Dalam investasi, terdapat tiga kejahatan yang secara umum kerap terjadi di pasar modal, yaitu insider trading, market manipulation, dan front running. Insider trading mengarah pada kejahatan investasi berupa penyalahgunaan informasi dari orang dalam. Kejahatan ini berbeda dengan market manipulation yang bekerja dengan cara menciptakan harga saham yang semu di bursa.
Tujuan para pelaku memanipulasi harga saham tentu untuk keuntungan sendiri. Market manipulation dikenal juga dengan istilah ‘menggoreng saham’. Sementara itu, kejahatan investasi berupa front running adalah perbuatan ilegal dalam dunia saham yang dapat juga disederhanakan menggunakan istilah ‘nyolong start’.
Sudah terbayang seperti apa kejahatan ini terjadi? Untuk lebih lengkapnya simak artikel di bawah ini!
Definisi Front Running
Setiap transaksi bursa akan berpengaruh terhadap supply and demand, yang akhirnya dapat memengaruhi penentuan harga. Mereka yang melakukan kejahatan front running bergerak dengan mengeksploitasi informasi mengenai transaksi yang akan terjadi. Pelaku umumnya memiliki informasi mengenai transaksi di masa depan yang bisa memengaruhi harga secara substantial.
Informasi yang pelaku dapatkan mengenai saham tertentu belum diketahui publik secara luas. Dalam kondisi diuntungkan semacam itu mereka akan melakukan pembelian saham lebih dulu sehingga bisa berpeluang mendapatkan keuntungan lebih besar dan terhindar dari risiko kerugian. Eksploitasi informasi yang belum dipublikasikan semacam ini tentu saja ilegal dan tidak etis.
Sayangnya, tindak kejahatan dalam investasi ini bukan hanya dilakukan oleh broker yang bergerak secara individu, melainkan dilakukan juga oleh manajer investasi bahkan perusahaan investasi.
Sebagai orang yang pertama tahu mengenai informasi harga saham dari perusahaan tertentu, mereka akan nyolong start. Walau begitu, front running adalah langkah dalam berinvestasi yang sebenarnya bersifat high risk high return.
Pasalnya, informasi penting yang pelaku dapatkan lebih dulu belum tentu berdampak atau hype sesuai harapan dan perkiraan. Jika sudah begitu, risiko kerugian juga tak bisa dihindarkan.
Front running juga merupakan kejahatan investasi yang jadi bagian dari MEV atau Maximal Extractable Value. Di sini perolehan keuntungan tambahan didapat dari pengurutan transaksi.
Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya
Cara Kerja Front Running
Tindak kejahatan yang tidak etis dalam dunia investasi ini biasanya dimulai ketika seorang broker menerima order dari investor untuk membeli saham dalam jumlah besar. Saat itulah broker dapat mengetahui atau menyadari bahwa harga saham yang hendak dibeli bisa mengalami kenaikan. Dari sanalah dia akan nyolong start dengan membeli saham tersebut demi keuntungan sendiri.
Setelahnya, broker akan memproses order besar dari investor sehingga harganya turut terdorong naik. Dengan begitu, pelaku kejahatan investasi ini bisa menjual saham menggunakan harga yang lebih tinggi dan mendapatkan keuntungan. Dalam waktu yang terjadi beberapa menit saja, broker bisa memperoleh easy money dan capital gain yang besar.
Dengan cara kerja seperti ini, front running bisa dilakukan oleh manajer investasi atau pengelola dana yang bekerja pada perusahaan investasi. Cara kerjanya sama saja, sebelum meminta broker mengeksekusi pembelian saham untuk portofolio perusahaan, mereka lebih dulu melakukan pembelian untuk portfolio pribadi.
Setelahnya ketika harga saham naik bersamaan dengan pembelian dalam jumlah besar tadi, manajer investasi tersebut akan menjual saham pribadinya. Kejahatan front running terjadi pula di berbagai negara, tetapi dengan konsep yang lebih luas.
Di beberapa negara, front running bisa juga mengacu pada tindakan broker di satu perusahaan investasi yang membeli saham lebih dulu sebelum mengirimkan laporan hasil riset berisi rekomendasi ‘BUY’ pada para nasabahnya.
Keuntungan Praktik Front Running
Fakta bahwa front running adalah salah satu tindak kejahatan dalam dunia investasi ternyata tidak menutup kenyataan bahwa tindakan ilegal ini dinilai menguntungkan. Ingin tahu apa saja keuntungan front running?
- Front running membantu transaksi sekuritas dalam jumlah besar tanpa dipengaruhi oleh perusahaan trading besar dalam hal pergerakan harga.
- Front running membantu investor kecil memperoleh keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa mengeluarkan biaya tambahan.
- Broker yang menjalankan front running bisa mendapat komisi jika memberi saran kepada klien terkait kemungkinan terjadinya kenaikan harga saham.
- Walau merupakan salah satu tindak kejahatan sekuritas, front running sulit dilacak atau diawasi oleh lembaga sekuritas. Alasannya karena praktik front running memperlihatkan mekanisme trading yang wajar.
-
Saat transaksi yang lebih besar sudah dilakukan dan dilaporkan pada publik, pembelian atau penjualan sebelum transaksi klien diproses tidak dianggap sebagai tindakan yang ilegal.
Kerugian Praktik Front Running
Front running dikenali sebagai tindakan ilegal dan tidak etis dalam dunia investasi. Walau menawarkan beberapa keuntungan, praktik ini jelas punya beberapa kekurangan atau merugikan. Apa sajakah itu?
- Semua proses yang dilakukan broker pelaku front running adalah ilegal dan tidak etis.
- Jika klien tiba-tiba memutuskan membatalkan pengajuan transaksi, pesanan yang sudah diproses oleh broker berisiko mengalami kerugian dalam jumlah besar atau tanpa keuntungan sama sekali.
- Front running bisa menjadi bukti kerugian bagi investor baru yang mengajukan pesanan transaksi jika harga saham meningkat saat broker sengaja membongkar rencana transaksi pada publik.
- Jika praktik front running terdeteksi oleh pengawas lembaga sekuritas, broker atau trader berisiko mendapat sanksi dan hukuman yang berat.
Baca juga: Apa itu Risiko Investasi? Jenis dan Cara Mengatasinya
Contoh Kasus Praktik Front Running
Masih bingung dengan praktik front running? Kami sertakan beberapa contoh kasus yang bisa membuatmu lebih memahami tindak kejahatan dalam investasi ini!
1. Contoh Kasus A
Seorang broker mendapat pesanan dari nasabah untuk menjual 6 juta saham milik perusahaan A. Sebagai dampak dari penjualan dalam jumlah besar tersebut, harga saham perusahaan itu dapat dipastikan akan anjlok. Menanggapi hal ini, broker lantas menjual 4 ribu saham perusahaan A dari akunnya sebelum mengeksekusi pesanan dari nasabahnya.
Benar saja, penjualan 6 juta saham milik perusahaan A tadi membuat harga saham tersebut turun secara drastis. Mengetahui hal itu, broker membeli kembali 4 ribu saham yang sudah dijualnya untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan jual.
2. Contoh Kasus B
Praktik front running pada contoh kasus kedua melibatkan seorang penasihat keuangan di sebuah perusahaan yang mendapatkan info mengenai investasi di perusahaan H. Informasi yang dia dapat itu baru beredar di beberapa investor saja, tetapi sudah menunjukkan potensi yang menguntungkan. Berdasarkan info tersebut, banyak investor membeli saham perusahaan H sehingga nilainya naik pesat.
Kabar naiknya nilai saham dari perusahaan H itu lantas diketahui oleh manajer investasi. Alih-alih mengabarkan info tersebut pada para nasabah, dia lebih dulu membeli 1.000 lot saham perusahaan H. Hasilnya, manajer investasi tadi mendapatkan keuntungan lebih dulu sebelum info tersebut dibagikan kepada publik.
Baca juga: 10 Cara Bermain Saham untuk Pemula, Aman dan Minim Risiko
Kesimpulannya, front running adalah tindak kejahatan yang terjadi di pasar saham di mana pun. Praktik ini jelas merugikan sehingga tergolong sebagai tindakan ilegal. Jika tertangkap dan terbukti melakukannya, pelaku dari praktik ini dapat dijerat dengan hukuman yang berat.
Meski begitu, risiko kerugian saat berinvestasi tidak selalu disebabkan oleh tindak kejahatan. Bagaimanapun, selain mendatangkan keuntungan, berinvestasi juga bisa membuatmu rugi.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk investasi pada instrumen tertentu, pastikan untuk tahu dan paham lebih dulu mengenal hal tersebut. Bila membutuhkan bantuan, segera unduh aplikasi BMoney yang siap membantumu berinvestasi!