Suatu perusahaan biasanya dapat dikatakan sukses atau berhasil jika telah memperoleh laba yang tinggi. Itulah sebabnya, sering kali pendapatan menjadi parameter bagi para investor untuk mengukur performa suatu emiten.
Akan tetapi, ada banyak rasio lain yang sebenarnya bisa dijadikan sebagai parameter dalam melakukan analisis fundamental perusahaan secara tepat dan akurat. Salah satunya adalah earning per share atau biasa disingkat EPS.
Earning per share adalah rumus yang digunakan untuk menghitung laba perusahaan secara lebih objektif sekaligus menjadi perhitungan dasar dalam analisis fundamental untuk menentukan valuasi saham termasuk murah atau mahal. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut.
Pengertian Earning per Share
Earning per share adalah rumus yang digunakan untuk mengetahui hasil pembagian laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Istilah ini juga sering kali disebut laba per saham.
Untuk menghitung EPS atau laba per saham suatu sekuritas, investor dapat menggunakan dua cara. Pertama, cara manual dengan rumus di atas. Kedua, melihat data dari platform trading saham.
Saat ini, sudah ada banyak platform trading saham yang biasanya menampilkan data berupa EPS saham tahunan terbaru dari suatu emiten. Jika tahun ini masih berjalan, maka perhitungan EPS bersumber dari nilai EPS kuartalan yang disetahunkan.
Salah satu platform investasi terbaik yang bisa kamu andalkan adalah BMoney, kamu bisa cek EPS di aplikasi ini. BMoney adalah aplikasi investasi yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang bisa digunakan oleh siapa pun untuk berinvestasi dan melakukan trading saham ataupun reksa dana. Jika ingin langsung mencobanya, download aplikasinya sekarang di Play Store atau App Store.
Fungsi Perhitungan Earning per Share
Banyak investor pemula yang menganggap bahwa fungsi earning per share (EPS) adalah hanya untuk menghitung laba perusahaan. Padahal, ada banyak fungsi EPS yang sangat penting untuk diketahui oleh investor, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengukur kinerja perusahaan
Earning per share (EPS) sebenarnya bukan alat yang tepat untuk membandingkan kinerja antar saham karena mudah dipengaruhi oleh aksi jangka pendek suatu perusahaan. Rumus ini pada dasarnya merupakan rasio komparatif yang cukup baik untuk digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.
Misalnya, EPS saham ABCD tahun 2020, 2021, dan 2022 adalah 45, 77, dan 110. Jika ketiga angka tersebut muncul tanpa dipengaruhi oleh aksi korporasi, maka bisa dikatakan bahwa kinerja laba ABCD termasuk baik sehingga investor akan diuntungkan dalam hal ini.
2. Untuk menghitung rasio P/E
Price to earnings ratio (rasio P/E) adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu saham termasuk kategori mahal atau murah berdasarkan laba perusahaan penerbit saham tersebut. Untuk menghitungnya, dibutuhkan nilai EPS yang akan menjadi pembagi dari nilai harga saham saat ini. Makin kecil rasio P/E suatu saham, makin baik juga harga saham tersebut.
Misalnya, saham EFGH memiliki harga saat ini Rp600 dengan EPS sebesar 30. Berdasarkan kedua nilai tersebut, dapat diketahui rasio P/E-nya adalah 20. Artinya, investor yang menanamkan dananya di saham EFGH membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk dapat balik modal.
Baca juga: Mengenal Proses Book Building dalam IPO
Rata-rata investor lebih memilih saham dengan rasio P/E antara 5 sampai 15. Pengecualian, jika suatu saham berada di atas rentang rasio tersebut, tapi termasuk rendah dibandingkan saham lain dalam sektor yang sama, maka valuasi sahamnya bisa dikatakan murah.
3. Untuk menghitung rasio PEG
Price to earning growth ratio (rasio PEG) adalah modifikasi rumus rasio P/E yang disesuaikan untuk memprediksi pertumbuhan dari tahun ke tahun. Rasio ini digunakan untuk mengetahui nilai wajar suatu saham berdasarkan laba saat ini dan potensi pertumbuhannya di masa mendatang.
Untuk mengetahui angka rasio PEG, kamu perlu membagi rasio P/E dengan EPS tahunan. Sementara itu, angka pertumbuhan EPS tahunan dapat dihitung berdasarkan persentase selisih antara EPS tahun ini dengan EPS tahun sebelumnya.
Selain berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketiga rasio di atas, EPS juga dapat digunakan untuk melakukan analisis fundamental lanjutan. Misalnya, menghitung dividend-adjusted PEG ratio dan earnings yield.
Baca juga: Pengertian Price Earning Ratio (PER) dan Cara Menghitungnya
Cara Menghitung Earning Per Share
Untuk mengetahui cara menghitung EPS secara manual, dibutuhkan data-data berupa laba bersih perusahaan dan jumlah saham yang beredar dalam satu periode yang sama. Keduanya dapat dilihat pada laporan keuangan kuartalan dan tahunan ataupun dari platform trading saham yang menyediakannya.
Berikut ini adalah rumus yang biasa digunakan untuk menghitung EPS:
EPS = Laba bersih : Jumlah saham beredar
Jika suatu perusahaan menerbitkan saham preferen, maka cara menghitung EPS menjadi lebih rumit. Hal ini disebabkan oleh dividen untuk saham preferen harus dihitung dan dibayar terlebih dahulu ketimbang saham biasa. Saat mengalami situasi tersebut, maka rumus EPS yang digunakan adalah sebagai berikut.
EPS = (Laba bersih – Dividen saham preferen) : Jumlah saham biasa
Kamu dapat memperoleh data jumlah saham preferen dan nilai dividen saham preferen dari laporan keuangan perusahaan atau laporan yang dirilis secara terpisah.
Baca juga: Cara Menghitung Cash Flow Investasi Secara Tepat
Berapa Nilai Earning per Share yang Baik?
Setelah memahami pengertian, fungsi, dan cara menghitung earning per share, kamu juga perlu mengetahui apakah nilai EPS tersebut termasuk baik atau tidak. Nilai earning per share yang baik atau positif menandakan bahwa pertumbuhan nilai saham akan terus meningkat dari tahun ke tahun, begitu juga sebaliknya.
Meski begitu, tidak ada acuan baku yang dijadikan sebagai parameter untuk menentukan nilai EPS yang baik. Intinya, suatu perusahaan berpotensi memperoleh lebih banyak laba bersih jika EPS-nya meningkat. Perolehan laba selanjutnya dapat disimpan untuk melakukan ekspansi bisnis ataupun dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen.
Sebaliknya, perusahaan cenderung akan mendapatkan lebih sedikit laba saat nilai EPS-nya menurun. Itu artinya, perusahaan sedang mengalami kerugian.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai EPS yang baik berarti menunjukkan kinerja positif dari satu periode ke periode selanjutnya. Sebaliknya, nilai EPS yang kurang baik ditunjukkan dengan penurunan kinerja perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
Baca juga: Begini Cara Membaca Laporan Keuangan Emiten
Itulah pembahasan mengenai pengertian earning per share (EPS), apa saja fungsinya dalam melakukan analisis fundamental saham dan perusahaan, serta bagaimana cara menghitungnya berdasarkan kondisi yang ada.
Selain mempelajari EPS, kamu juga tentu perlu mempelajari rasio dan istilah dalam investasi saham lainnya agar bisa menerapkan strategi terbaik dalam berinvestasi. Dengan begitu, kamu bisa lebih andal dalam melihat potensi keuntungan agar terhindar dari risiko kerugian.