Bagi sebagian orang, crypto mining atau penambangan kripto mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Kegiatan yang satu ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan mata uang kripto dan memverifikasi transaksi baru dengan memecahkan kode matematika yang cukup kompleks.
Dalam prosesnya, para penambang akan melakukan validasi transaksi di jaringan Blockchain dan mereka akan memperoleh aset kripto sebagai imbalannya. Selain Bitcoin, ada juga aset kripto lain yang bisa diperoleh dengan mekanisme mining, yaitu Litecoin.
Apa itu Litecoin dan bagaimana proses Litecoin mining dilakukan? Cari tahu jawabannya dengan membaca artikel ini sampai tuntas!
Baca juga: 10 Cara Mendapatkan Bitcoin dengan Gratis, Cepat, dan Mudah
Sejarah Litecoin
Litceoin atau biasa disingkat LTC adalah bentuk fork dari Bitcoin yang dibuat pada tahun 2011 dengan menggunakan mekanisme proof-of-work. Mekanisme tersebut dilakukan dengan menggunakan kekuatan komputasi untuk memecahkan noce, yaitu bagian dari hash.
Hash sendiri merupakan urutan angka alfanumerik yang dienkripsi oleh algoritma hashing, sedangkan nonce merupakan nomor acak atau semi acak yang dihasilkan untuk digunakan pada kondisi tertentu.
Awalnya, para penambang (miner) Litecoin mampu memecahkan setiap blok yang diberikan dengan imbalan berupa aset Litecoin sebanyak 50 LTC. Sayangnya, jaringan LTC memotong hadiah blok tersebut menjadi dua per empat tahun sekali. Pemotongan ini sudah dilakukan sejak 2011 dan akan dilakukan kembali pada Agustus 2023 mendatang.
Misi Litecoin
Sebagai salah satu mata uang di era digital, Litecoin dirancang oleh Charlie Lee untuk suatu misi yang spesifik, yaitu untuk menjadi mata uang peer to peer digital yang bisa menyelesaikan pembayaran dengan biaya minim, bahkan nol, di seluruh dunia. Ia juga mendukung tujuan Bitcoin untuk mengatasi berbagai macam tantangan pembayaran global yang terus berkembang mengikuti zaman.
Pemikiran yang futuristik dengan pendekatan yang unik membuat Litecoin bisa populer di kalangan para pelaku mining. Meski begitu, Litecoin juga sempat menghadapi kendala berupa bugs yang memblokir kemajuan jaringan sehingga akhirnya memengaruhi kepercayaan investor terhadap komunitas Litecoin.
Beruntungnya, keraguan para investor tersebut mampu diluluhkan dengan adanya Litecoin versi 0.8.5.1 yang dirilis pada bulan November 2013. Versi terbaru ini mampu mengatasi bugs yang muncul sehingga namanya makin meroket. Hasilnya, aset LTC berhasil masuk ke angka $1 miliar di pasar pada tahun 2013.
Baca juga: Airdrop Crypto: Pengertian dan Cara Mendapatkannya
Perbedaan Litecoin dan Bitcoin
Meski merupakan bagian dari Bitcoin, waktu pemrosesan blok dan algoritma yang dipakai dalam Litecoin mining berbeda dengan yang digunakan pada Bitcoin. Jika Bitcoin membutuhkan waktu sebanyak 10 menit untuk memproses blok, maka Litecoin hanya membutuhkan waktu selama 2,5 menit untuk memprosesnya. Begitu juga dengan algoritma yang berbeda antara keduanya.
Banyak orang mengatakan bahwa Litecoin masih berada di bawah bayang-bayang Bitcoin. Namun, ia tetap bisa menjadi salah satu aset penting dalam industri kripto, terutama setelah nilainya mengalami kenaikan yang signifikan.
Popularitas yang dimilikinya disebabkan oleh penambangan Litecoin yang bisa dilakukan dengan menggunakan komputer sederhana, tanpa perlu perangkat menambang yang mahal, serta diproduksi dalam jumlah yang cukup banyak jika dibandingkan dengan aset kripto lainnya.
Cara Kerja Litecoin Mining
Sebenarnya, cara kerja Litecoin mining sama halnya dengan penambangan Bitcoin. Untuk memulainya, pengguna harus memiliki mesin penambangan, komputer, dan perangkat yang bisa terhubung ke jaringan internet agar dapat menjalankan algoritma scrypt.
Setelah itu, barulah pengguna bisa memilih mining pool untuk ditambang, melakukan pengaturan untuk instruksi pool, dan melakukan penambangan dengan mengikuti instruksi untuk berbagai macam perangkat, yaitu mesin, software, dan pool yang kamu pilih. Untuk menyimpan kunci pribadi alias private key, kamu harus mempunyai crypto wallet.
Dalam jaringan Litecoin mining, tidak ada batasan minimum atau maksimum jumlah pengguna sehingga siapa saja yang ingin melakukan penambangan tersebut bisa bersaing dengan penambang lainnya di jaringan untuk memecahkan hash.
Baca juga: Crypto Bubble, Risiko Investasi yang Wajib Diwaspadai
Jenis-Jenis Litecoin Mining
Ada tiga jenis Litecoin mining yang biasa dilakukan oleh para pemilik aset, yaitu solo, pool, dan cloud. Solo mining merupakan penambangan yang dilakukan secara individu atau perorangan. Jenis mining ini terbilang cukup sulit dilakukan karena penambang harus menyiapkan mining rig yang andal serta daya listrik dan jaringan internet yang kuat.
Jenis kedua adalah pool mining, yaitu penambangan yang dilakukan di dalam kolam mining berisi beberapa miners Litecoin yang masing-masing berkontribusi melalui seberapa besar hash power atau kekuatan mining rig yang dimiliki. Terakhir, ada cloud mining, yaitu penambangan Litecoin yang dilakukan dengan layanan komputasi.
Rekomendasi Aplikasi Litecoin Mining
Jika kamu sudah melakukan proses Litecoin mining, maka kamu dapat melakukan monitoring penambangan melalui beberapa rekomendasi aplikasi Litecoin mining berikut.
1. MinerGate
MinerGate adalah platform khusus penambangan mata uang kripto yang awalnya hanya tersedia di website. Namun, platform tersebut kini bisa diakses melalui aplikasi MinerGate Control untuk ponsel Android. Selain bisa memantau perkembangan proses penambangan Litecoin, aplikasi ini juga menawarkan fitur komunikasi antarpenambang di MinerGate.
2. Crypto Miner
Rekomendasi aplikasi Litecoin mining selanjutnya yang bisa kamu coba adalah Crypto Miner. Tampilannya yang sederhana membuat aplikasi ini sangat memudahkan miner pemula untuk mengoperasikannya. Hanya, ada beberapa algoritma yang baru bisa digunakan setelah kamu membelinya dengan harga US$2.28.
3. NeonNeon Miner
Hampir mirip dengan Crypto Miner, aplikasi ini juga membawa penggunanya ke kolam pertambangan sehingga bisa menambang berbagai jenis cryptocurrency seperti Bitcoin, Feathercoin, Vertcoin, dan lain-lain.
4. Droid Miner
Jika kamu ingin melakukan penambangan tanpa diganggu oleh iklan, inilah solusi terbaik yang bisa kamu pilih. Selain Litecoin, kamu juga bisa melakukan penambangan mata uang virtual lainnya seperti Bitcoin dan Dogecoin. Fitur menarik lain yang dimiliki aplikasi yang satu ini adalah pengguna bisa menjalankan program di background sekaligus menonaktifkan program secara otomatis saat HP sedang di-charge.
Baca juga: Apa Itu Altcoin dan Kinerjanya di Pasar Kripto
Cara Membeli Litecoin
Jika kamu ingin membeli Litecoin, maka hal pertama yang harus kamu lakukan adalah registrasi di broker kripto. Setelah registrasi berhasil, kamu bisa melakukan pembayaran deposit dengan jumlah yang bervariasi, bergantung pada broker atau situs yang dipilih. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan transaksi alias membeli Litecoin.
Selain investasi menggunakan aset digital seperti Bitcoin atau Litecoin mining, kamu juga bisa melakukan investasi masa depan dengan berinvestasi di reksa dana. Bagi kamu yang tertarik untuk berinvestasi reksa dana, kamu bisa langsung mencari informasinya lebih lanjut di aplikasi BMoney. Melalui aplikasi ini, kamu dapat berinvestasi cuma dengan modal Rp10 ribu! Tertarik untuk mencoba? Download aplikasinya sekarang di Play Store atau App Store.