Falling wedge pattern merupakan salah satu pola pergerakan harga yang diidentifikasi dengan melihat dua garis tren dan menandakan pembalikan harga (reversal). Pola ini biasanya digunakan sebagai indikator adanya pembalikan harga dari bearish menjadi bullish (bullish reversal).
Hal tersebut ditandai dengan aksi jual yang sudah kehilangan momentum sehingga para buyer mulai beraksi. Sebaliknya, ada juga pola pergerakan harga yang menandakan aksi beli yang sudah kehilangan momentum dan memberikan kesempatan kepada para seller untuk melakukan penjualan sehingga menjatuhkan harga aset investasi. Pola tersebut dinamakan rising wedge pattern atau pola rising wedge.
Lalu, bagaimana cara mengetahui falling wedge pattern dan juga rising wedge pattern dalam trading?Simak penjelasan berikut.
Mengenal Falling Wedge Pattern
Seperti halnya pola trading lainnya, falling wedge pattern juga merupakan pola yang dapat digunakan sebagai strategi dalam menganalisis pergerakan harga yang mengerucut. Pola-pola seperti ini dapat diidentifikasi melalui pergerakan harga yang terlihat dari grafik candlestick. Namun, investor perlu menggambar pola tersebut supaya bisa memanfaatkannya untuk trading, investasi, dan lain sebagainya.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menarik dua garis tren untuk menghubungkan level-level tertinggi (high) dengan level-level terendah (low) pada riwayat pergerakan harga saham dalam jangka waktu 10-50 periode terakhir. Artinya, kamu perlu memperhatikan 10-50 candle paling kanan pada layar.
Suatu pergerakan harga aset dapat disebut sebagai falling wedge pattern jika garis tren atas (resistance) menukik tajam dibandingkan dengan garis tren bawah (support). Pola tersebut akan terlihat seperti corong pengeras suara (toa) dengan bagian lebar yang menghadap ke atas.
Baca juga: Pahami Apa Itu Volatilitas dalam Investasi Saham
Karakteristik Falling Wedge Pattern
Sama seperti pola-pola dalam grafik pergerakan harga lainnya, falling wedge pattern juga dapat dikenali berdasarkan kriteria atau karakteristik yang dimilikinya. Pola ini dapat terjadi jika pasar tengah berkonsolidasi antara 2 garis resistance dan support yang konvergen. Untuk membuat pola tersebut, kedua garis ini harus mengarah ke bawah dengan garis resistance lebih curam ketimbang garis support.
Pola yang termasuk pola bullish ini akan melebar di bagian atas dan berkontraksi saat pergerakan harga menurun. Price action itulah yang nantinya akan membentuk kerucut saat reaksi tertinggi dan reaksi terendah bertemu.
Berbeda dengan symmetrical triangles yang tidak memiliki bias dan tingkat kemiringan yang jelas, pola falling wedge justru memiliki bias bullish dan tingkat kemiringan yang terlihat jelas. Namun, bias bullish tersebut tidak bisa direalisasikan hingga terjadi resistance breakout. Pada kondisi tertentu, pola ini dapat dimanfaatkan sebagai pola pembalikan ataupun kelanjutan.
Baca juga: 3 Jenis Teknik dan Analisis Chart Pattern yang Perlu Diketahui
Selain karakteristik yang telah disebutkan di atas, pola falling wedge juga dapat diidentifikasi dengan melihat pengurangan volume saat saluran bertemu. Pasca konsolidasi energi pada saluran, investor biasanya akan mampu menggeser keseimbangannya sehingga berpotensi mendapatkan keuntungan dan meluncurkan price action yang lebih besar.
Sederhananya, karakteristik utama falling wedge pattern adalah sebagai berikut.
- Price action akan diperdagangkan pada saat tren turun, yaitu lower lows dan lower highs.
- Memiliki 2 garis tren bawah dan atas yang menjadi garis konvergen.
- Terdapat penurunan volume saat saluran bertemu.
Dua karakteristik yang disebutkan di atas adalah kriteria wajib yang harus dimiliki falling wedge pattern. Sementara itu, karakteristik yang terakhir disebutkan dianggap sebagai indikator tambahan yang bisa membantu trader dalam memvalidasi dan melegitimasi pola tersebut.
Mengenal Rising Wedge Pattern
Berbanding terbalik dengan falling wedge pattern, pola rising wedge adalah pola yang terbentuk ketika harga berkonsolidasi antara garis support yang miring ke atas dengan garis resistance. Tingkat kemiringan garis support akan kelihatan lebih curam dibandingkan dengan garis resistance.
Pola ini mengindikasikan bahwa titik support yang lebih tinggi dan lebih cepat sedang terbentuk di atas titik resistance tertinggi sehingga akan terjadi lompatan besar. Inilah yang biasanya diprediksi sebagai tembusan ke arah atas atau bawah.
Pola rising wedge yang terbentuk setelah menembus garis tren naik menandakan adanya pola pembalikan bearish. Sebaliknya, pola yang terbentuk saat menembus garis tren turun menandakan adanya kelanjutan tren turun.
Baca juga: Cara Kerja Cup and Handle Pattern dalam Grafik Harga Trading
Karakteristik Rising Wedge Pattern
Pola rising wedge sering juga disebut sebagai pola pembalikan karena pola tersebut termasuk kategori lanjutan. Artinya, pola tersebut akan tetap miring ke atas, namun berlawanan dengan tren penurunan.
Untuk mengenali pola rising wedge, para investor atau trader biasanya menggunakan karakteristik berikut sebagai penanda:
- Rising wedge pattern biasanya ditandai dengan garis tren konvergen pada 10 sampai 50 periode transaksi.
- Rising wedge pattern dapat dianggap sebagai irisan naik atau turun, bergantung pada pergerakan arah tren.
- Rising wedge pattern memiliki rekam jejak yang baik karena dianggap mampu memprediksi pembalikan harga.
-
Saat breakout memiliki arah berlawanan dengan jenis wedge ini, irisannya akan terlihat lebih curam sehingga sinyal yang dipancarkan menjadi lebih akurat.
Perbedaan Pola Rising dan Falling Wedge
Setelah mengenal kedua pola ini, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara pola rising dan falling wedge. Pola falling wedge merupakan pola yang terbentuk saat pasar berkonsolidasi antara dua garis support dan resistance yang konvergen. Pola ini dapat dikenali dengan bentuknya yang melebar di bagian atas dan berkontraksi saat harga bergerak lebih rendah.
Sementara itu, rising wedge pattern yang juga menghubungkan dua posisi garis terendah dan tertinggi dapat dikenali dengan melihat posisi terendah yang mengejar posisi tertinggi pada kecepatan yang lebih tinggi. Artinya, garis tren bawah (support) terlihat lebih curam.
Baca juga: Mengenal Bearish Divergence Dalam Trading dan Cara Membacanya
Demikianlah penjelasan singkat terkait pengertian, karakteristik, dan fungsi falling wedge pattern dan rising wedge pattern yang bisa dikenali saat akan bertransaksi sekuritas. Dengan mengidentifikasi pola-pola tersebut, investor atau trader dapat menentukan langkah selanjutnya agar bisa memperoleh keuntungan dari pergerakan harga yang tengah terjadi.
Namun, tentu kedua pola tersebut tidak bisa dibaca oleh sembarang orang sehingga kamu perlu mempelajarinya secara saksama dan melakukan berbagai trading untuk dapat melakukan analisis teknikal secara andal.
Untuk mendukung pengetahuan dan wawasan kamu terkait investasi dan trading, kamu juga bisa mengakses aplikasi investasi BMoney yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui aplikasi ini, kamu juga bisa melakukan trading saham atau reksa dana secara praktis. Download aplikasinya di Play Store atau App Store.