Jika kamu sering mendengar apa itu inflasi, maka kemungkinan besar kamu juga pernah mendengar apa itu deflasi. Deflasi adalah fenomena penurunan harga harga dan jasa yang terjadi di suatu wilayah atau negara pada periode tertentu. Baik inflasi dan deflasi bisa mengakibatkan perubahan stabilitas perekonomian negara.
Lantas, apa itu deflasi dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian suatu negara? Cari tahu jawabannya dengan membaca artikel ini sampai habis.
Pengertian Deflasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deflasi adalah penambahan nilai mata uang, antara lain, dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dan bertujuan untuk mengembalikan daya beli uang yang nilainya semakin menurun.
Perbedaan inflasi dan deflasi bisa terlihat jelas karena keduanya merupakan kondisi yang saling berlawanan. Jika inflasi menunjukkan kondisi yang di dalamnya terjadi kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus, maka deflasi adalah penurunan harga barang secara umum dan terus menerus yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu.
Baca juga: Ekonomi Makro: Pengertian dan Pengaruhnya Terhadap Investasi
Penyebab Deflasi
Sama halnya dengan inflasi, deflasi juga dapat terjadi karena berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa penyebab deflasi.
- Penurunan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kondisi ini terjadi ketika sebagian orang lebih memilih menyimpan uang mereka di bank ketimbang membelanjakannya.
- Peningkatan pasokan barang. Jumlah permintaan yang meningkat mengakibatkan produksi barang juga ikut mengalami kenaikan sehingga produsen cenderung meningkatkan produksi secara terus menerus. Hal ini mengakibatkan permintaan menurun dan penawaran meningkat.
- Penurunan tingkat permintaan barang. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penurunan daya beli yang memungkinkan masyarakat lebih memilih untuk menyimpan uang mereka ketimbang membeli barang.
- Pelemahan kegiatan ekonomi. Kondisi ekonomi yang melemah dapat mengakibatkan tingginya tingkat pemutusan hubungan kerja yang berakibat pada berkurangnya peredaran uang di kalangan masyarakat.
- Penurunan tingkat investasi. Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, investor cenderung menarik aset mereka dan enggan berinvestasi di sektor riil dan bursa sehingga aktivitas bisnis yang berkelanjutan terhambat dan kondisi ekonomi semakin melemah.
- Penurunan tingkat suku bunga. Penurunan suku bunga akan berakibat pada penurunan suku bunga pinjaman bank sehingga peredaran uang di masyarakat juga berkurang.
Baca juga: Saat Resesi, Benarkah Investasi Perak Lebih Menguntungkan dari Emas?
Jenis-Jenis Deflasi
Berikut ini adalah jenis-jenis deflasi yang bisa kamu pahami sehingga tahu cara mengatasinya.
1. Deflasi Strategis
Deflasi strategis merupakan jenis deflasi yang terjadi akibat kebijakan suatu negara yang bertujuan untuk meredam gejala konsumsi berlebih akibat kenaikan harga pasar. Akan tetapi, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah belum mampu menurunkan konsumsi masyarakat sehingga hal tersebut bukannya membatasi konsumsi masyarakat yang berlebih, melainkan berdampak pada penurunan harga.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah justru memudahkan masyarakat untuk memperoleh berbagai jenis kredit dari bank, memungkinkan produsen untuk menyimpan uangnya di bank agar bisa memperoleh tingkat bunga yang lebih tinggi, dan memastikan sirkulasi uang dan harga komoditas mengarah pada penurunan.
Secara general, deflasi strategis biasanya terjadi ketika harga komoditas di pasar tidak menentu sehingga pemerintah perlu mengurangi konsumsi publik untuk mengimbanginya. Namun, jika kebijakan ini gagal, maka hal tersebut akan mengakibatkan penurunan harga komoditas dan kenaikan konsumsi publik.
2. Deflasi Sirkulasi
Jenis deflasi berikutnya adalah deflasi sirkulasi. Jenis deflasi ini terjadi ketika ekonomi mengalami transisi dari kesuksesan ke resesi. Akibatnya, kapasitas produksi dan konsumsi terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Pada tahap ini, permintaan barang-barang ekonomi surplus tidak mencukupi dan harga pasar mengalami penurunan selama resesi sehingga kondisi perekonomian menjadi tidak stabil.
Kondisi tersebut juga biasanya terjadi seiring dengan melemahnya pergerakan ekonomi pada masa transisi dari perekonomian yang stabil. Dengan adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran, maka harga akan merosot secara signifikan.
Baca juga: Resesi Ekonomi: Pengertian, Efek, Penyebab, dan Kebijakan Mengatasinya
Cara Mengatasi Deflasi
Jika inflasi tidak bisa dihindari, begitu juga dengan deflasi. Namun, pemerintah dan masyarakat bisa tetap melakukan upaya untuk mengatasinya dengan beberapa cara berikut ini.
1. Menurunkan tingkat suku bunga
Salah satu cara mengatasi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. Cara ini bertujuan untuk meningkatkan peredaran uang di kalangan masyarakat sehingga mereka mengurungkan keputusan untuk menabung di bank dan membeli barang atau jasa yang dibutuhkan.
Dengan penurunan tingkat suku bunga, maka suku bunga pinjaman pun akan menurun sehingga masyarakat dapat lebih mudah melakukan permohonan pinjaman ke bank. Hal inilah yang nantinya akan berpengaruh terhadap pergerakan uang di masyarakat.
2. Penerapan kebijakan moneter
Cara lain dalam mengatasi deflasi adalah melalui implementasi kebijakan moneter, yaitu kebijakan bank sentral yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah peredaran uang di masyarakat. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah melalui kebijakan diskonto, yaitu penurunan suku bunga yang ada untuk mendorong masyarakat agar menarik uang mereka dari bank.
3. Implementasi kebijakan perpajakan
Salah satu indikator utama terjadinya deflasi adalah peredaran uang di masyarakat yang sangat minim. Dengan menurunkan tarif pajak yang berlaku, maka masyarakat akan lebih aktif dalam melakukan kegiatan ekonomi jual beli. Penurunan tarif pajak cenderung meningkatkan pengeluaran publik sehingga jumlah peredaran uang di masyarakat pun kembali meningkat.
4. Penerapan kebijakan nonmoneter
Kebijakan nonmoneter adalah kebijakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendorong produsen atau para pelaku usaha dalam meningkatkan harga produksi, menurunkan tingkat upah, dan memaksimalkan pengawasan harga oleh pemerintah. Beberapa langkah yang dilakukan dalam kebijakan ini diprediksi mampu meningkatkan peredaran uang di masyarakat secara efektif.
Baca juga: Mengenal Obligasi dan Saham sebagai Instrumen Investasi
Contoh Deflasi
Salah satu contoh deflasi adalah ketika terjadi penurunan harga bahan baku makanan di Indonesia. Kondisi ini terjadi pada September 2019 dengan nilai deflasi ada di angka 0,27 persen yang menyebabkan harga komoditas makanan dan bumbu dapur mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat sebanyak 82 kota di Indonesia terdampak dengan adanya penurunan harga tersebut.
Dalam kondisi tersebut, cara mengatasi deflasi yang paling tepat adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. Ketika bank sentral mengimplementasikan kebijakan penurunan tingkat suku bunga, maka suku bunga pinjaman pun ikut menurun. Hal tersebut diharapkan akan mendorong masyarakat untuk melakukan pinjaman sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat kembali meningkat.
Saat deflasi terjadi, kebanyakan investor cenderung menyimpan aset mereka agar tetap aman dan menariknya ketika tingkat suku bunga kembali naik. Namun, kamu yang tengah berinvestasi tidak perlu khawatir karena kamu bisa menyimpan aset secara aman dan praktis.
Salah satu instrumen investasi yang dikenal aman adalah reksa dana. Investasi yang satu ini bisa dilakukan oleh siapa pun, bahkan dengan profil risiko yang rendah. Jika kamu tertarik untuk berinvestasi reksa dana, saatnya download aplikasi BMoney di Play Store atau App Store untuk mulai berinvestasi dengan modal Rp10 ribu saja.