Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang disebut-sebut memudahkan sekaligus menguntungkan, terutama bagi calon investor atau investor pemula. Kendati demikian, masih banyak investor pemula yang masih bertanya-tanya bagaimana keuntungan reksadana per bulan.
Sebelum membahas lebih lanjut, mari kenali sekilas mengenai reksa dana dan elemen di dalamnya, keuntungannya, hingga cara menghitung keuntungan reksa dana.
Apa Itu Reksa dana?
Reksa dana dapat dikatakan sebagai salah satu instrumen investasi favorit masyarakat masa kini selain saham. Bukan hanya menguntungkan, reksa dana juga termasuk investasi minim risiko yang likuid alias mudah dicairkan. Dalam pelaksanaannya, reksa dana tergolong aman lantaran dikelola oleh ahlinya, yaitu Manajer Investasi.
Manajer Investasi atau disingkat MI merupakan pengelola dana ahli yang telah dipercaya untuk mengelola reksa dana. Mereka bertindak sebagai orang-orang yang bertanggung jawab dalam mengurus portofolio reksa dana. MI dituntut untuk memiliki izin sebagai Wakil Manajer Investasi (WMI) agar dapat melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, MI andal yang dipercaya mengelola reksa dana lazimnya sudah mengantongi izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Reksa dana paling cocok untuk orang yang ingin berinvestasi, tetapi super sibuk. Dengan bantuan MI, reksa dana tetap dapat memberi imbal hasil maksimal meskipun investor kesulitan untuk memantau investasinya tiap waktu.
Baca juga: Pahami Cara Kerja Reksa Dana Sebelum Berinvestasi
Jenis Reksa Dana
Reksa dana dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan alokasi portofolio investasi yang paling banyak dialokasikan oleh MI atau disebut underlying asset. Berikut beberapa jenis reksa dana:
- RDPU atau Reksa Dana Pasar Uang
- RDPT atau Reksa Dana Pendapatan Tetap
- RDC atau Reksa Dana Campuran
- RDS atau Reksa Dana Saham
- RDI atau Reksa Dana Indeks
Keuntungan Reksa Dana
Reksa dana tak hanya menguntungkan lantaran menjadi wadah pendanaan bagi banyak investor dan dikelola secara langsung oleh ahli berlisensi. Berikut keuntungan reksa dana lainnya yang layak dijadikan pertimbangan.
1. Harga terjangkau
Reksa Dana memiliki nominal investasi yang sangat terjangkau. Rata-rata MI menetapkan modal minimum untuk berinvestasi di instrumen ini. Bahkan, melalui aplikasi BMoney yang bisa diunduh di Play Store atau App Store, kamu bisa mulai berinvestasi reksa dana dengan modal mulai dari Rp10 ribu saja. Dengan kata lain, kamu tak perlu menunggu mapan dulu untuk segera memulai berinvestasi dan menggapai mimpimu.
2. Fleksibel
Reksa dana dapat dibeli sesuai tujuan dan kebutuhan keuangan sehingga tergolong fleksibel. Misalnya, tujuan keuangan yang kamu rencanakan adalah untuk menikah, membangun rumah impian, serta dana darurat. Dengan begitu, jenis reksa dana yang cocok dan direkomendasikan untukmu adalah sebagai berikut:
- RDPT atau RDC untuk dana pernikahan
- RDPU untuk dana darurat
- RDS dan RDC untuk uang muka membangun rumah
3. Tinggal duduk manis
Reksa dana dikelola oleh Manajer Investasi yang memiliki dua tugas utama, yaitu menyusun strategi dan menganalisis instrumen pasar modal. Tugas ini tentu mempermudah investor agar tinggal duduk manis tanpa perlu pusing mengelola investasi layaknya investasi saham.
4. Aman dan diawasi OJK
Produk investasi reksa dana termasuk legal selama perusahaan pengelolanya mengantongi izin dan diawasi langsung oleh OJK. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memilih MI tepercaya yang sudah memiliki izin dan pengawasan tersebut.
Baca juga: Pengertian Otoritas Jasa Keuangan, Tujuan, Tugas, dan Fungsinya
5. Imbal hasil optimal
Imbal hasil pada reksa dana jauh lebih optimal lantaran bukan termasuk ke dalam objek pajak sehingga tidak dikenakan pajak maupun biaya administrasi ketika melakukan transaksi jual beli.
Cara Menghitung Keuntungan Reksa Dana
Sebelum membahas perhitungan keuntungan reksadana per bulan, ketahui lebih dulu mengenai dua istilah penting terkait reksa dana, yaitu modal awal dan nilai aktiva bersih seperti berikut ini:
- Modal Awal adalah jumlah dana yang diinvestasikan di awal.
- Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah total nilai investasi dalam produk reksa dana yang bakal di-update setiap hari bursa. Nilai ini sudah bersih alias tidak kena pajak lagi. NAB berfungsi menunjukkan nilai pasar reksa dana atau mudahnya, untuk memperlihatkan apakah pertumbuhan nilai investasi yang dimiliki mengalami kenaikkan atau penurunan. NAB berubah-ubah setiap hari bursa bergantung kinerja produk yang dimiliki.
- Nilai Aktiva Bersih per Unit atau NAB UP merupakan harga yang wajib dibayar investor untuk satu unit penyertaan reksa dana.
Keuntungan reksadana per bulan tak selalu sama, bergantung pada besaran dana investasi, jenisnya, serta bagaimana alokasi portofolio investasinya. Berikut gambarannya:
- Reksa dana saham memiliki tingkat risiko tinggi dengan return per tahun 15-20 persen.
- Reksa dana campuran memiliki tingkat risiko sedang atau menengah dengan return per tahun 10-12 persen.
- Reksa dana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko rendah dan sedang dengan return per tahun 7-9 persen.
- Reksa dana pasar uang memiliki tingkat risiko rendah dengan return per tahun 4,5-5,5 persen.
Singkatnya, karena NAB merupakan nilai bersih, maka cara menghitungnya dimulai dari menjumlahkan total harga pasar atas aset dalam portofolio reksa dana dengan biaya pencadangan bunga yang berasal dari aset. Setelah itu hasilnya dikurangi biaya operasional reksa dana seperti biaya pajak, biaya pengelolaan, dan sebagainya.
Baca juga: Apa Itu Nilai Aktiva Bersih (NAB) Dalam Reksa Dana?
Contoh Cara Menghitung Keuntungan Reksa dana Per Bulan
Contoh 1
A melakukan investasi pada reksa dana campuran sebesar Rp10 juta pada Juni 2022 dengan NAB per unit reksa dana Rp10.000. Artinya, A mendapatkan 1000 unit RDS. Sebulan kemudian, NAB tersebut mengalami kenaikan RP11.000 per unit. Maka, reksa dana milik A sekarang menjadi 11.000.000 dan mengalami pertumbuhan 10 persen dalam satu bulan.
Contoh 2
Lina melakukan investasi dana sebesar Rp2 juta pada reksa dana pendapatan tetap Z dengan NAB/UP sebesar Rp 3.337. Jumlah unit penyertaan yang diperoleh Lina = Rp 2.000.000 : Rp 3.337 = 599,34 unit. |
Contoh 3
Setelah setahun, ternyata NAB/UP reksa dana pendapatan tetap Z naik menjadi Rp 4.000. Lina berniat menjual seluruh unit penyertaan tersebut. Dengan kata lain, reksa dana pendapatan Z naik sebesar 53,46% dalam kurun waktu setahun Rp 4.000 x 599,34 unit = Rp2.397.362 Keuntungan Lina = Rp2.397.362 – Rp 2.000.000 = Rp397.362 |
Meski sudah mengetahui cara menghitungnya, produk reksa dana tetap memiliki imbal hasil yang tidak bisa dipastikan dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, keuntungan reksadana per bulan juga tidak dapat dipastikan. Ini karena kinerja reksa dana tergantung performa instrumen di dalamnya.
Baca juga: Expense Ratio adalah Indikator Penting dalam Reksa Dana
Sedikit contoh gambaran keuntungan reksa dana seperti berikut: harga saham dalam portofolio saham memengaruhi produk reksa dana saham, dan imbal hasil produk deposito dan surat berharga dalam reksa dana pasar uang memengaruhi reksa dana pasar uang.
Kamu yang tertarik mempersiapkan masa depan dengan cara selain menabung di bank, bisa mulai berinvestasi reksa dana dengan modal sangat terjangkau mulai dari Rp100 ribu. Selain itu, kamu juga bisa mencoba berinvestasi reksa dana online melalui e-commerce, marketplace, atau aplikasi online menggunakan aplikasi yang andal dan tepercaya seperti BMoney.