Parabolic SAR adalah indikator yang biasa digunakan oleh para trader untuk menyoroti arah pergerakan aset sehingga titik masuk dan titik keluarnya dapat diketahui dengan mudah. Indikator ini dianggap sebagai cara paling mudah bagi para trader pemula karena dapat memberikan asumsi harga bergerak naik dan turun.
Indikator Parabolic SAR juga sangat tepat untuk diaplikasikan saat tren bullish atau bearish sedang terjadi. Singkatnya, indikator ini sebaiknya tidak digunakan saat market sedang mengalami konsolidasi karena manfaatnya tidak terlalu signifikan. Supaya kamu dapat memahami indikator ini secara menyeluruh, yuk simak penjelasan tentang pengertian Parabolic SAR dan cara menggunakannya!
Pengertian Indikator Parabolic SAR
Indikator Parabolic SAR adalah salah satu strategi yang pertama kali dikembangkan dan digunakan dalam analisis saham oleh J. Welles Wilder, yakni penemu Relative Strength Index (RSI). Indikator ini biasanya digunakan para trader untuk menentukan arah pergerakan suatu emiten.
Parabolic SAR strategy ini memiliki berbagai manfaat, terutama dalam hal stop and reverse. Itulah sebabnya, indikator ini disingkat menjadi SAR. Meski sering digunakan untuk menunjukkan arah tren, indikator ini sebenarnya bisa juga memberi sinyal saat tren berhenti dan mengalami pembalikan arah.
Sementara itu, yang dimaksud dengan Parabolic adalah titik-titik yang mengalir pada grafik pergerakan saham dan berbentuk seperti parabola yang mengikuti tren. Pada grafik saham, posisi indikator Parabolic SAR berada di posisi atas atau bawah candle pergerakan saham.
Jika titik parabolic ada di bawah candle, maka hal tersebut menandakan adanya tren bullish. Sebaliknya, jika posisi titik parabolic ada di atas candle, maka itu artinya sedang ada tren bearish. Cara menggunakan atau membaca indikator ini juga dirasa cukup mudah, yakni dengan melihat posisi indikator apakah berada di atas atau di bawah candle.
Baca juga: Indikator MACD: Pengertian dan Cara Baca untuk Mengetahui Tren Harga Saham
Manfaat selanjutnya dari indikator ini adalah ia dapat berfungsi juga sebagai titik entry maupun jual. Saat indikator SAR berubah dari di atas harga menjadi di bawah harga, maka hal tersebut dapat dijadikan sebagai indikator beli. Sebaliknya, saat indikator berubah dari posisi di bawah menjadi di atas harga, maka hal ini menunjukkan indikator untuk menjual saham.
Selain itu, Parabolic SAR juga bisa diimplementasikan sebagai cara untuk menentukan trailing stop atau stop loss, yaitu mekanisme jual otomatis yang sudah ditentukan sejak awal sebelum terjadi pembalikan tren. Hal ini dilakukan untuk membatasi kerugian agar kondisi psikologi trader tetap terjaga.
Manfaat Indikator Parabolic SAR
Setelah mengetahui apa itu Parabolic SAR dan menyinggung sedikit tentang manfaat apa yang bisa diperoleh trader dari penggunaan indikator tersebut, mungkin kamu juga masih bertanya-tanya tentang bagaimana penggunaan indikator tersebut?
Secara umum, indikator ini dapat digunakan untuk hal-hal berikut.
1. Mengidentifikasi Pembalikan Tren
Fungsi utama Parabolic SAR adalah untuk mengidentifikasi adanya potensi perubahan arah tren dalam pergerakan harga suatu aset. Ketika indikator ini berada di posisi bawah batang harga (candle) dan berubah menjadi di atasnya, maka hal itu mengindikasikan potensi transisi tren yang sedang naik berubah menjadi tren menurun.
Sebaliknya, jika titik-titik tersebut berpindah dari posisi di atas ke bawah batang harga (candle), maka hal itu menunjukkan kemungkinan perubahan tren dari turun menjadi tren naik. Nah, para trader biasanya mengidentifikasi arah pembalikan tren ini untuk menyesuaikan posisi trading mereka atau mempertimbangkan peluang masuk ke pasar baru.
2. Mengatur Trailing Stop dan Loss Order
Parabolic SAR strategy juga sering digunakan sebagai alat stop-loss dinamis. Jika tren sedang naik, maka trader dapat menempatkan stop-loss order berada sedikit di bawah titik SAR. Hal ini bermanfaat untuk memberikan perlindungan keuntungan jika terjadi pembalikan tren.
Sebaliknya, dalam tren turun, stop-loss order bisa ditempatkan sedikit di atas titik SAR. Inilah yang dinamakan dengan pendekatan trailing stop-loss yang memungkinkan trader untuk memperoleh keuntungan secara maksimal selama tren berlangsung sekaligus meminimalisasi potensi kerugian jika terjadi pembalikan tren.
Baca juga: Mengenal Indikator Stochastic, Keuntungan, dan Cara Membacanya
3. Mengonfirmasi Sinyal dari Indikator Lain
Penggunaan indikator Parabolic SAR lainnya biasa dilakukan bersamaan dengan indikator analisis teknis lain dengan tujuan untuk memvalidasi sinyal trading. Sebagai contoh, saat sinyal moving average crossover menunjukkan potensi pembalikan tren, Parabolic SAR akan bergerak ke arah yang sama untuk memberikan konfirmasi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pergerakan Parabolic SAR ini bisa menjadi alat untuk mengonfirmasi adanya sinyal trading, terutama jika digabungkan dengan indikator lainnya.
4. Menyesuaikan Strategi Trading
Banyak trader yang menggunakan Parabolic SAR dalam strategi trading untuk melihat sinyal indikator yang dapat memengaruhi titik masuk dan keluar, ukuran posisi, dan teknik manajemen risiko. Dengan menggunakan indikator ini bersama analisis teknikal lainnya, trader bisa membuat strategi mereka lebih optimal sehingga mampu meningkatkan profitabilitas mereka.
5. Menganalisis Volatilitas Pasar
Selain keempat penggunaan di atas, indikator Parabolic SAR juga bisa bermanfaat untuk menganalisis pasar yang sedang bergejolak, yakni ketika tren dapat berubah dengan cepat.
Dengan sensitivitas indikator ini, maka trader dapat beradaptasi dengan perubahan cepat dalam kondisi pasar dan menyesuaikan posisi mereka. Inilah salah satu manfaat Parabolic SAR yang dianggap sangat berguna bagi para trader untuk mencari peluang dalam skenario trading cepat atau jangka pendek.
Baca juga: Swing Trading: Kelebihan, Kelemahan, dan Indikator
Cara Membaca Indikator Parabolic SAR
Sebagai salah satu indikator penting dalam melakukan analisis pergerakan saham, cara membaca indikator Parabolic SAR terbilang mudah. Kamu hanya perlu melihat garis indikator berbentuk parabola pada grafik pergerakan harga saham.
Jika indikator tersebut berada di bawah candle, itu berarti pasar sedang dalam tren bullish. Sementara itu, jika indikator berada di atas candle, itu artinya pasar sedang dalam tren bearish.
Dengan menganalisis hubungan antara harga dan titik Parabolic SAR, trader bisa mengambil keputusan yang lebih tepat kapan waktunya masuk atau kapan waktunya mereka keluar dari pasar. Meski begitu, penting untuk diperhatikan bahwa penggunaan Parabolic SAR tetap harus disertai dengan analisis teknikal lainnya dan strategi manajemen risiko.
Baca juga: Pengertian Analisis Fundamental Saham Beserta Indikator Acuannya
Demikianlah penjelasan singkat mengenai pengertian, manfaat, dan cara membaca indikator Parabolic SAR untuk memantau pergerakan harga saham dan membantu trader dalam mengambil keputusan yang tepat.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Parabolic SAR strategy merupakan pendekatan yang dapat dilakukan oleh trader atau investor dengan melihat titik-titik berbentuk parabola pada grafik pergerakan saham.
Jika kamu belum dapat melakukan analisis teknikal ini secara andal, jangan khawatir! Kamu tetap bisa mendapatkan informasi terkait saham yang ingin kamu beli dengan melihatnya pada daftar rekomendasi saham terbaik pada aplikasi BMoney.
Selain bisa memperoleh informasi terkait daftar saham yang direkomendasikan, kamu juga bisa berinvestasi di instrumen lain seperti halnya reksa dana dengan modal Rp10 ribu saja. Yuk, berinvestasi secara praktis dengan menggunakan aplikasi BMoney yang bisa diunduh secara gratis melalui App Store atau Play Store!