Menonton film pasti jadi hobi yang dimiliki banyak orang. Film-film bergenre action, horror, thriller, romance, comedy, sampai sci-fi, sejauh ini masih jadi favorit mayoritas para moviegoers. Dengan beragam tema yang diangkat, para penulis dan sutradara piawai merangkai cerita yang bikin penasaran dengan plot berlapis serta emosi yang intens.
Dari sekian banyak tema film yang pernah disuguhkan, film investasi dan keuangan adalah salah satu yang cukup menarik. Walau terdengar segmented dan seolah hanya bisa disukai oleh orang-orang finance atau para broker, nyatanya beberapa film bertema investasi mendapat apresiasi tinggi. Bahkan, ada film tentang investasi dan keuangan yang pernah menang Oscar, lho. Penasaran? Simak lebih lanjut artikel berikut ini!
Rekomendasi 10 Film Investasi dan Keuangan Terbaik
Belajar tentang investasi, saham, trading, dan semacamnya bisa kamu dapatkan dari berbagai cara, salah satunya dengan menonton film. Selain sebagai hiburan, film yang tawarkan tema-tema khusus seperti investasi saham, keuangan, broker atau pialang saham juga punya banyak informasi bermanfaat.
Dialog-dialog dalam film serta plot utamanya dapat memberimu pemahaman atau contoh kasus mengenai investasi dan hal-hal yang mendampinginya.
Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya
Dikemas dengan jalan cerita menarik, film investasi bisa jadi tontonan menyenangkan dan berkesan. Kamu yang baru mulai belajar berinvestasi pun bisa menikmatinya tanpa kebingungan dengan istilah-istilah dalam bidang tersebut. Penasaran apa saja film investasi terbaik yang bisa menjadi referensimu dalam belajar? Simak rekomendasinya di bawah ini!
1. The Wolf of Wall Street (2013)
The Wolf of Wall Street (2013) merupakan film biografi yang dikemas dengan gaya black comedy-crime karya sutradara Martin Scorsese. Ceritanya sendiri dibuat berdasarkan memoar Jordan Belfort tahun 2007 berjudul sama. Secara singkat, film ini bercerita tentang karir Belfort selama menjadi pialang saham di New York dan keterlibatan perusahaannya, Stratton Oakmont, dalam kasus korupsi dan penipuan yang terjadi di Wall Street. Kasus inilah yang membuat karir Belfort hancur.
Tahun 1987, Belfort adalah seorang broker di Wall Street yang bekerja untuk perusahaan L.F. Rothschild. Belfort percaya bahwa satu-satunya tujuan menjadi pialang adalah memperkaya dirinya sendiri. Hingga suatu hari dirinya kehilangan pekerjaan dalam peristiwa Black Monday, yaitu penurunan pasar saham terbesar dalam sejarah di tahun 1929.
Belfort membuka usaha sendiri bersama Donnie Azoff. Taktik dan salesmanship Belfort berkontribusi besar pada keberhasilan skema pump and dump-nya. Pada skema tersebut positive statement yang menyesatkan digunakan untuk melambungkan harga saham sehingga bisa dijual dengan harga tinggi. Namun, ketika saham itu kembali dijual, harganya jatuh.
Mereka yang tertipu oleh Belfort membeli dengan harga mahal tetapi mendapatkan saham yang bernilai jauh lebih rendah. Untuk menutupi skemanya, Belfort menamakan perusahaannya Stratton Oakmont di tahun 1989. Keberhasilan Belfort sempat diliput Forbes, hingga kemudian SEC dan FBI mulai menyelidikinya di tahun 1991.
2. The Big Short (2015)
Dibintangi oleh aktor-aktor papan atas Hollywood seperti Ryan Gosling, Steve Carell, Christian Bale dan Brad Pitt, film The Big Short (2015) tak kalah seru dan berisi pelajaran berharga tentang investasi. Film investasi ini berlatarkan kejadian nyata saat AS dilanda krisis ekonomi di tahun 2007-2008.
Terdiri atas tiga cerita terpisah, ceritanya menggambarkan kondisi pada tahun-tahun menjelang kejatuhan pasar perumahan AS di tahun 2007. Film yang diadaptasi dari buku karya Michael Lewis berjudul ‘The Big Short: Inside The Doomsday Machine’ ini diganjar penghargaan ‘Best Adapted Screenplay’ pada Oscar tahun 2016 lalu.
Krisis tersebut terjadi karena sistem kredit rumah yang dipasarkan oleh kebanyakan bank-bank di Amerika mengizinkan pihak-pihak yang masuk dalam kategori tidak layak, menjadi penerima kredit rumah. Hasilnya, banyak kreditur nunggak dan tak mampu membayar cicilan. Dua tahun sebelumnya, seorang hedge fund manager, Michael Burry, menemukan bahwa pasar perumahan di AS sangat tidak stabil.
Guna mengantisipasi keruntuhan pasar di kuartal II tahun 2007, karena suku bunga akan naik dari hipotek, Burry mengusulkan untuk mengambil langkah berani dengan berinvestasi tinggi dan mengasuransikan surat-surat utang yang dimiliki. Pilihannya ini dinilai konyol oleh sebagian besar orang, tetapi seorang eksekutif di Deutsche Bank dan dua investor bisa memahaminya. Lalu bisakah pilihannya ini berhasil?
3. Wall Street (1987)
Film investasi yang satu ini merupakan film lawas yang dibintangi oleh Michael Douglas, Charlie Sheen dan Daryl Hannah. Ceritanya sendiri berputar pada karakter Bud Fox, seorang pialang saham junior yang bekerja untuk Jackson Steinem & Co di NYC. Sebagai junior, Bud ingin sekali bekerja dengan senior idolanya, seorang pemain Wall Street yang legendaris bernama Gordon Gekko.
Bud mencoba banyak cara untuk mendekatinya dan berhasil karena Gekko terkesan dengan keberanian dan kegigihan Bud. Pialang saham junior itu lantas menawari Gekko untuk membeli sebuah saham, tetapi ditolak. Bud kemudian memberikan beberapa info tentang Bluestar Airlines yang lantas berhasil membuat Gekko penasaran. Sang legenda itu pun membeli saham Blue Star dan menjadi salah satu klien Bud.
Setelah menghasilkan banyak uang, Gekko memberi Bud sejumlah modal untuk dikelola. Sayangnya, saham-saham yang dibelinya atas saran pialang senior, Lou Mannheim, malah merugi. Gekko kemudian memberi Bud kesempatan lain dengan menyuruhnya memata-matai investor dari Inggris, Sir Lawrence Wildman.
Dari hasil memata-matai itu, Gekko memperoleh info bahwa Wildman tertarik membeli saham Anacott Steel. Gekko lantas membeli saham di Anacott dan berencana berencana ‘memaksa’ Wildman untuk membelinya dengan harga tinggi. Berhasilkah rencana Gekko dan Bud?
4. Trading Places (1983)
Trading Places (1983) adalah film komedi yang disutradarai oleh John Landis. Dibintangi Dan Aykroyd, Eddie Murphy dan Ralph Bellamy, film ini berkisah tentang Louis Winthorpe yang bekerja sebagai upper-class commodities broker dan Billy Ray Valentine, seorang pengamen miskin. Keduanya saling bersinggungan tanpa sadar ketika dijadikan subjek taruhan yang rumit untuk menguji kemampuan manusia saat kondisi mereka ditukar.
Baca juga: Pengertian Diversifikasi Investasi, Manfaat, dan Cara Menerapkannya
Ide untuk menukar kehidupan antara Louis dan Billy ini datang dari kakak beradik pemilik commodities brokerage firm, Randolph dan Mortimer Duke. Mereka memiliki pandangan yang berlawanan tentang isu nature versus nurture.
Untuk membuktikan pandangan siapa yang benar, keduanya bertaruh dan setuju melakukan eksperimen menukar kehidupan dua orang yang sangat bertentangan secara hirarki sosial dan ekonomi. Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya?
5. Margin Call (2011)
Istilah margin call kerap dipakai dan ditemui saat bicara tentang saham dan investasi. Kali ini yang kita bicarakan adalah margin call sebagai judul film karya sutradara J.C Chandor dalam debut penyutradaraannya.
Plot film ini berlatarkan sebuah bank investasi besar di Wall Street, di awal-awal krisis keuangan 2007-2008 melanda AS. Kamu akan melihat bagaimana sikap orang-orang selama tahap awal krisis keuangan tersebut, tepatnya pada 24 jam pertama.
Cerita dimulai ketika sebuah bank investasi mulai memberhentikan sebagian besar karyawannya. Di antara mereka yang terdampak adalah Eric Dale yang menjabat sebagai kepala manajemen risiko. Dalam keadaan seperti itu, Dale masih berupaya untuk bicara tentang implikasi dari model yang sedang dikerjakan, tetapi tidak didengarkan.
Dalam perjalanan keluar, dia memberikan flash drive berisi pekerjaannya itu kepada rekan kerjanya, Peter Sullivan, dan memperingatkannya untuk berhati-hati. Sullivan yang tertarik mulai bekerja untuk melanjutkan model ciptaan Dale. Saat itulah Sullivan menemukan sebuah kesalahan yang akan membuat perusahaannya bangkrut.
6. Glengarry Glen Ross (1992)
Dibintangi oleh Al Pacino, film Glengarry Glen Ross (1992) bercerita tentang realitas kehidupan orang-orang yang bekerja di bidang penjualan atau sales yang penuh ambisi, persaingan, kecurangan, kemunafikan dan saling menjatuhkan secara licik. Para salesman harus memenuhi target penjualan perusahaan melalui delegasinya, Blake.
Sebagai pancingan perusahaan mengiming-imingi sebuah unit mobil Cadillac Eldorado serta satu set pisau untuk steak. Bukan hanya itu, sales yang bisa memenuhi target akan mendapat premium leads Glengarry sangat berharga. Untuk mendapatkannya para tenaga penjualan harus mampu closing dari semua leads yang mereka punya.
Sayang, leads milik perusahaan punya banyak kekurangan sehingga para sales gagal mencapai target mereka dalam menggaet konsumen. Hingga satu hari, membobol kantor dianggap lebih menggiurkan dan memungkinkan untuk bertahan hidup.
7. Inside Job (2010)
Inside Job (2010) merupakan film dokumenter mengenai krisis keuangan yang terjadi di akhir tahun 2000-an karya sutradara Charles H. Ferguson. Film ini bercerita mengenai korupsi sistematis di Amerika Serikat yang dilakukan oleh industri jasa keuangan dan konsekuensi dari kejahatan sistematis tersebut.
Dalam lima bagian, Inside Job (2010) mengeksplorasi bagaimana perubahan kebijakan dan praktik bank turut andil dalam menciptakan krisis keuangan.
Inside Job banyak mendapat pujian dari segi alur, penelitian, dan pemaparan materi yang cukup rumit. Film ini diputar di Festival Film Cannes 2010 dan memenangkan penghargaan Academy Award for Best Documentary Feature di tahun 2010. Film dimulai dengan memperlihatkan kondisi Islandia saat mengalami deregulasi besar-besaran dan bank-bank diubah menjadi swasta pada tahun 2000.
Ketika Lehman Brothers bangkrut dan AIG kolaps, Islandia dan seluruh dunia mengalami resesi global pada 15 September 2008. Pada bagian satu, diperlihatkan bahwa Industri keuangan Amerika diregulasikan sejak 1940 hingga 1980, lalu diikuti oleh periode deregulasi yang panjang.
Pada periode yang sama, krisis simpan pinjam membebani para pembayar pajak dengan angka mencapai ratusan miliar dollar. Dengan penyebab berbeda, krisis seperti ini berlanjut ke tahun 2001 hingga menyebabkan para investor kehilangan $5 triliun.
8. Boiler Room (2000)
Boiler Room (2000) merupakan film pialang saham yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadi sutradara dan penulis naskahnya sendiri, Ben Younger, ketika mengikuti wawancara di sebuah perusahaan pialang.
Berlatarkan tahun 1999, seorang mahasiswa drop out bernama Seth Davis, sibuk mengoperasikan bisnis kasino ilegal yang dibuka di apartemennya. Semua dia lakukan karena Seth ingin hidup mandiri sebab tak nyaman dengan sikap sang ayah yang senang mengatur.
Dia kemudian tertarik untuk bekerja di sebuah perusahaan pialang saham milik kenalannya, Gregg. Di sana, Seth bekerja sebagai pegawai magang. Selama magang, Seth merasa termotivasi oleh Jay, seorang broker yang kaya karena bekerja dengan cara agresif dan mengutamakan uang atas apa pun.
Baca juga: 9 Tips Belajar Investasi Pemula Agar Bisa Cuan Besar 2023!
Obsesi Seth semakin kencang karena hubunganya dengan sang ayah juga bertambah buruk. Selain itu, pemuda ini juga ingin sukses untuk menarik hati wanita incarannya. Seth pun semakin terdorong untuk sukses, tapi di saat bersamaan, moralnya dipertaruhkan.
9. Default (2018)
Film Default (2018) merupakan film Korea yang mengangkat masalah krisis keuangan di Asia. Plot-nya bercerita tentang Si Hyun, manajer kebijakan moneter di Bank of Korea yang memprediksi krisis keuangan nasional besar-besaran yang kemudian melaporkannya kepada direktur.
Sampai sepuluh hari setelah laporan, direktur tidak mengagendakan pertemuan darurat. Dia juga tidak mengabarkan temuan bawahannya tersebut pada publik.
Si Hyun terus mendesak agar situasi krisis segera diumumkan supaya masyarakat tahu mengenai bencana keuangan yang akan segera terjadi. Sayang, permintaannya itu tetap diabaikan. Hingga kemudian, situasi ekonomi Korea yang ‘aneh’ mulai menarik perhatian seorang konsultan keuangan bernama Jung Hak.
Jung Hak mendapati bahwa Korea tiba-tiba saja menguras dana asing. Dia akhirnya juga mengetahui bahwa perusahaan keuangan internasional telah memerintahkan penarikan investasi dari Korea sehingga menyebabkan peringkat kredit di negara tersebut mengalami penurunan yang drastis. Bagaimana Si Hyun dan Jung Hak keluar dari kondisi ini?
10. Money (2019)
Film Korea tentang saham berjudul Money (2019) ini akan membawamu mengikuti perjalanan hidup seorang putra petani bernama Jo Il Hyun yang bercita-cita menjadi pialang saham kaya raya. Kamu diajak mengikuti kisahnya yang penuh perjuangan, keserakahan, hingga akhirnya sebuah tragedi terjadi.
Menjadi kaya adalah mimpi banyak orang, begitu pun yang diimpikan putra seorang petani bernama Jo Il Hyun. Datang dari keluarga sederhana yang harus bekerja keras untuk hidup, dia ingin menjadi pialang saham yang sukses. Il Hyun kemudian bergabung dengan salah satu firma teratas di Yeouido. Di Korea, kawasan tersebut sama dengan Wall Street di Amerika sana.
Il Hyun punya kecerdasan di atas rata-rata, tetapi ketika keserakahan mulai muncul di hatinya, Il Hyun tak sungkan bekerjasama dengan seorang penipu pasar saham. Dia membantu sang penipu yang dikenal dengan sebutan Beonho Pyo untuk keuntungannya sendiri. Tindak-tanduk Il Hyun mulai dicurigai oleh seorang financial supervisor, Han Ji Cheol, yang mulai mengawasinya. Bagaimana nasib Il Hyun berikutnya?
Sepuluh film investasi yang direkomendasikan dalam artikel ini bisa menjadi hiburan sekaligus sarana belajar berinvestasi. Beberapa di antaranya bercerita dari sudut pandang seorang pialang saham dan beberapa lainnya menggambarkan kondisi krisis keuangan yang emosional.
Melalui film-film investasi, kamu bisa mendapat gambaran tentang dunia investasi dengan cara menyenangkan. Tapi, kalau kamu mau langsung mempraktikkannya, bisa juga pakai aplikasi BMoney untuk melakukan investasi atau transaksi saham dan instrumen lainnya. Segera download aplikasinya di Play Store atau App Store.