut cara menghitung ROI dengan rumus ROI:

ROI = (Total Penjualan – Nilai Investasi) : (Investasi x 100%), atau

ROI = (Pendapatan yang dihasilkan : Modal yang ditanam) x 100%

Contoh soal 1

Suatu perusahaan memiliki nilai investasi Rp100 juta dan berhasil melakukan penjualan sebesar Rp180 juta. Berapa persentase hitungan ROI perusahaan tersebut?

ROI = (180.000.000-100.000.000) / (100.000.000 x 100%)

ROI = 0,8 persen.

Contoh soal 2

Tuan A menanamkan modal pada usaha temannya sebesar Rp75 juta dan memperoleh keuntungan sebesar Rp100 juta. Berapa tingkat pengembalian investasi Tuan A?

ROI = ((100 juta-75 juta) : 75 juta) x 100%

= (25:75) x 100%

ROI = 33%

Baca juga: Mengenal Pembagian Dividen Saham Beserta Prosedurnya

Contoh soal 3

Ibu X membeli sebuah vila hasil lelang seharga Rp500 juta. Karena kondisi vila terbilang tidak layak, ibu X akhirnya memutuskan melakukan renovasi. Dana yang dikeluarkan untuk renovasi adalah sebesar Rp100 juta. Setelah renovasi selesai, ibu X ternyata segera menjual villa tersebut seharga Rp800 juta. Berapakah ROI dari vila yang dijual ibu X?

Investasi awal: Rp500 juta + Rp100 juta = Rp600 juta

Pendapatan setelah investasi/yang dihasilkan: Rp800 juta – Rp600 juta = Rp200 juta

ROI = (200 : 600) x 100%

= 0,33 x100%

ROI = 33 %

Contoh soal 4

Kamu ingin menambah efisiensi usaha percetakanmu dengan membeli mesin percetakan seharga Rp170 juta. Sebabnya, mesin ini disinyalir dapat menghemat penggunaan waktu dan tenaga kerja hingga 7 orang, dari total 14 orang yang sedang kamu pekerjakan. Masing-masing pekerja digaji Rp 2,5 juta. Dalam setahun, berapa persentase ROI yang akan kamu peroleh?

Investasi/modal awal= Rp 170.000.000,-

Total pendapatan investasi = 2.500.000 x 7 x 12 = Rp 210.000.000,-

ROI= ((210.000.000 - 170.000.000) : 170.000.000) x 100%

= (40.000.000 : 170.000.000) x 100%

ROI = 23,5%

Contoh soal 5

Sebagai investor pemula, Nona Y ingin melakukan investasi saham sebanyak 30.000 lembar dengan harga Rp1.500,- per lembar. Selang dua tahun kemudian saham Nona Y berkurang karena satu dan lain hal menjadi 10.000 lembar. Ia pun ingin menjual saham miliknya yang tersisa senilai Rp3.500,- per lembar. Berapa ROI yang akan diperoleh nona Y?

Modal investasi awal = 30.000 x 1.500 = Rp45.000.000

Total pendapatan investasi = 10.000 x 3.500 = Rp35.000.000

ROI = ((35.000.000 – 45.000.000) / 45.000.000)) x 100%

= (-10.000.000 / 45.000.000) x 100%

ROI = -0,22%

Baca juga: Pahami Apa Itu Return on Assets (ROA) Beserta Manfaat dan Rumusnya!

Cara Membaca Hasil Perhitungan ROI

Cara Membaca Hasil ROI
Cara Membaca Hasil ROI

Setelah menyimak sejumlah contoh kasus perhitungan ROI di atas, mari mempelajari lebih lanjut bagaimana cara membaca hasilnya. Hasil perhitungan ROI ini bisa kamu gunakan sebagai indikator dalam menilai efektivitas investasi.

1. Hasil ROI positif

Nilai ROI positif seperti contoh kasus nomor 1, 2, dan 3, menandakan investasi yang dijalankan memiliki tingkat profit atau laba normal yang menguntungkan. Misalnya, pada contoh kasus nomor 2, hasil ROI memperlihatkan bahwa keuntungan yang akan diperoleh Tuan A dari hasil investasi adalah sebesar 33% dari modal awal yang ditanam, atau sebesar Rp25 juta.

Lalu pada contoh kasus nomor 3, ROI 33% berarti ibu X akan mendapat keuntungan dari hasil investasinya terhadap vila yaitu sebesar 33% dari modal pembelian awal dan renovasi, atau sebesar Rp198 juta.

2. Hasil ROI negatif

Hasil ROI dengan nilai negatif menandakan investasi yang dijalankan bisa atau akan menghasilkan kerugian. Bahkan, nilai ROI yang tampak positif juga bisa bermakna negatif setelah memperhitungkan nilai retur  dan seluruh biaya, termasuk rentang waktu perhitungan.

Misalnya, pada contoh kasus nomor 4, persentase ROI sebesar 23,5% dari investasi awal menunjukkan bahwa investasimu justru bisa menderita kerugian lantaran hanya bisa menghasilkan keuntungan sebesar 0,235 kali dari investasi awal yang kamu keluarkan.

Lalu, pada contoh kasus nomor 5, nilai minus pada hasil perhitungan ROI investasi Nona Y menunjukkan bahwa saham yang ia tanam tersebut tidak memperoleh keuntungan, melainkan kerugian.

Kendati demikian, ada pengecualian. Jenis usaha skala besar semisal pembangunan pabrik umumnya masih terbilang wajar jika mengalami nilai minus pada ROI, bahkan hingga bertahun-tahun. Hal ini biasa terjadi lantaran usaha tersebut belum mencapai Balik Modal atau popular juga dengan sebutan Break Even Point (BEP). 

Namun, seringkali ketika mencapai titik BEP yang terjadi justru sebaliknya, usaha tersebut mendapatkan nilai ROI positif dan perlahan memperoleh keuntungan.

Baca juga: Manfaat Pasar Modal Bagi Investor dan Masyarakat

Jadi, sudah lebih paham mengenai perhitungan ROI untuk kepentingan investasi? Bagi kamu yang sedang tertarik memulai berinvestasi, jangan lupa perhitungkan lebih dulu ROI-nya. Apabila investasi mengalami kendala nilai minus yang tidak diperhitungkan sebelumnya, jangan tunda mencari penyebab kerugian.

Dengan mengetahui cara menghitung ROI, kamu bisa mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan atas investasimu atau segera beralih memilih instrumen investasi lain yang tak kalah menguntungkan, semisal reksa dana. Kabar baiknya, kamu bisa memulai investasi reksa dana hanya dengan modal Rp10 ribu melalui aplikasi investasi andal dan tepercaya seperti BMoney yang bisa diunduh melalui Play Store atau App Store.

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!