Sama-Sama Penurunan Nilai Aset, Ini Beda Impairment dan Depresiasi

Uji Agung Santosa

20 September 2023

Pengertian impairment dan bedanya dengan depresiasi (123rf.com)
Pengertian impairment dan bedanya dengan depresiasi (123rf.com)

Penyusunan laporan keuangan membutuhkan data-data yang akurat. Bila ada satu saja komponen yang keliru, laporan keuangan yang telah disusun bisa tidak valid. Sayangnya, ketidaksesuaian data semacam ini kerap terjadi. Bentuknya bisa macam-macam, salah satunya kesalahan dalam pencatatan impairment.

 

Impairment adalah penurunan nilai bersifat permanen yang dimiliki satu aset, yang perlu dicatat dalam setiap penulisan laporan keuangan. Penurunan nilai aset ini terlihat ketika dibandingkan dengan nilai di masa lalu atau historical cost dan fair cost atau nilai pasar di masa kini. 

Seperti apa definisi impairment yang lebih lengkap, termasuk cara menghitungnya? Simak uraian di bawah ini!

Pengertian Impairment

Impairment adalah satu istilah yang mengacu pada perbandingan antara nilai perolehan aset di masa lampu dengan nilai pasar di masa sekarang. Bila aset terlihat mengalami penurunan nilai, kondisi tersebut dikenal dengan nama impairment asset. 

Impairment dapat terjadi pada aset berwujud atau tidak berwujud; mulai dari hak paten, merek dagang hingga pabrik dan mesin-mesin produksinya. Jika nilai wajar suatu aset lebih rendah dari nilai buku secara permanen, maka perusahaan harus mencatatkannya dalam neraca sesuai kondisi terkini.  

Impairment asset sendiri terjadi karena disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang dimaksud antara lain penurunan nilai pasar aset yang drastis dan perubahan lingkungan misalnya perubahan kondisi ekonomi, suku bunga pasar hingga teknologi. 

Untuk faktor internal yang mempengaruhi penurunan nilai aset antara lain: 

  • Kerusakan aset
  • Kinerja aset yang tidak baik, dan
  • Perubahan pada perusahaan yang signifikan sehingga menyebabkan aset tidak dimanfaatkan secara baik. 

Impairment dapat diterapkan untuk melihat apa saja set yang mengalami penurunan nilai. Namun, pada praktiknya, ada beberapa aset yang tidak mengalami penurunan nilai sehingga impairment tidak bisa dipakai. Apa sajakah aset yang dimaksud? 

  • Aset imbalan kerja
  • Properti investasi pada nilai wajar 
  • Aset pajak tangguhan
  • Aset keuangan
  • Aset karena kontrak asuransi
  • Aset bilogis
  • Aset tetap yang dimiliki untuk dijual

Berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK nomor 48 suatu aset dapat dikategorikan mengalami penurunan nilai bila nilai sisa buku yang tercatat lebih dari nilai yang dapat dipulihkan atau recoverable amount. Untuk dapat mengidentifikasi penurunan nilai aset, pihak perusahaan harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

  • Apakah nilai suatu aset mengalami penurunan yang drastis dalam periode waktu tertentu? Jika jawabannya iya, apakah penurunan tersebut melampaui perkiraan penurunan masa manfaat yang disebabkan oleh pemakaian aset?
  • Apakah kebijakan pemerintah, perubahan dalam bidang teknologi serta permintaan pasar memberi dampak terhadap nilai aset yang perusahaan miliki? 
  • Apakah suku bunga pasar dapat memengaruhi penurunan nilai aset perusahaan? 
  • Apakah jumlah aset neto milik perusahaan melebihi kapitalisasi pasarnya?

Baca juga: Manfaat Laporan Keuangan bagi Investor agar Investasi Sukses

Selain itu, pihak perusahaan juga harus meninjau informasi yang diperoleh dari sumber internal sebelum mengidentifikasi penurunan nilai, seperti:

  • Dokumen berisi data kerusakan fisik pada aset atau aset yang sudah usang;
  • Dokumen berisi data perubahan atas penggunaan, penghentian, dan sisa manfaat aset.
  • Dokumen internal yang memperlihatkan indikasi bahwa kinerja ekonomi aset lebih jelek dari yang diharapkan.

Contoh Impairment

Contoh Impairment
Contoh Impairment

Untuk lebih memahami penggunaan impairment, terutama dalam akuntansi suatu perusahaan, kita bahasa contohnya melalui kasus fiktif yang terjadi pada perusahaan ABC. Diketahui bahwa perusahaan ABC membeli mesin produksi pada 2015 dengan harga Rp50 juta. Mesin ini kemudian diperkirakan mempunyai nilai ekonomis hingga 5 tahun. 

Tahun 2022, perusahaan ABC memperkirakan terjadi penurunan nilai pada mesin tersebut atau nilai value in use sekitar Rp20 juta. Guna mengetahui angka penurunannya, langkah awal yang harus dilakukan adalah menghitung nilai depresi mesin per tahun dengan rumus: harga beli/nilai ekonomis. 

Baca juga: Cara Membuat Jurnal Penutup di Laporan Keuangan dan Fungsinya

Berdasarkan contoh di atas berarti: Rp50 juta/5 tahun = Rp10 Juta. Berarti nilai depresiasi mesin perusahaan ABC senilai Rp20 juta per tahun. Agar mengetahui sisa nilai atau impairment mesin, rumus perhitungan yang dipakai adalah:

harga beli barang – (usia barang x nilai depresiasi barang)

Maka nilai sisa buku mesin perusahaan ABC per tahun 2022 yaitu Rp50 juta – (3 x Rp10 juta) = Rp20 juta. Jika dibandingkan, nilai sisa buku mesin dengan nilai value in use, terdapat selisih sekitar Rp10 juta karena dengan nilai value in use yang lebih besar.

Dari penghitungan tersebut tampak bahwa perusahaan ABC tidak memiliki aset yang mengalami penurunan nilai atau tidak ada loss on important asset. Beda halnya jika nilai sisa buku mesin ternyata lebih besar, yang artinya terdapat loss on important asset di sana. 

Cara Menghitung Impairment Asset

Melihat contoh kasus di atas, disimpulkan bahwa untuk menghitung atau mengetahui impairment pada satu perusahaan, diperlukan beberapa informasi, seperti: 

  • Besar depresiasi per tahun yang didapat dari rumus: Nilai perolehan aset / Usia aset.
  • Nilai sisa buku yang didapat dari rumus: Nilai perolehan aset – (durasi depresiasi x nilai perolehan aset).
  • Value in use yang didapatkan dari perkiraan aliran arus kas dan diharapkan dapat dihasilkan oleh aset.

Dari perhitungan di atas, hasil impairment bisa didapatkan dan disimpulkan. Selain itu, impairment bisa dilakukan pada hampir semua aset, kecuali aset-aset yang sudah disebutkan di atas. Namun, ada pula aset-aset tertentu yang dianjurkan untuk dicek secara rutin setiap tahun untuk mengetahui impairment-nya. Aset tersebut antara lain:

  • Aset tak berwujud yang punya manfaat tidak terbatas
  • Aset tak berwujud yang belum tersedia untuk dipakai
  • Goodwill yang didapat dalam penggabungan perusahaan

Perbedaan Impairment dengan Depresiasi

Perbedaan Impairment dan Depresiasi
Perbedaan Impairment dan Depresiasi

Setelah melihat contoh kasus di atas, kamu mungkin bingung dengan perbedaan antara impairment dan depresiasi. Dilihat dari definisinya, dua hal tersebut cukup berbeda karena impairment adalah penurunan nilai aset secara permanen, sedangkan depresiasi adalah distribusi biaya perolehan yang dikeluarkan oleh perusahaan selama masa manfaat suatu aset. 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan dari dua hal tersebut:

Impairment

Depresiasi

Impairment adalah penurunan nilai aset secara permanen

Depresiasi adalah distribusi biaya perolehan yang dikeluarkan oleh perusahaan selama masa manfaat suatu aset.

Impairment umum dilakukan atas beberapa faktor, misalnya perubahan permintaan yang memunculkan perubahan nilai aset pada pasar dan karena kerusakan.

Depresiasi dilakukan sesuai pemakaian dari aset seiring waktu.

Terhadap satu aset, impairment dicatat dalam bentuk loss atau rugi di dalam laporan keuangan.

Sementara depresiasi dicatat sebagai beban yang kemudian bisa menurunkan harga perolehan suatu aset.

Metode perhitungan pada impairment dilakukan dengan cara mengurangi nilai dari book value dan value in use.

Sementara pada depresiasi, perhitungan dilakukan menggunakan beberapa metode.

Dikenakan hanya pada aset tetap, aset lancar seperti persediaan, dan aset tidak berwujud atau intangible asset. 

Semua jenis aset tetap milik perusahaan akan mengalami depresiasi.

 

Setiap aset perusahaan pasti akan mengalami depresiasi, terutama aset tetap. Jadi perhitungan yang dilakukan biasanya hanya berlaku pada impairment karena perhitungan tidak hanya pada aset tetap melainkan juga aset lancar dan aset tidak berwujud.

Baca juga: Begini Cara Membaca Laporan Keuangan Emiten

Dari ulasan pada artikel ini bisa dilihat bahwa impairment adalah bagian penting dari laporan keuangan di perusahaan. Bagaimana pun untuk memastikan perusahaan tetap untung, laporan impairment yang akurat guna mengetahui penurunan nilai aset sangat dibutuhkan. 

Bicara tentang untung, nyatanya bukan hanya perusahaan yang menginginkannya. Dalam konteks investasi, para investor juga mendambakan hal tersebut. Untuk mencatatkan keuntungan, ada beberapa hal yang perlu investor lakukan, salah satunya mencari tahu tentang kinerja saham terbaik.

Akan tetapi, untuk investor pemula, informasi semacam itu dan bagaimana langkah selanjutnya dalam berinvestasi bisa membingungkan. Jika kamu salah satu yang kebingungan, kami sarankan untuk pakai bantuan dari aplikasi investasi BMoney. Aplikasi yang satu ini siap membantumu memilihkan saham terbaik untuk investasi. Unduh sekarang juga di App Store dan Play Store untuk info lengkapnya!

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!