Berinvestasi bisa melalui apa saja. Salah satunya yang cukup populer, yaitu obligasi. Apa, sih, obligasi itu? Obligasi adalah surat utang berjangka yang dapat diperjualbelikan. Jenis-jenis obligasi ada banyak sekali dan dibagi ke dalam berbagai kategori.
Misalnya, jenis obligasi berdasarkan penerbitnya dibagi menjadi tiga, yaitu obligasi korporasi obligasi ritel, dan obligasi pemerintah. Kali ini, kita akan mengerucutkan pembahasan mengenai jenis-jenis obligasi pemerintah berikut risiko berinvestasi di jenis obligasi ini.
Jenis-jenis Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah merupakan surat utang yang diterbitkan negara. Surat utang ini dikeluarkan secara sah dan di bawah payung hukum yang kuat. Semua jenis obligasi yang diterbitkan pemerintah dilindungi berbagai peraturan, seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri keuangan, dan lain sebagainya.
Tak heran, jenis obligasi pemerintah ini menjadi instrumen investasi yang populer dan banyak diincar investor. Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di jenis obligasi pemerintah, kamu perlu mengenal dulu jenis-jenis obligasi pemerintah.
1. Jenis Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Obligasi Ritel Indonesia merupakan salah satu jenis obligasi pemerintah yang sangat diminati investor. ORI diterbitkan pertama kali pada 2006 dan memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Salah satu fungsinya, yaitu sebagai sumber pembiayaan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Jenis obligasi pemerintah yang satu ini merupakan alternatif investasi bagi masyarakat.
Jenis obligasi pemerintah ini merupakan investasi jangka menengah dan panjang. Jadi, cocok untuk kamu yang punya rencana untuk berinvestasi dalam jangka waktu di atas lima tahun. Dalam setahun, biasanya pemerintah menerbitkan ORI minimal satu kali. Untuk bisa membeli ORI, kamu perlu menyiapkan dana minimal satu juta rupiah (berlaku kelipatan) dan maksimal tiga miliar rupiah.
Kamu bisa membeli ORI melalui agen penjualan yang ditunjuk oleh pemerintah, misalnya bank dan sekuritas. Menariknya, ORI ini menawarkan kupon bunga tetap hingga masa jatuh tempo. Jangan khawatir kalau di tengah jalan kamu membutuhkan dana dan ingin mencairkan ORI-mu. Kamu bisa menjualnya di pasar sekunder.
Dengan membeli jenis obligasi ORI, kamu membantu pemerintah dalam membangun negara dan mendukung pemulihan ekonomi, khususnya dalam kondisi saat ini ketika negara perlahan memasuki masa pascapandemi Covid-19.
Baca juga: Kenali Karakteristik Obligasi Sebelum Membelinya
2. Jenis Obligasi Sukuk Ritel Negara (Sukri)
Jenis obligasi Sukuk Ritel Negara (Sukri) memiliki nama lain, yaitu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Instrumen investasi ini mengakomodasi masyarakat yang ingin berinvestasi dengan sistem syariah. Jadi, kamu tetap bisa mempersiapkan kebutuhan masa depan dengan berinvestasi sesuai syariat agama Islam karena SR dijalankan menurut fatwa MUI dan sudah sesuai dengan pernyataan Dewan Syariah Nasional MUI.
Sukri disediakan langsung oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan dengan tujuan menghimpun dana untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kamu bisa membeli Sukri dengan modal minimal lima juta dan akan mendapatkan imbalan tetap yang dibayarkan setiap bulan. Sukri merupakan investasi berjangka menengah dengan jatuh tempo tiga tahun, cocok untuk kamu yang memiliki rencana finansial yang tidak terlalu panjang. Namun, jangan khawatir kalau tiba-tiba kamu butuh dana sebelum jatuh tempo karena Sukri bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
Baca juga: Memahami Surat Utang Obligasi dari Jenis hingga Kelebihan
3. Jenis Obligasi Saving Bond Retail (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST)
Kedua jenis obligasi ini merupakan pengembangan dari ORI dan Sukri. Mengapa mereka dibedakan? Karena keduanya memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan ORI dan Sukri. Jadi, kamu punya pilihan lebih banyak untuk memutuskan mau berinvestasi di instrumen yang mana.
Baik jenis obligasi SBR maupun ST dapat dibeli dengan modal minimum satu juta rupiah dan maksimum tiga miliar rupiah. Pembeda keduanya dari jenis obligasi ORI dan Sukri adalah mereka menggunakan fasilitas bunga mengambang dengan kupon imbalan minimal.
Maksudnya, perhitungan imbalan mengacu pada suku bunga reverse repo 7 hari Bank Indonesia (7DRRR). Jika bunga 7DRRR naik, kupon SBR dan ST akan naik. Jika bunga 7DRRR turun, kupon keduanya berada di level minimal yang sama ketika diterbitkan pertama kali. Dengan kata lain, imbalan yang akan kamu dapatkan tidak akan lebih rendah dari saat pembelian pertama kali walau persentase 7DRRR berada di bawah itu.
Yang perlu diperhatikan, jenis obligasi SBR dan ST tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi, kalau kamu butuh melakukan pencairan, kamu bisa melakukannya langsung melalui agen pembelian yang sudah ditunjuk pemerintah dengan syarat tertentu.
Kedua instrumen investasi ini memiliki waktu jatuh tempo yang cukup pendek, yaitu dua tahun.
Baca juga: Pengertian Obligasi dan Kelebihannya Dalam Investasi
4. Jenis Obligasi Fixed Rate (FR)
Surat berharga ini dikeluarkan pemerintah berupa surat pengakuan utang yang dinilai dalam mata uang rupiah. Pembayaran bunga dan pokoknya dijamin oleh pemerintah sesuai dengan masa berlaku yang tertera di dalam surat tersebut.
Jadi, jika kamu membeli jenis obligasi FR, kamu akan mendapatkan bunga kupon yang tetap sejak penerbitan pertama kali sampai masa jatuh tempo. Biasanya, kupon dibayarkan secara regular dengan periode tertentu. Misalnya, pemerintah akan membayarkan kupo setiap enam bulan sekali dan seterusnya sampai datang masa jatuh tempo.
5. Jenis Obligasi Project Based Sukuk (PBS)
Sesuai namanya, jenis obligasi ini menggunakan sistem syariah. Jenis obligasi yang satu ini cukup unik karena penerbitannya bergantung kebutuhan pemerintah. PBS diterbitkan jika ada underlying project dari APBN untuk membiayai kegiatan tertentu yang sedang dilakukan oleh pemerintah.
Jadi, ketika pemerintah membutuhkan biaya untuk membangun sesuatu, menutup defisit anggaran, dan lain-lain, pemerintah akan menerbitkan PSB—jika dibutuhkan. Imbalan yang akan diterima investor biasanya jumlahnya tetap.
Baca juga: Mengenal Obligasi Konversi yang Dapat Diubah Menjadi Saham
6. Jenis Obligasi Negara Valas (INDON)
Jenis obligasi ini merupakan surat utang berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam mata uang valuta asing. Biasanya, pemerintah mengeluarkan valas dalam bentuk dollar AS dan euro. Kalau kamu membeli jenis obligasi ini, kamu akan bertransaksi menggunakan mata uang asing, bukan dollar.
Untuk jatuh temponya, biasanya obligasi INDON memiliki tenor yang sangat panjang, misalnya 10, 30, bahkan ada yang 50 tahun. Kamu akan mendapatkan imbalan setiap enam bulan sekali atau sesuai ketentuan yang dikeluarkan pemerintah.
7. Jenis Obligasi Negara Valas (INDOIS)
INDOIS merupakan surat utang berharga yang juga dikeluarkan pemerintah dalam bentuk mata uang valuta asing. Bedanya, jenis obligasi obligasi INDOIS ini menggunakan sistem syariah berbasis sukuk. Kupon bunga yang ditawarkan tetap atau fixed dan akan dibayarkan pada periode tertentu atau saat jatuh tempo.
Hampir semua jenis obligasi yang dijual pemerintah memiliki masa jatuh tempo mulai dari 2 tahun hingga puluhan tahun. Sayangnya, pemerintah Indonesia belum pernah mengeluarkan jenis obligasi yang tidak memiliki jatuh tempo.
Baca juga: Contoh Obligasi untuk Instrumen Investasi yang Menguntungkan
Jenis obligasi yang tidak memiliki jatuh tempo adalah obligasi abadi dan ini pernah dikeluarkan oleh pemerintah Inggris yang dikenal dengan nama Treasury Annuities atau Undated Treasuries. Kelebihan jenis obligasi ini adalah masa jatuh tempo yang sangat panjang (bisa ratusan tahun) sehingga investor bisa mendapatkan imbalan secara reguler dalam waktu yang sangat panjang tanpa perlu mengeluarkan modal untuk membeli obligasi baru.
Jadi, kamu sudah siap membeli jenis obligasi pemerintah yang mana? Persiapkan dulu dananya dengan matang agar tidak kesulitan finansial di kemudian hari, ya!