Manajemen Risiko dalam Investasi, Pengertian dan Penerapannya

Uji Agung Santosa

31 Oktober 2023

Pengertian manajemen risiko dan penerapannya (123rf.com)
Pengertian manajemen risiko dan penerapannya (123rf.com)

Dalam berinvestasi, tidak pernah ada jaminan keuntungan. Setiap jenis investasi selalu diiringi risiko, baik itu risiko rendah maupun risiko tinggi. Oleh sebab itu, penting untuk memahami risiko-risiko yang ada dan mengelolanya sesuai dengan toleransi risiko yang dimiliki. 

 

Dengan pengetahuan tentang jenis investasi yang dijalankan, diversifikasi portofolio,  dan manajemen risiko yang baik, tiap individu yang berinvestasi dapat terbantu mengurangi potensi kerugian besar dan meningkatkan peluang keberhasilan investasi dalam jangka panjang.

Lantas, seperti apa manajemen risiko dalam investasi dan bagaimana penerapannya? Mari menyelisik lebih lanjut dalam ulasan berikut ini.

Baca juga: Apa itu Risiko Investasi? Jenis dan Cara Mengatasinya 

Pengertian Manajemen Risiko dalam Investasi

Pengertian manajemen risiko investasi (123rf.com)
Pengertian manajemen risiko investasi (123rf.com)

Dalam investasi, manajemen risiko adalah suatu disiplin yang diterapkan untuk memastikan bahwa keputusan investasi didasarkan pada pemahaman yang baik tentang risiko dan potensi imbal hasil. 

Di lingkup perusahaan, manajemen risiko investasi pada dasarnya melibatkan pengelolaan risiko yang berkaitan dengan investasi dan pengeluaran modal (Capex) dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan proyek dan pengelolaan aset.

Pendekatan manajemen risiko biasanya dilakukan secara sistematis dengan melibatkan proses mengidentifikasi, mengevaluasi, mengukur, mengelola, dan mengurangi risiko yang terkait dengan investasi. Ini termasuk risiko seperti perizinan, keuangan, operasional, serta hubungan dengan pihak ketiga (stakeholders) yang dapat memengaruhi kelangsungan proyek.

Jenis Risiko dalam Investasi

Jenis risiko dalam investasi terbagi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko sistematis memengaruhi seluruh efek dan tidak bisa dikurangi lewat diversifikasi, sedangkan risiko tidak sistematis bisa dihindari atau dikendalikan dengan membuat portofolio atau melakukan diversifikasi investasi. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang masing-masing jenis risiko dan cara mengatasinya.

Risiko Investasi Sistematis 

Berikut ini adalah beberapa risiko investasi sistematis yang biasa terjadi saat berinvestasi.

1. Risiko Suku Bunga

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi suku bunga. Untuk mengatasi risiko ini, investor dapat mempertimbangkan diversifikasi portofolio dengan menempatkan dana mereka dalam berbagai jenis aset, seperti obligasi dan saham, yang dapat berkinerja berbeda dalam kondisi suku bunga yang berbeda.

2.  Inflasi

Risiko inflasi terkait dengan penurunan daya beli mata uang. Investor dapat mengatasinya dengan berinvestasi dalam aset yang memiliki potensi pertumbuhan nilai di atas tingkat inflasi, seperti saham atau properti.

3. Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Valas)

Risiko ini muncul karena perubahan kurs valuta asing. Investor internasional dapat menggunakan instrumen keuangan seperti kontrak berjangka untuk mengelola risiko nilai tukar.

4. Risiko Komoditas

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi harga dan pasokan komoditas. Investor dapat memperkecil risiko ini dengan melakukan penelitian yang cermat tentang komoditas yang mereka investasikan dan dengan mempertimbangkan diversifikasi.

Baca juga: 10 Cara Bermain Saham untuk Pemula, Aman dan Minim Risiko 

Risiko Investasi Non Sistematis 

Sementara itu, ada juga risiko non sistematis dalam berinvestasi, yaitu sebagai berikut.

1. Risiko Likuiditas

Risiko ini terjadi ketika investor sulit menjual aset dengan cepat tanpa mengalami penurunan signifikan dalam harganya. Diversifikasi dan pemantauan portofolio secara teratur dapat membantu mengurangi risiko likuiditas.

2. Risiko Reinvestasi

Risiko ini berkaitan dengan pengelolaan penghasilan yang diperoleh dari investasi. Investor dapat mengatasi risiko ini dengan merencanakan reinvestasi pendapatan secara bijaksana.

3. Risiko Keuangan

Risiko ini berkaitan dengan struktur pendanaan perusahaan yang dapat memengaruhi kinerja investasi. Pemahaman yang lebih baik tentang struktur keuangan perusahaan tempat berinvestasi dapat membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko ini.

4. Risiko Bisnis

Risiko bisnis terkait dengan kinerja perusahaan tempat berinvestasi. Diversifikasi portofolio dengan berinvestasi dalam berbagai sektor bisnis atau perusahaan dapat membantu meminimalisir risiko ini.

Langkah-Langkah Penerapan Manajemen Risiko

Langkah-langkah penerapan manajemen risiko (123rf.com)
Langkah-langkah penerapan manajemen risiko (123rf.com)

Langkah awal dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi segala jenis risiko yang mungkin terkait dengan investasi. Setelah teridentifikasi, risiko harus dievaluasi untuk menentukan seberapa besar potensi dampaknya dan seberapa mungkin risiko tersebut akan terjadi. Ini dapat melibatkan analisis historis, penggunaan model matematis, dan penilaian subjektif. 

Berikutnya investor harus menentukan sejauh mana mereka bersedia menerima risiko dalam portofolionya. Ini disebut toleransi risiko. Toleransi risiko dapat berbeda-beda antara individu tergantung pada tujuan investasi, horizon waktu, dan kenyamanan pribadi. 

Setelah risiko diidentifikasi dan dievaluasi, langkah selanjutnya adalah mengelola risiko tersebut. Lalu, karena manajemen risiko adalah suatu proses yang berkelanjutan. Investor perlu terus memantau portofolio mereka, mengevaluasi risiko yang ada, dan menyesuaikan strategi sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan tujuan investasi.

Baca juga: Kenali Apa Itu Return, Keuntungan dan Risiko yang Diterima Investor 

Strategi Manajemen Risiko dalam Investasi

Ada berbagai strategi manajemen risiko yang dapat digunakan dalam berinvestasi, tergantung pada tujuan, toleransi risiko, dan jenis investasi. Untuk mencapai hasil optimal, kombinasi strategi juga sering digunakan. Berikut adalah sejumlah strategi yang umum.

1. Mempelajari Aset

Sebelum berinvestasi, penting untuk memahami aset atau instrumen keuangan yang dipilih. Ini termasuk menganalisis kinerja historis, potensi pertumbuhan, dan risiko yang terkait dengan aset tersebut.

2. Diversifikasi Portofolio

Salah satu prinsip kunci dalam manajemen risiko adalah diversifikasi, yaitu penyebaran investasi ke berbagai instrumen keuangan serta kelas aset (saham, obligasi, real estate, dan sebagainya). Ini membantu mengurangi risiko konsentrasi terhadap satu jenis aset atau sektor tertentu. Jika salah satu investasi tampil buruk, yang lain mungkin masih tampil baik.

3. Dollar-Cost Averaging (DCA)

DCA adalah pendekatan berinvestasi dalam jumlah tetap secara berkala, terlepas dari fluktuasi harga pasar. Ini membantu mengurangi risiko timing yang salah dan memungkinkan individu membeli aset dengan harga rata-rata seiring waktu.

4. Penggunaan Stop-Loss Orders

Perintah stop-loss dapat digunakan saat berinvestasi dalam saham atau mata uang. Perintah ini akan menjual aset secara otomatis jika harganya turun ke tingkat tertentu sehingga membantu melindungi modal dari kerugian lebih besar.

Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya 

Cara Memperkecil Risiko Investasi

Ada sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil risiko investasi, di antaranya.

1. Tetapkan Target Investasi

Menetapkan target investasi adalah langkah penting untuk memahami tujuan dan profil risiko yang dimiliki. Ini membantu menentukan jenis aset yang akan dipilih, jangka waktu investasi, dan tingkat risiko yang siap dihadapi.

Misalnya, jika kamu memiliki jangka waktu investasi yang pendek dan toleransi risiko rendah, maka mungkin lebih cocok berinvestasi di instrumen yang kurang berisiko seperti reksa dana atau obligasi.

2. Lakukan Pengawasan Rutin

Memantau investasi secara rutin sangat penting untuk memahami bagaimana aset dapat berkembang. Ini memungkinkan investor untuk mengambil tindakan yang diperlukan jika kondisi pasar berubah. Pun dapat mengidentifikasi peluang untuk memaksimalkan hasil investasi atau mengurangi risiko jika perlu.

3. Waspada Penipuan

Sebelum berinvestasi, pastikan bahwa perusahaan atau lembaga keuangan yang dipilih memiliki izin resmi dari otoritas yang berwenang seperti Bappebti dan OJK. Pastikan juga bahwa produk investasi yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut sesuai dengan peraturan dan memiliki rekam jejak yang jelas.

Pada akhirnya, ingatlah bahwa manajemen risiko adalah suatu cara untuk mengelola investasi dengan bijaksana, karena risiko dalam investasi sejatinya tidak dapat dihilangkan sepenuhnya.

Nah, bagi kamu yang tertarik berinvestasi jangan lupa menggunakan aplikasi BMoney yang memberikan banyak fitur menarik dan bisa dimulai dengan modal terjangkau hanya dari Rp10 ribu. Tunggu apa lagi, segera unduh aplikasinya di App Store atau Play Store.

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!