Pengertian dan Cara Menganalisis Saham dengan Data Historis

Uji Agung Santosa

02 Mei 2023

Data Historis Saham dan Cara Menganalisisnya (123rf.com)
Data Historis Saham dan Cara Menganalisisnya (123rf.com)

Ada berbagai cara yang biasa digunakan investor dalam menganalisis saham. Salah satunya adalah dengan menggunakan data historis. Data historis adalah bagian dari analisis teknikal yang melibatkan grafik dan data pergerakan harga saham masa lampau, untuk mencari pola dan tren mengenai kondisi perusahaan dan pasar saham saat ini.

Lantas, bagaimana data historis dapat membantu memperkirakan harga saham di masa mendatang, dan bagaimana cara menganalisa saham dengan data historis? Berikut penjelasan lengkapnya.

Cara Kerja Data Historis dalam Saham

Untuk menganalisis saham menggunakan analisis teknikal, para investor akan memanfaatkan data historis sebagai informasi tentang pergerakan harga saham di masa lampau. 

Dalam hal ini, data historis bisa memberikan wawasan tentang bagaimana harga saham bereaksi terhadap berbagai kondisi pasar dan ekonomi di masa lalu. Data ini mencakup harga saham, volume perdagangan, dan beberapa indikator teknikal seperti moving average, relative strength index, dan bollinger bands.

Data historis saham biasanya tersedia dalam bentuk tabel atau grafik dan bisa dianalisis untuk membantu investor memprediksi pergerakan harga saham di masa depan. Misalnya, untuk mengidentifikasi pola dan tren harga saham, jika grafik menunjukkan bahwa harga saham selalu naik sekitar bulan April, bisa diprediksi bahwa harga saham juga akan naik pada bulan April di masa mendatang.

Meski begitu, data historis bukanlah jaminan bahwa harga saham akan bergerak sama di masa depan, melainkan sebagai alat untuk membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik dan terinformasi. Dengan kata lain, data historis mampu memberi prediksi nyaris akurat mengenai pergerakan saham.

Baca juga: Mengenal Marubozu Candlestick dan Cara Menggunakannya

Kaitan Analisis Data Historis dan Prediksi Saham

Kaitan data historis saham dan prediksi harganya.
Kaitan data historis saham dan prediksi harganya.

Terkait cara kerjanya tadi, bagaimana analisis data historis dapat memprediksi harga saham di masa mendatang? Hal ini bisa terjadi karena sejatinya terdapat pola yang berulang dalam perilaku pasar.

Ada setidaknya 3 prinsip dasar dalam analisis teknikal saham yang melibatkan data historis sebagai pola berulang, yakni sebagai berikut.

1.     Harga mencerminkan segala hal yang relevan

Prinsip ini menyatakan bahwa harga saham yang terbentuk dari proses penawaran dan permintaan oleh setiap pelaku pasar tentu sudah mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia tentang saham tersebut. Mulai dari kondisi pasar, kebijakan perusahaan, kondisi ekonomi, dan sebagainya, termasuk untung ruginya.

2.     Pergerakan harga saham cenderung mengikuti tren

Prinsip ini menyatakan bahwa pergerakan harga saham cenderung mengikuti tren tertentu, yaitu tren naik (bullish) atau tren turun (bearish), dan berlanjut di masa depan. Contohnya, ketika pasar sedang bullish, harga saham cenderung membentuk pola-pola chart seperti Higher Highs dan Higher Lows, sedangkan ketika pasar sedang bearish, harga saham cenderung membentuk pola-pola chart seperti Lower Highs dan Lower Lows.

3.     Sejarah cenderung berulang

Pola-pola chart yang terbentuk pada pergerakan harga saham cenderung berulang dari waktu ke waktu. Misalnya, karena pola chart seringkali terbentuk pada level support dan resistance, maka pengulangan ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan kapan harus membeli atau menjual saham. 

Karena peningkatan volume perdagangan sering kali terjadi bersamaan dengan terbentuknya pola chart tertentu, maka pertanda ini dapat digunakan untuk memverifikasi sinyal beli atau jual.

Baca juga: Apa Itu Doji Candlestick? Kenali Pengertian, Jenis, dan Cara Membacanya di Sini

Cara Menganalisis Saham dengan Data Historis

Ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan sebagai cara menganalisa saham dengan data historis. Berikut panduannya.

1.     Kumpulkan data historis saham

Data historis saham dapat dikumpulkan dari berbagai situs web seperti Yahoo Finance, Bloomberg, Google Finance, atau menggunakan platform trading berupa perangkat charting dari aplikasi pihak ketiga seperti MetaTrader. 

Cakupan data historis adalah harga saham, volume perdagangan, rasio keuangan, dan data lainnya yang relevan dengan kinerja saham seperti pendapatan perusahaan, rasio keuangan, dan sebagainya.

2.     Gunakan grafik untuk visualisasi data

Setelah mengumpulkan data historis saham, gunakan diagram atau grafik untuk memvisualisasikan pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Visualisasi data grafik yang paling  populer adalah candlestick, tapi bisa juga menggunakan grafik lainnya sesuai opsi yang tersedia seperti grafik garis. 

Penggunaan grafik bisa membantu memahami tren dan pola pergerakan harga saham selama periode tertentu, pun membantu mengidentifikasi level support dan resistance yang berpotensi.

3.     Gunakan analisis teknikal sesuai rentang waktu

Analisis teknikal melibatkan penggunaan grafik harga saham dan indikator teknis dalam jangka waktu tertentu yang telah disesuaikan dengan target investasi untuk mengidentifikasi pola harga dan tren. Gunakan data historis untuk menghitung indikator teknikal seperti moving average, MACD, RSI, dan stochastic.

Baca juga: 3 Jenis Teknik dan Analisis Chart Pattern yang Perlu Diketahui

4.     Analisis fundamental

Selain analisis teknikal, analisis fundamental melibatkan penilaian nilai intrinsik perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan, rasio keuangan, dan faktor fundamental lainnya. 

Data historis digunakan untuk menghitung rasio keuangan Price to Earnings Ratio (P/E Ratio), Debt to Equity Ratio, dan Return on Equity (ROE), yang seluruhnya akan membantu investor menemukan informasi tentang kesehatan keuangan perusahaan yang mendasari harga saham. Misalnya, saham yang terlalu murah atau terlalu mahal, dan menentukan apakah saham tersebut layak untuk dibeli atau dijual.

5.     Analisis sentimen pasar

Analisis sentimen pasar mengacu pada pemahaman tentang bagaimana pasar merespons berita dan peristiwa tertentu. Dalam analisis ini, fungsi data historis adalah untuk melihat bagaimana pasar bereaksi terhadap berita dan peristiwa di masa lalu.

6.     Analisis kinerja relatif

Selain menganalisis kinerja saham dengan industri dan pasar secara keseluruhan, investor juga dapat membandingkan kinerja saham dengan indeks pasar atau saham lain dalam industri yang sama. Hal ini dapat memberikan pandangan yang lebih jelas tentang apakah saham tersebut sedang berkinerja baik atau buruk.

7.     Analisis risiko dan prediksi harga saham

Berdasarkan analisis data historis, investor bisa mempertimbangkan risiko yang terkait dengan investasi sekaligus memprediksi harga saham di masa depan yang mencakup harga pembukaan (open), harga terendah (low), harga tertinggi (high), dan harga penutupan (close).

Baca juga: Memahami Pola Hammer Candlestick dan Cara Menggunakannya

Dalam melakukan analisis teknikal menggunakan data historis, pergerakan harga saham di masa lalu tidak menjamin pergerakan harga saham di masa depan. Oleh karena itu, data historis harus digunakan sebagai bahan referensi dalam mengambil keputusan investasi, dan bukan sebagai satu-satunya faktor yang menentukan keputusan investasi. Dalam investasi saham, ingatlah bahwa manajemen risiko dan diversifikasi portofolio juga sangat penting.

Bagi kamu yang tergolong investor pemula, ada baiknya mempertimbangkan juga jenis investasi lain yang lebih minim risiko seperti reksa dana. Jika kamu ingin mencoba tapi tidak tahu mulai dari mana, silahkan mengunduh aplikasi investasi BMoney. Selain aman dan terpercaya, kamu bisa segera berinvestasi hanya dengan modal Rp1 ribu.

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!