Cut loss adalah istilah dalam pasar saham dan trading yang erat kaitannya dengan manajemen risiko. Dalam dunia investasi, seorang investor dituntut untuk memahami manajemen risiko karena peluang imbal hasil akan selalu berbanding lurus dengan risiko.
Tujuan manajemen risiko tak lain untuk meminimalisasi risiko berupa kerugian dan meningkatkan keuntungan. Tanpa perhitungan yang tepat, bisa-bisa kamu mengalami rugi dan semakin rugi, bukan sebaliknya.
Nah, salah satu cara manajemen risiko adalah berstrategi menggunakan cut loss. Yuk, cari tahu lebih lanjut apa itu cut loss, kenapa investor wajib melakukannya, kapan diharuskan cut loss, dan seperti apa cut loss tepat.
Pengertian Cut Loss Saham
Cut loss diambil dari bahasa Inggris cut yang berarti ‘memotong’ dan loss yang berarti ‘kerugian’. Kondisi ini mengacu pada suatu strategi pencegahan risiko dengan memotong atau menghentikan kerugian. Dengan demikian, cut loss artinya menahan kerugian agar investor tidak mengalami kerugian yang jauh lebih besar.
Dalam dunia saham, cut loss identik dengan menjual saham pada harga tertentu untuk membatasi kerugian, terutama yang terkait dengan terus menurunnya harga saham. Dalam kondisi seperti ini atau kondisi lain yang mengakibatkan krisis finansial lainnya, cut loss menjadi strategi yang wajib dilakukan lantaran fungsi utamanya yang sangat berguna untuk mempertahankan modal.
Singkatnya, ketika melakukan cut loss artinya seorang investor akan menjual saham miliknya jauh lebih rendah ketimbang harga beli. Agar tak terlampau merugi, nantinya batasan harga jual juga akan disesuaikan dengan profil risiko kerugian yang mampu ditanggung investor.
Kemampuan untuk mencegah kerugian saham itulah yang membuat cut loss sering disebut juga sebagai protective stop strategy atau stop loss. Meski fungsi dan tujuannya sama, cut loss berbeda dengan stop loss dalam hal sistem kerja. Cut loss dilakukan oleh investor secara manual, sedangkan stop loss dilakukan dengan cara menggunakan aplikasi trading saham.
Agar dapat meminimalisasi kerugian, seorang investor harus mampu menentukan kapan momen tepat yang mengharuskannya melakukan cut loss.
Baca juga: Apa itu Risiko Investasi? Jenis dan Cara Mengatasinya
Waktu yang Tepat untuk Cut Loss
Mengetahui waktu yang tepat untuk melancarkan strategi cut loss sangat disarankan bagi investor maupun trader. Tujuannya tak lain agar tidak terjebak dalam posisi merugikan dan untuk menjaga modal.
Meski begitu, kamu harus mengetahui dulu seperti apa posisimu dalam bertransaksi saham. Apakah kamu seorang investor yang melakukan investasi jangka panjang, ataukah seorang trader yang lebih aktif melakukan transaksi harian?
Hal ini karena antara investor dan trader punya bingkai waktu yang berbeda dalam melakukan cut loss sehingga hasil yang nantinya terjadi pun akan berbeda antara keduanya.
1. Cut loss bagi trader
Bagi trader aktif, cut loss wajib dilakukan ketika harga saham turun terus. Artinya, ketika trader mengetahui saham miliknya bergerak semakin turun, maka ia harus segera menjual saham. Trader harus mengetahui kapan pergerakan saham naik agar bisa melakukan hold dan kapan saham melandai alias segera naik lagi dalam waktu singkat agar bisa melakukan sideways.
Intinya, seorang trader harus pandai-pandai membaca ke mana arah pergerakan suatu saham agar tak salah melakukan cut loss. Adapun ciri saham yang bakal menurun adalah sebagai berikut:
- IHSG mendadak meroket
- Harga saham mendadak turun tanpa aba-aba
- Harga saham naik lebih dari sekali sampai mencapai batas atas hanya dalam waktu singkat
- Pergerakan saham dan IHSG sulit naik lebih tinggi, tetap naik tapi terbatas
- Setelah naik, pergerakan harga saham justru berhenti atau mandek di titik resistensinya
Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya
2. Cut loss bagi investor
Cut loss dianggap tepat untuk dijalankan oleh seorang investor ketika terjadi perubahan fundamental terhadap kinerja perusahaan. Berikut 4 kondisi terkait perubahan fundamental perusahaan yang perlu dilakukan cut loss.
- Batas kerugian sudah dicapai
Cut loss merupakan strategi yang tepat jika kerugian mencapai batasnya. Batas kerugian ini perlu ditetapkan sebelum berinvestasi saham. Tiap investor lazimnya memiliki batasan berbeda sesuai kemampuan finansialnya masing-masing. Oleh sebab itu, batas kerugian investor profesional yang berpengalaman tentu akan sulit ditentukan oleh pemula.
Secara umum, batas kerugian saham yang dianggap dapat merugikan cukup besar hingga menimbulkan tekanan, terutama bagi pemula atau investor yang cenderung cari aman adalah sebesar 3-5 persen. Sebaliknya, bagi investor dan trader berpengalaman yang sudah terbiasa tantangan batasan kerugiannya bisa naik berkali lipat hingga 15-20 persen.
- Harga saham konsisten menurun
Terus menurunnya harga saham seringkali disebabkan situasi pasar modal yang tidak berjalan sesuai keinginan sehingga performa perusahaan menurun akibat mengalami krisis. Jika demikian, cut loss bisa dijadikan solusi yang tepat. Hal ini karena mempertahankan saham selama perusahaan sedang bermasalah bisa membuatmu mengalami kerugian besar sehingga tidak disarankan.
- Pembelian saham yang salah
Membeli saham yang salah bisa selalu terjadi dalam kondisi apa pun. Contoh paling sering adalah ketika transaksi pembelian saham dilakukan secara terburu-buru tanpa menganalisis secara mendalam terlebih dulu. Apalagi jika indeks harga saham juga menunjukkan kecenderungan menurun.
Contoh lain adalah ketika terjadi kondisi ‘saham nyangkut’ alias terlanjur mengoleksi dan membeli saham dengan harga lebih tinggi ketimbang kondisi saham yang berlangsung saat ini.
Biasanya, pembelian saham seperti ini hanya dilandasi harapan dan perkiraan harga saham bakal terus menanjak sehingga dapat memberi untung saat dijual, tapi nyatanya malah berubah menjadi “saham tidur” alias stagnan. Dalam kondisi yang demikian, kamu perlu melakukan cut loss trading demi mencegah kerugian yang jauh lebih besar.
- Terjadi penurunan atau koreksi IHSG
Ketika fenomena IHSG terkoreksi berlangsung, kamu harus mengamati secara teliti apakah koreksi yang terjadi berlangsung secara terus-menerus atau tidak. Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan koreksi IHSG, yakni isu dalam negeri seperti krisis dan kerusuhan, hingga isu internal yang miring terkait perusahaan saham milikmu.
Baca juga: 3 Tipe Investor yang Wajib Diketahui, Kamu Termasuk yang Mana?
Tips Menentukan Waktu Cut Loss Saham yang Benar
Agar tidak mengalami kerugian berarti sekaligus menentukan apakah perlu melakukan cut loss atau tidak, kamu perlu lebih teliti memantau, menyadari, dan siap mengambil risiko ketika suatu saham terlihat potensial untuk mengalami penurunan jauh lebih rendah. Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk membantumu.
1. Pantau titik support
Seorang investor bisa memutuskan cut loss dengan memantau titik support-nya. Titik support atau level support biasanya wajib ditentukan investor sebelum mengambil posisi trading pada saham.
Jika level support sudah ditetapkan, selanjutnya investor bisa langsung menjual saham alias cut loss ketika harga saham break atau berada di bawah titik support. Namun, ganti dengan melakukan hold jika harga saham masih di atas titik support.
2. Pantau harga beli
Sebelum bermain saham, tentukan dulu perencanaan batas cut loss yang sekiranya sanggup kamu tanggung. Baru setelah itu kamu memantau pergerakan saham berdasarkan harga beli. Misalnya, kamu menetapkan 3-5 persen dari harga beli sebagai batas rugi atau cut loss. Nah, begitu harga saham menurun ke batas itu, kamu bisa langsung menjualnya tanpa perlu berpikir dua kali.
Lewat cara tersebut kamu tidak akan mengalami kerugian terlampau besar. Namun kekurangannya, cara ini dianggap kurang fleksibel untuk jangka panjang karena prospek pergerakan sahamnya kurang jelas.
3. Percayakan pada analis
Rekomendasi saham yang perlu dilakukan cut loss if atau stop loss biasanya akan dikirim setiap harinya oleh analis saham kepada nasabah melalui perusahaan sekuritas, atau bisa dilihat juga melalui website sekuritas. Kamu bisa mempercayakan sekaligus memanfaatkan rekomendasi itu untuk melakukan cut loss.
Sistem kepercayaan pada ahlinya seperti ini masih lebih efektif dan fleksibel ketimbang menentukan cut loss berdasarkan cara lainnya karena selain harus teliti dan memantau terlebih dulu, kamu juga harus menetapkan batas kerugian sendiri sehingga bisa saja salah langkah.
Baca juga: Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui tentang IHSG dan Penjelasannya
Pada akhirnya, cut loss adalah strategi utama untuk mencegah dan menghindari kerugian, terlepas dari dilakukan dengan tepat atau tidak. Hal terpenting, adalah jangan takut mencoba untuk memulai dan selalu awas terhadap tiap perubahan yang terjadi.
Selain memanajemen risiko dengan cut loss, kamu yang sedang mempersiapkan finansial masa depan juga bisa berstrategi dengan menyimpan modal dalam beberapa instrumen investasi alias melakukan diversifikasi investasi. Salah satunya menggunakan reksa dana yang cocok bagi pemula, aman, dan mudah.
Tak perlu repot, kini kamu bisa langsung memulai reksa dana online melalui aplikasi BMoney yang andal dan terpercaya hanya bermodal terjangkau Rp10 ribu. Segera unduh aplikasinya di Play Store atau App Store. Tunggu apa lagi? Selamat mencoba!