6 Jenis Investasi yang Menguntungkan bagi Pemula

Uji Agung Santosa

22 September 2022

Jenis investasi yang perlu diketahui (Foto:123rf.com)
Jenis investasi yang perlu diketahui (Foto:123rf.com)

Investasi menjadi salah satu cara yang bisa kamu gunakan untuk meningkatkan atau mengembangkan asetmu. Dengan melakukan investasi, kamu bisa mendapatkan penghasilan tambahan tanpa perlu membuka bisnis sendiri.

Semakin cepat kamu memulai investasi, maka potensi keuntungan yang bisa kamu dapatkan akan semakin besar. 

Yang perlu kamu catat, melakukan investasi bukan hanya sekadar menanam duit. Kamu harus memahami dengan baik jenis-jenis, tujuan, risiko, dan strategi investasi. Jika tidak, kamu bisa salah langkah dan akhirnya menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.

Baca juga: 1 Lot Berapa Lembar Saham? Berikut Penjelasan dan Cara Menghitungnya

Jenis-jenis Investasi di Indonesia

Jenis investasi di Indonesia
Jenis investasi di Indonesia

Bagi kamu yang ingin mengetahui cara investasi dengan benar, yuk mulai lagi memahami investasi dari awal. Dimulai dari jenis-jenis investasi sekaligus manfaatnya masing-masing.

1. Saham

Salah satu investasi yang cukup populer adalah saham. Kamu bisa mengantongi keuntungan besar dari modal awal dengan cara membeli dan menjual saham secara tepat. 

Saham secara umum bisa diartikan sebagai tanda penyertaan modal dari seseorang atau pihak, yang meliputi badan usaha, dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan penyertaan modal yang terdaftar, maka pihak tersebut berhak memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Baca juga: Manfaat Emas dan Perak untuk Investasi dan Kehidupan Manusia

Keuntungan Investasi Saham

Jika kamu memutuskan untuk menanamkan modal pada investasi saham, ada dua keuntungan yang dapat diperoleh.

Dividen

Pertama, dividen. Ini merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. 

Apabila seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Saat kamu menerima dividen, maka dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai. Ini artinya, kamu sebagai pemegang saham akan mendapatkan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.

Pilihan lainnya, kamu bisa pula mendapatkan dividen berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

Capital Gain

Kedua, capital gain. Jika kamu bingung dengan pengertian capital gain, coba simak penjelasan berikut. Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. 

Baca juga: Mengenal Investasi Leher ke Atas dan Manfaatnya

Risiko Investasi Saham

Investasi saham memiliki beberapa risiko. Beberapa di antaranya yakni:

Capital Loss

Kebalikan dari capital gain, capital loss adalah suatu kondisi di mana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. 

Risiko Dilikuidasi

Risiko likuidasi merupakan kondisi di mana perusahaan yang sahamnya kamu miliki dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan pemiliknya.

2. Obligasi

Obligasi adalah surat utang negara yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan dengan jangka waktu tertentu dan dapat dipindahtangankan. Jangka waktu investasi obligasi bisa menengah atau panjang. 

Berbeda dengan saham yang memberikan hak kepemilikan kepada pemegangnya, obligasi sebenarnya merupakan pinjaman yang kamu berikan kepada suatu perusahaan atau pemerintah. 

Meski ada tanggal jatuh tempo, bukan berarti obligasi tersebut dipegang hingga jatuh tempo, karena kamu dapat memperjualbelikannya pada pasar sekunder.

Baca juga: Cara Menghitung Harga Wajar Saham yang Perlu Diketahui Investor Pemula

Jenis-jenis Obligasi

Pertama, obligasi korporasi yang merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta nasional termasuk BUMN dan BUMD.

Kedua, Surat Utang Negara (SUN) atau surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah.

Ketiga, sukuk korporasi yang merupakan instrumen berpendapatan tetap.

Keempat, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah berdasarkan syariah Islam. 

Kelima, Efek Beragun Aset (EBA) yang merupakan efek bersifat utang yang diterbitkan dengan Underlying Asset sebagai dasar penerbitan.

Yang menarik, saat berinvestasi pada obligasi, kamu sebagai investor tidak hanya mendapatkan keuntungan dari pembayaran bunga tetap (kupon), tetapi juga memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual). 

Baca juga: Cara Jual Emas Antam Tanpa Ribet, Langsung Cair!

Risiko Investasi Obligasi

Pertama, ada risiko perusahaan tidak mampu bayar kupon obligasi dan tidak mampu mengembalikan pokok obligasi. 

Kedua, harga jual kembali obligasi sangat dipengaruhi oleh suku bunga. 

Ketiga, risiko likuiditas muncul saat kamu berupaya untuk menjual suatu obligasi, tetapi tidak ada yang bersedia membeli atau bersedia namun di harga yang sangat rendah. 

3. Investasi reksadana

Investasi reksadana
Investasi reksadana

Bagi kamu yang benar-benar pemula dalam dunia investasi dan hanya memiliki waktu terbatas, investasi reksadana merupakan pilihan investasi yang tepat. Pasalnya, reksadana akan dikelola oleh manajer investasi (MI).  

Secara umum, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat (investor)  untuk diinvestasikan dalam portofolio efek (gabungan beberapa efek) oleh Manajer Investasi.  

Nantinya, kamu hanya akan duduk manis dan menikmati hasil investasi. Manajer Investasi-lah yang akan mengatur porsi penempatan dana kita di pasar uang, saham, atau surat utang. Manajer investasi pula yang menentukan komposisi saham apa yang dibeli. 

Tak hanya itu, investasi reksadana sangat terjangkau. Nilai investasi awalnya sangat murah, mulai Rp 10.000. 

Baca juga: Pengertian Portofolio Investasi, Fungsi, dan Cara Menyusunnya

Jenis-jenis Reksadana

Reksadana Pasar Uang

Jenis reksadana ini memiliki kebijakan investasi 100% pada instrumen pasar uang atau surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Risiko investasi ini paling rendah. Sejalan dengan itu, imbal hasilnya juga relatif kecil. 

Reksadana Pendapatan Tetap

Di dalam jenis reksadana ini, mayoritas alokasi investasinya (minimal 80%), dialokasikan kepada efek yang memberikan pendapatan tetap. Ambil contoh surat utang atau obligasi. Sangat cocok dipilih untuk kamu yang profil investasinya konservatif. 

Reksadana Campuran

Reksadana campuran mengalokasikan sekitar 79% investasinya pada instrumen pasar uang, obligasi, dan saham. Kamu dengan profil investor moderat, tepat memilih jenis investasi ini.

Reksadana Saham

Jenis reksadana ini memiliki kebijakan investasi minimal 80% pada instrumen satu saham. Mereka yang memiliki profil agresif sangat tepat jika memilih investasi ini. Dapat dikatakan, reksadana ini memiliki risiko paling tinggi namun potensi keuntungannya juga paling besar. 

Reksadana Syariah

Reksadana syariah merupakan gabungan keempat reksadana yang sudah disebutkan di atas namun dalam versi syariah. Maksudnya, dalam pengelolaan investasi, ketentuan dan prinsipnya mengacu pada ketentuan dna prinsip syariah Islam. 

Baca juga: 10 Fungsi Investasi dan Tips Berinvestasi yang Menguntungkan

Risiko Investasi Reksadana 

  • Risiko penurunan nilai. 
  • Risiko likuiditas yang terkait dengan pencairan reksadana. 
  • Risiko gagal bayar karena rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya. 
  • Risiko ekonomi dan politik. 

4. Investasi Emas

Selain saham, emas merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak diminati masyarakat dari dulu sampai sekarang. Investasi ini sangat cocok bagi kamu yang ingin memiliki investasi jangka panjang yang cenderung aman. Pasalnya, harga emas cenderung stabil dan terus mengalami kenaikan.

Bentuk Emas Sebagai Instrumen Investasi

Pertama, emas perhiasan seperti cincin, kalung, anting, gelang, dan sebagainya. Yang perlu kamu pahami, saat emas menjadikan emas perhiasan sebagai instrumen investasi, kamu akan dikenakan biaya pembuatan saat membeli maupun menjualnya kembali. 

Kedua, emas batangan. Emas batangan tersedia dalam berbagai ukuran mulai 1 gram, 2 gram, 3 gram, hingga 1.000 gram. Harga emas batangan di Indonesia mengikuti harga emas di pasar internasional. 

Ketiga, koin emas. Investasi koin emas sama dengan jenis emas lainnya yang juga mengikuti harga mata uang asing dan relatif aman terhadap inflasi.

Baca juga: 20 Cara Dapat Uang 500rb Sehari dengan Modal Minimal!

Risiko Investasi Emas

Membutuhkan Penyimpanan yang Aman

Jika melakukan investasi emas dalam bentuk fisik, kamu akan membutuhkan ruang penyimpanan yang aman. Jika emas mu bertambah, tentu ruangan yang dibutuhkan menjadi semakin luas pula. Nah, membuat tempat penyimpanan yang aman tentu membutuhkan biaya tambahan. 

Rawan Penipuan

Dalam investasi emas, risiko yang harus kita hindari adalah penipuan emas palsu. Ini dikarenakan, kita tidak memahami dengan baik kandungan yang terdapat di dalam emas. Oleh karenanya, kamu harus berinvestasi di tempat yang terpercaya.

Risiko Kehilangan

Salah satu resiko terbesar investasi emas adalah kehilangan, terutama emas perhiasan yang digunakan pemiliknya. 

5. Investasi Properti

Investasi properti
Investasi properti

Tanah dan bangunan merupakan investasi jangka panjang yang sangat menjanjikan. Alasannya, nilai properti terus meningkat setiap tahunnya.

Baca juga: 4 Cara Mendapatkan Uang 300 Ribu Per Hari untuk Menambah Pemasukan

Alasan Untuk Berinvestasi Properti

Pertama, properti sudah menjadi kebutuhan dasar. Kedua, risiko yang ditimbulkan dari investasi properti sangat rendah.

Ketiga, properti yang dimiliki bisa disewakan sehingga kamu bisa mendapatkan keuntungan yang cukup besar. 

Risiko Investasi Properti

  • Harus menyediakan dana yang cukup besar.
  • Beban perawatan besar
  • Sifat properti tidak likuid
  • Nilai bangunan bisa menyusut
  • Bangunan bisa hancur bila terjadi bencana

6. Asuransi

Asuransi dan investasi merupakan dua hal yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama menjadi bagian penting dalam perencanaan keuangan. 

Salah satu manfaat penting asuransi adalah memberikan proteksi atau perlindungan dari berbagai hal yang tidak terduga di masa mendatang. Sebut saja kecelakaan, pendidikan, hingga kematian. Namun ingat, asuransi bukanlah investasi.

Baca juga: 13 Cara Menabung 10 Juta dalam 3 Bulan, Dijamin Efektif!

Jenis-jenis Asuransi Untuk Investasi

  • Asuransi jiwa yang bisa memberikan kamu perlindungan terhadap kerugian finansial akibat kematian anggota keluarga yang menjadi tulang punggung. 
  • Asuransi kesehatan yang memberikan jaminan kesehatan apabila kamu mengalami sakit tertentu. 
  • Asuransi pendidikan yang ditujukan khusus bagi orangtua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. 
  • Asuransi pensiun yang memberikan perlindungan saat seseorang sudah memasuki usia tidak produktif.
 
 

Itu tadi adalah beragam jenis investasi yang bisa Anda lakukan di Indonesia. Dengan investasi Anda dapat mencapai tujuan keuangan kamu dengan lebih pasti. Tentu Anda juga harus mengetahui instrumen investasi yang cocok untuk tujuan keuangan Anda.

Jadi tunggu apalagi? Segera berinvestasi di BMoney, atau kamu bisa bergabung di komunitas investor BMoney melalu Telegram. Gabung sekarang biar cuan lebih mudah!

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!