Sebelum ada uang, masyarakat mengenal istilah barter atau tukar menukar. Namun, setelah dunia ekonomi makin berkembang, uang menjadi salah satu alat yang tersedia dan diterima secara umum untuk melakukan pembayaran atau pembelian barang dan jasa. Sebagian ahli ekonomi bahkan menyebut fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Secara umum, uang dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur nilai, menukar, atau membayar suatu barang dan jasa tertentu. Namun, di sisi lain, uang juga dapat dimanfaatkan oleh sebagian orang sebagai alat untuk menimbun kekayaan.
Berdasarkan material yang digunakan dalam pembuatannya, terdapat dua jenis uang yang beredar di masyarakat. Pertama, uang kertas dan logam. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai media perantara untuk melakukan pertukaran barang, jasa, ataupun keduanya.
Baca juga: Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal
Fungsi Awal Uang
Sebelum dikenal sebagai alat pertukaran dalam sistem perekonomian modern, suatu benda bisa dijadikan sebagai “uang” jika benda tersebut memiliki syarat-syarat yang bisa diterima secara umum. Misalnya, memiliki nilai yang tinggi atau ketersediaannya sudah dijamin oleh pemerintah.
Benda yang dijadikan sebagai alat pertukaran tersebut biasanya harus memiliki karakteristik tahan lama, memiliki kualitas yang cenderung sama, tersedia dalam jumlah banyak sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, mudah dibawa ke mana pun, bisa dibagi, dan tidak mudah dipalsukan.
Awalnya, uang memiliki fungsi yang cukup sederhana, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Sebagai alat tukar
Jika dalam sistem barter tiap pihak yang bertransaksi harus membawa barang yang mungkin menyulitkan, maka sejak ditemukannya uang, sistem pertukaran barang dan jasa jadi lebih mudah. Cukup dengan menggunakan uang kertas atau logam yang mudah dibawa ke mana saja, orang-orang bisa bertransaksi di mana saja.
2. Sebagai satuan hitung
Untuk memudahkan proses menghitung nilai suatu barang atau jasa, uang digunakan sebagai satuan hitung karena dapat menunjukkan nilai dari barang atau jasa yang dipertukarkan.
Selain itu, fungsi uang sebagai satuan hitung juga bisa dimanfaatkan dalam proses menentukan besarnya harta atau kekayaan yang dimiliki seseorang, serta besar kecilnya pinjaman yang diberikan atau diterima oleh seseorang. Uang juga sering kali dijadikan sebagai alat penunjuk harga dalam mempermudah proses pertukaran.
3. Sebagai alat penyimpan nilai
Uang juga pada awalnya berfungsi sebagai alat penyimpan nilai karena dapat mengalihkan daya beli masa kini ke masa mendatang. Misalnya, ketika seseorang menerima sejumlah uang dalam sebuah transaksi, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan di masa depan.
Baca juga: Pengertian Pasar Uang dan Jenis-Jenisnya
Fungsi Turunan Uang
Dalam perkembangannya, uang juga digunakan sebagai alat dalam sistem perekonomian sehingga memiliki fungsi lain selain yang sudah disebutkan di atas. Fungsi tersebut sering kali disebut sebagai fungsi turunan. Berikut ini adalah beberapa fungsi turunan uang dalam kehidupan.
1. Sebagai alat pemindah kekayaan
Sistem perekonomian yang terus berkembang menjadikan uang dapat mengalihkan kekayaan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Misalnya, tanah atau bangunan di suatu tempat yang dijual dan digantikan dalam bentuk uang bisa dipindahkan menjadi tanah atau bangunan di tempat lainnya.
2. Sebagai pendorong kegiatan ekonomi
Nilai uang yang stabil pada suatu periode memungkinkan pemiliknya untuk melakukan penyimpanan kekayaan dalam bentuk investasi. Dengan berinvestasi, kegiatan perekonomian akan terus berkembang sehingga nilai uang yang ditanamkan bisa tetap stabil.
3. Sebagai alat pembayaran
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, masyarakat tentu sudah tidak lagi menggunakan konsep barter untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagai gantinya, masyarakat menggunakan uang sebagai alat pembayaran untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bukan hanya sebagai alat pembayaran yang sah, uang juga dapat berfungsi sebagai alat pembayaran utang.
4. Sebagai alat penimbun kekayaan
Bagi sebagian orang, uang merupakan kekayaan atau aset yang bisa disimpan dan dipergunakan di kemudian hari. Dengan menabung dan berinvestasi, maka fungsi uang yang tadinya hanya sebatas alat pertukaran atau pembayaran menjadi alat penimbun aset atau kekayaan.
Baca juga: Jenis Mata Uang Kripto yang Bisa Kamu Beli di Indonesia
Jenis Uang yang Beredar di Masyarakat
Ada banyak jenis uang dan jenis mata uang yang beredar di masyarakat. Namun, kamu bisa membedakan jenis-jenis alat pembayaran tersebut berdasarkan kategori berikut ini.
1. Jenis uang berdasarkan materialnya
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jenis uang menurut material atau bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas. Sesuai namanya, uang logam terbuat dari bahan logam yang memiliki nilai tinggi dan stabil, mudah dikenali, tahan lama, dan bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa kehilangan nilainya.
Sementara itu, uang kertas adalah uang berbentuk lembaran yang terbuat dari kertas dengan ciri khas tertentu yang digunakan sebagai alat pembayaran sah menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia.
2. Jenis uang berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya
Secara umum, jenis uang yang beredar di masyarakat berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, uang kartal yaitu alat pembayaran sah yang wajib dimiliki oleh masyarakat agar dapat bertransaksi dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, uang giral yang biasanya disimpan dalam bentuk deposito, cek, atau giro yang dikeluarkan oleh pihak bank.
3. Jenis uang berdasarkan nilainya
Berdasarkan nilainya, jenis uang dibagi menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda (token money). Uang penuh adalah uang yang nilainya sama dengan bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Misalnya, uang yang terbuat dari emas memiliki nilai yang sama dengan emas yang menjadi bahan bakunya.
Sementara itu, uang tanda merupakan uang yang nilainya lebih tinggi daripada nilai bahan yang digunakan untuk membuatnya. Misalnya, untuk membuat uang Rp10 ribu, pemerintah harus mengeluarkan biaya sebesar Rp7.500,00. Artinya, nilai uangnya lebih besar daripada nilai material pembentuknya.
Baca juga: 5 Cara Investasi Uang yang Aman
Perbedaan Uang dengan Mata Uang
Jika uang adalah alat pertukaran atau pembayaran, maka mata uang adalah satuan harga uang dalam suatu negara yang sudah disetujui oleh pemerintah dan diterima oleh masyarakatnya. Setiap negara memiliki mata uang masing-masing yang membedakannya dengan mata uang dari negara lain.
Baca juga: Aplikasi Penghasil uang Untuk Android Yang Wajib Kamu Tahu
Jenis mata uang yang ada di masyarakat bisa dibedakan berdasarkan dari mana uang tersebut berasal. Misalnya, jenis mata uang dollar digunakan oleh beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Australia, Hong Kong, dan Singapura. Sementara itu, jenis mata uang peso digunakan oleh Meksiko dan Filipina.
Dalam sistem perekonomian global, ada yang disebut dengan nilai tukar mata uang. Nilai tersebut berbeda-beda, bergantung negaranya. Misalnya, 1 USD memiliki nilai tukar mata uang sebesar Rp14 ribu. Perbedaan nilai tukar tersebut biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari inflasi sampai kondisi ekonomi dan politik suatu negara.
Baca juga: Cara Menghitung Dana Pensiun dan Tips Mempersiapkannya di Usia Muda
Itulah penjelasan mengenai fungsi uang, jenis uang, dan jenis mata uang yang perlu kamu pelajari. Jika kamu ingin menjadikan uang sebagai alat penimbun kekayaan, maka kamu perlu menginvestasikan uang yang kamu miliki agar tidak tergerus inflasi dan faktor penurun nilai mata uang lainnya.
Tertarik untuk mengamankan uang yang kamu miliki mulai dari Rp10 ribu saja? Unduh aplikasi BMoney dan mulailah berinvestasi!
