Tercapainya kesuksesan dan keuntungan dalam berinvestasi sejatinya bergantung pada strategi yang digunakan. Dari beragam strategi yang bisa diterapkan, ada satu yang potensial meraup untung dan relatif mudah dijalankan yaitu growth investing. Apa itu growth investing? Simak penjelasan berikut untuk mempelajarinya.
Mengenal Growth Investing
Seperti namanya, growth investing atau investasi bertumbuh merupakan bentuk strategi investasi dengan prinsip mencari saham yang sedang bertumbuh. Artinya, investor yang memilih strategi ini hanya berfokus pada potensi pertumbuhan bisnis.
Para investor ini cenderung tidak memedulikan apakah harga saham yang dibelinya mahal atau murah. Bahkan biasanya, saham yang dibeli berlandaskan kategori ini akan dihargai mahal sehingga harga pasarannya melampaui batas wajar.
Umumnya, perusahaan yang masuk kriteria ini merupakan perusahaan yang terbilang baru berdiri, masih berskala kecil, sedang rajin-rajinnya berekspansi dan berinovasi, juga belum mapan sepenuhnya. Hal ini tentu bertolak belakang dengan value investing yang menekankan kinerja dan fundamental perusahaan yang sudah stabil.
Meski begitu, yang terpenting dari growth investing adalah perusahaan incaran ini punya potensi terus tumbuh dan berkembang secara konsisten, bahkan lebih cepat ketimbang perusahaan lain. Selain itu, potensi untuk menghasilkan pendapatannya pun lebih tinggi di atas rata-rata sektor bisnisnya sehingga revenue yang dicapai bisa lebih besar.
Sayangnya, belum ada formula khusus untuk mengevaluasi potensi investasi ini sehingga kemampuan interpretasi individu ditambah penilaian pribadi, faktor objektif dan subjektif, pertimbangan situasi perusahaan, serta pengalaman investor menjadi penting dalam hal ini.
Oleh sebab itu, investor cenderung cari aman dengan memilih perusahaan yang bergerak di sektor teknologi, produk yang unik dengan model bisnis mumpuni, atau layanan berkembang. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang besar mendorong pertumbuhan yang cepat. Apalagi, pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan tentu akan berdampak positif pada kenaikan harga saham.
Sederhananya, makin potensial dan lekas tumbuh suatu perusahaan atau sektor bisnis, makin besar juga potensi keuntungannya.
Lantas, dari mana growth investor mendapat keuntungan? Alih-alih memperhitungkan keuntungan tahunan dan dividen saham, growth investor akan mendapat keuntungan dari capital gain atau kenaikan harga saham.
Baca juga: Pengertian Investasi Jangka Panjang dan Jenisnya
Sebagaimana diketahui, ada dua keuntungan yang bisa kamu dapatkan saat membeli aset saham, yaitu melalui dividen atau keuntungan produksi perusahaan dan capital gain atau keuntungan dari margin penjualan. Keuntungan terakhir inilah yang merupakan target dari growth investing. Mengapa demikian?
Lazimnya, perusahaan yang sedang bertumbuh akan melakukan reinvestasi pendapatan untuk melakukan ekspansi sehingga nyaris tidak mungkin menyisihkan dividen kepada investor.
Terlepas dari itu, strategi growth investing terbilang menarik dan menantang lantaran bisa berperan layaknya dua mata pedang. Jika seorang growth investor menginvestasikan uangnya pada perusahaan yang tepat, maka return atau keuntungan yang didapat bisa luar biasa besar, bahkan profitnya jauh lebih besar dan dalam jangka waktu lebih singkat ketimbang value investing.
Sebaliknya, risiko strategi investasi ini dinilai cukup tinggi apabila pertumbuhan perusahaan tidak sesuai harapan. Itulah mengapa strategi ini paling cocok bagi investor yang terbilang agresif.
Baca juga: Ini Artinya ARA Saham yang Perlu Kamu Ketahui!
Kiat Menyusun Strategi Growth Investing
Kendati belum berpengalaman, kamu yang tertarik untuk berkecimpung di dunia investasi bisa menerapkan kiat-kiat menyusun strategi investasi growth investing sebagai acuan untuk mengevaluasi potensi pertumbuhan perusahaan atau dikenal dengan istilah growth stock, berikut 5 di antaranya:
1. Historical Earning Growth
Sebelum mulai membeli saham, coba pertimbangkan apakah perusahaan tersebut telah memiliki histori pertumbuhan pendapatan yang kuat?
Perusahaan yang ideal untuk growth investing adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan atau earning growth stabil setidaknya 5 tahun ke belakang. Jika perusahaan itu baru berdiri, maka pastikan ia sudah memiliki rekam jejak yang kuat dalam perjalanan bisnisnya.
Pertumbuhan perusahaan yang baik akan berbeda-beda, bergantung pada besaran skalanya. Patokannya, jika valuasi perusahaan di atas 4 miliar USD, maka pertumbuhannya paling tidak harus berada di sekitar 5 persen.
Lalu, untuk valuasi senilai 400 juta sampai 4 miliar USD, pertumbuhan idealnya harus paling tidak 7 persen. Sementara itu, untuk perusahaan yang bernilai lebih kecil dari 400 juta USD, pertumbuhannya harus lebih besar yaitu sekitar 12 persen.
2. Stock Performance
Coba pertimbangkan apakah perusahaan incaran kamu memiliki proyeksi pertumbuhan yang kuat dalam 5 tahun mendatang?
Pasalnya, perusahaan yang mampu meningkatkan harga sahamnya hingga dua kali lipat setidaknya selama lima tahun atau bahkan kurang, bisa dipastikan memberi keuntungan dari investasi ini. Artinya, perusahaan itu mampu mencapai kondisi growth rate 15 persen yang dinilai sangat besar.
Paling tidak, pastikan pertumbuhan perusahaan berada di atas rata-rata sektor industrinya ketika mengumumkan pendapatannya per kuartal atau per tahun.
Baca juga: KSEI adalah Lembaga Penting di Dunia Investasi, Apa Fungsinya?
3. Profit Margin
Coba pertimbangkan apakah manajemen perusahaan yang akan dijadikan investasi aktif dan lihai dalam hal menekan biaya dan memperbesar pendapatan?
Jika iya, berarti perusahaan tersebut andal dalam menghasilkan margin profit atau dikenal juga dengan istilah pretax profit margin, yaitu nilai keuntungan yang diperoleh dari pembagian biaya pengeluaran tanpa menyertakan pajak dengan hasil penjualan. Meningkatnya margin profit dari waktu ke waktu mengindikasikan suatu perusahaan layak dipertimbangkan untuk growth investing.
4. Return on Equity (ROE)
Coba pertimbangkan apakah manajemen perusahaan mampu menjalankan bisnisnya secara efisien?
Untuk memastikannya, cek bagaimana peningkatan ROE perusahaan tersebut. ROE adalah nilai yang didapat dari pembagian antara pendapatan bersih (net income) dengan shareholder equity.
Perusahaan dengan angka ROE terus meningkat menandakan memiliki manajemen perusahaan yang baik serta mampu menghasilkan keuntungan secara stabil. Dengan demikian, bisnisnya dapat dikatakan berjalan efisien dan potensial untuk investasi.
5. Future/Forward Earning Growth
Terakhir, pertimbangkan apakah saham perusahaan tersebut dapat menjadi dua kali lipat dalam waktu paling lama 5 tahun?
Baca juga: 10+ Investasi Modal Kecil yang Bisa Kamu Lakukan
Setiap perusahaan lazimnya akan mengumumkan pendapatannya per kuartal atau per tahun dan equity analyst akan melaporkan lebih dulu perkiraan pendapatan perusahaan. Nah, jika dua laporan tersebut sesuai atau persentase proyeksi pertumbuhannya berada di atas rata-rata sektor industrinya, maka hal tersebut mengisyaratkan saham tersebut layak untuk growth investing.
Tips Melakukan Growth Investing yang Tepat
Waktu paling tepat untuk investasi ini biasanya akan terlihat dalam laporan keuangan 5 tahun terakhir. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat pertumbuhan profit konsisten, manajemen perusahaan yang baik, dan secara teknis dapat terpantau bahwa saham ini sedang atau telah memasuki fase uptrend atau stage 2.
Meski indikator investasi ini dapat diukur serta dianalisis, tetap saja ada langkah yang perlu dilakukan untuk menjadi investor yang baik tanpa perlu merugi. Berikut tipsnya:
1. Lakukan riset
Mengadakan riset sebelum mencoba investasi ini sangat penting dilakukan untuk meminimalisasi segala risiko dan kerugian. Misalnya, kamu bisa memulai riset seperti mencari tahu nilai intrinsik saham atau menganalisis fundamental untuk menilai potensi kenaikan harga saham atau membertimbangkan peningkatan nilai saham di masa depan.
2. Tunggu setidaknya satu tahun
Seperti investasi lainnya, jangan segera mengharapkan hasil besar dalam hitungan bulan setelah melancarkan strategi growth investing. Kamu perlu bersabar dan menunggu setidaknya setahun untuk mulai melihat potensi keuntungan yang diperoleh.
3. Lakukan diversifikasi
Begitu berhasil menjalankan satu investasi semisal growth investing dengan keuntungan nyata, jangan segan melakukan pengembangan atau diversifikasi demi memangkas potensi kerugian.
Baca juga: 5 Keuntungan Investasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Alih-alih merasa puas, cobalah berinvestasi di sektor industri atau instrumen berbeda dengan likuiditas yang beragam. Misalnya, dengan berinvestasi reksa dana lewat aplikasi BMoney yang bisa di-download di di Play Store ataupun App Store.