Sebagai investor sudah menjadi kebiasaan merujuk pada laporan keuangan perusahaan sebelum berinvestasi. Namun, apakah kenaikan penjualan yang tercatat dalam laporan laba rugi berarti keuntungan bagi perusahaan tersebut?
Sejatinya, penjualan yang meningkat adalah langkah positif, namun, apakah itu benar-benar mencerminkan kesuksesan finansial yang berkelanjutan bagi perusahaan?
Baca juga: 5 Level Trader Saham, Kamu Ada di Mana?
Tidak selalu demikian. Ada banyak kasus di mana kenaikan penjualan tidak berarti bahwa perusahaan tersebut mengalami keuntungan, karena terkadang kas yang diterima lebih sedikit dari kas yang dikeluarkan (negative cash flow).
Oleh karena itu, untuk memastikan apakah suatu perusahaan benar-benar menguntungkan dan menghasilkan kas yang positif, penting bagi kita untuk merujuk dan menganalisis Cash Flow Statement.
Jika Penjualan Meningkat, Apakah Perusahaan Pasti Untung?
Peningkatan penjualan seringkali dianggap sebagai langkah positif dalam pertumbuhan bisnis, namun, esensi keberhasilan bisnis terletak pada hubungan antara peningkatan penjualan dan keuntungan.
Hubungan ini tidak selalu linear, berikut ini beberapa faktor yang berkorelasi langusng terhadap penjualan dan keuntungan sebuah perusahaan.
1. Biaya Produksi dan Operasional
Peningkatan penjualan dapat diimbangi oleh biaya produksi tambahan, biaya distribusi, atau biaya operasional lainnya. Semakin besar skala penjualan, semakin penting efisiensi dalam manajemen biaya untuk memastikan bahwa keuntungan bersih tetap optimal.
Baca juga: Sam Altman, Jenius Teknologi di Balik OpenAI
2. Marginal Profitability
Konsep marginal profitability menjadi kunci dalam menilai apakah setiap peningkatan unit penjualan menyumbang positif terhadap keuntungan bersih. Peningkatan penjualan yang tidak diimbangi dengan peningkatan keuntungan per unit dapat merugikan bagi profitabilitas perusahaan.
3. Strategi Harga dan Persaingan
Pertimbangkan bagaimana strategi harga dan tingkat persaingan di pasar dapat mempengaruhi potensi keuntungan. Kadang-kadang, peningkatan penjualan mungkin diperlukan bersamaan dengan strategi harga yang bijaksana untuk mencapai hasil yang optimal.
Cash Flow Statement
Untuk memahami lebih lanjut mengenai hal ini, maka ada tiga bagian pada laporan keuangan sebuah perusahaan yang harus Anda pahami.
1. Cash Flow from Operation (CFO)
CFO dapat memperlihatkan seberapa baik sebuah perusahaan menghasilkan cash dari kegiatan operasionalnya. CFO mencerminkan kesehatan finansial dan kemampuan perusahaan untuk membiayai kegiatan sehari-harinya tanpa bergantung pada sumber daya eksternal.
Baca juga: 7 Gaya Investasi Saham yang Perlu Kamu Pahami
Dengan CFO, Anda dapat mengevaluasi efisiensi operasional, mengidentifikasi tren, dan membuat keputusan strategis untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. CFO adalah pencerminan langsung dari daya saing finansial suatu bisnis.
2. Cash Flow from Investing (CFI)
CFI mencakup aktivitas investasi seperti pembelian atau penjualan aset fisik dan keuangan, menciptakan gambaran tentang bagaimana perusahaan mengelola investasinya untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan.
CFI membantu untuk dapat mengidentifikasi dampak investasi terhadap arus kas dan menilai strategi investasi perusahaan secara keseluruhan.
3. Cash Flow from Financing (CFF)
Elemen kunci dalam Laporan Arus Kas yang menyoroti aliran masuk dan keluar uang tunai terkait dengan kegiatan pendanaan perusahaan. Ini mencakup transaksi seperti penerbitan atau pembelian saham, penerimaan atau pembayaran pinjaman, serta pembayaran dividen.
Baca juga: Ini Cara Menentukan Waktu yang Tepat Membeli dan Menjual Saham
CFF memberikan wawasan tentang bagaimana perusahaan memanfaatkan sumber dana eksternal dan mengelola struktur modalnya.
Strategi Warren Buffet Menilai Keuangan Perusahaan
Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa faktor yang menjadi perhatian utama bagi Warren Buffett dalam menilai apakah suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang tahan lama:
1. Capital Expenditure (Capex)
Warren Buffett cenderung memfavoritkan perusahaan yang mengalokasikan sebagian kecil dari laba mereka untuk pengeluaran modal, yaitu kurang dari 25%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menjaga operasionalnya tanpa harus menghabiskan jumlah besar uang.
2. Stock Buybacks
Buffett lebih menyukai perusahaan yang melakukan pembelian kembali saham daripada meningkatkan dividen. Pembelian kembali saham secara teratur dapat meningkatkan pendapatan per saham bagi pemegang saham. Semakin tinggi pendapatan per saham, semakin tinggi pula harga saham.
Setelah memahami strategi Warren Buffett dalam menemukan perusahaan dengan keunggulan kompetitif yang tahan lama melalui analisis laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas, pertanyaannya adalah apakah strategi ini masih relevan untuk kondisi saat ini menurut pendapat Anda?
Baca juga: Cara Mendapatkan Uang di Hago? Ini Langkah Detailnya
Ingin mulai investasi saham dan reksa dana dengan mudah? Aplikasi BMoney adalah jawabannya! Dengan BMoney, Anda bisa memulai perjalanan investasi Anda dengan cepat dan aman. Nikmati akses langsung ke pasar saham dan reksa dana di ujung jari Anda. Jadi, tunggu apa lagi? Segera download aplikasi BMoney sekarang untuk mengoptimalkan portofolio investasi Anda!