Membeli saham di harga pucuk atau istilahnya membeli saham pucuk bisa menjadikan trauma para trader. Akibatnya investasi saham merugi dan sahamnya nyangkut. Contohnya pada 2021, saat terjadi kenaikan signifikan pada beberapa saham farmasi.
Namun tidak berapa lama, harga saham-saham tersebut anjlok lagi. Dampaknya, banyak investor ritel mengalami trauma setelah membeli saham ketika harganya tinggi, tetapi kemudian nilainya turun drastis.
Fenomena semacam ini dikenal dengan sebutan saham pucuk. Dalam konteks pasar saham, pembelian saham di pucuk memang kerap terjadi lantaran menarik perhatian banyak orang.
Lantas, apa yang dimaksud dengan saham pucuk? Apa saja tips untuk menghindarinya dan apa yang perlu dilakukan jika sudah telanjur membeli saham di harga pucuk? Yuk, simak ulasannya dalam artikel berikut.
Pengertian Saham Pucuk
Istilah saham pucuk atau "beli saham di harga pucuk" merujuk pada tindakan investor membeli saham pada saat harga mencapai puncak tertingginya. Meskipun diharapkan harga saham terus naik setelah pembelian, tetapi kenyataannya bisa saja harga turun setelah pembelian tersebut.
Bicara mengenai saham pucuk sangat erat kaitannya dengan situasi breakout. Breakout merupakan salah satu istilah yang biasa digunakan penjual saham atau trader dalam melakukan analisis teknikal untuk mengamati pergerakan harga saham-saham emiten di pasar modal.
Breakout terjadi ketika harga saham melewati batas atas atau bawah (resistance atau support). Ada dua jenis breakout, yaitu true breakout dan false breakout. True breakout terjadi ketika harga saham melewati level tertentu, tetapi tidak berbalik arah dan melanjutkan penembusan atau rally.
Baca juga: Menilik Kinerja, Pergerakan Harga, dan Prospek Saham KAEF
Sementara itu, false breakout atau breakout palsu terjadi ketika harga saham melewati level tertentu, tetapi kemudian berbalik arah dan tidak melanjutkan tren penguatan (bullish) atau pelemahan (bearish).
Jika dianalisis menggunakan grafik candlestick, konfirmasi true breakout terjadi ketika sebagian dari candlestick melewati atau menembus level resistance atau support, diikuti oleh peningkatan volume. Sebaliknya, konfirmasi false breakout dapat diidentifikasi pada grafik candlestick ketika bagian ekor candlestick menembus garis, tetapi bagian body-nya tidak mengikuti pergerakan tersebut.
Investor sering terjebak membeli saham di harga pucuk ketika terjadi false breakout. False breakout dapat disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) di area resistance yang menyebabkan tekanan jual sehingga harganya turun.
Oleh sebab itu, investor perlu pertimbangan matang sebelum melakukan pembelian saham pucuk dengan menganalisis berbagai variabel yang dapat mempengaruhi naik-turunnya harga saham.
Baca juga: Daftar Saham Jangka Panjang yang Layak Koleksi untuk Masa Depan
Tips Menghindari Pembelian Saham di Harga Pucuk
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan untuk menghindari pembelian saham pucuk.
1. Perhatikan Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental
Gunakan analisis teknikal untuk mengamati pergerakan harga saham dan mengidentifikasi potensi breakout. Ketahui pula fundamental saham untuk melihat tren yang kuat di pasar saham. Saat saham berada dalam tren kuat dan memiliki fundamental baik, potensi untuk breakout level resistance lebih besar.
2. Validasi Breakout dengan Candle
Kenali istilah breakout, terutama true breakout dan false breakout, agar dapat memahami pergerakan harga saham. Gunakan candlestick chart untuk validasi breakout. Tunggu hingga breakout terkonfirmasi valid dengan melihat bentuk candle pada penutupan pasar.
3. Amati Volume Trading
Breakout yang disertai volume trading tinggi menandakan kelanjutan tren. Untuk itu, pastikan breakout disertai dengan volume trading yang tinggi. Volume rendah saat breakout dapat menjadi tanda false breakout atau pembalikan arah.
4. Hindari False Breakout
Waspadai false breakout yang dapat memancing pembelian saham pucuk. Untuk itu, hindari membeli saham hanya berdasarkan pergerakan harga yang sementara.
5. Level Stop Loss dan Take Profit
Pasang stop loss di titik support yang telah ditentukan untuk menghindari kerugian besar. Perhatikan level take profit sebagai langkah pengamanan keuntungan. Hindari keserakahan dengan memiliki strategi yang jelas.
6. Analisis Time Frame Lebih Panjang dan Strategi Manajemen Risiko
Lihat pergerakan harga dalam time frame yang lebih panjang untuk mendapatkan perspektif yang lebih jelas. Hindari keputusan berdasarkan fluktuasi harga jangka pendek. Lalu, terapkan strategi manajemen risiko yang baik, termasuk menentukan batasan kerugian (stop loss) dan mengamati rasio risiko atau hasil.
Baca juga: Equity Dilution: Risiko yang Perlu Diketahui Investor Saham
Yang Perlu Dilakukan Jika Sudah Membeli Saham Pucuk
Jika sudah terlanjur membeli saham di harga pucuk dan mengalami penurunan nilai saham, berikut adalah beberapa tips yang perlu dipertimbangkan.
1. Evaluasi Kembali Investasi
Lakukan evaluasi mendalam terhadap saham yang dibeli. Tinjau kondisi perusahaan, kinerja keuangan, dan prospek masa depan. Perhatikan apakah penurunan nilai saham disebabkan oleh faktor internal perusahaan atau faktor eksternal pasar.
2. Tentukan Batasan Kerugian (Cut Loss)
Tentukan batasan kerugian yang dapat diterima sebelumnya. Jika harga saham sudah turun mencapai batasan tersebut, pertimbangkan untuk menjual saham (cut loss) agar kerugian tidak semakin besar.
3. Lakukan manajemen Risiko
Perhatikan tingkat ketahanan risiko dengan menentukan batasan toleransi risiko. Pastikan bahwa investasi yang dilakukan masih sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi. Atur juga stop loss untuk meminimalisasi kerugian dan menghindari saham nyangkut. Jika diperlukan, sesuaikan portofolio investasi.
4. Terapkan Cash Management
Kelola keuangan dengan bijak dan tetap disiplin. Hindari menghabiskan seluruh dana lantaran terlalu terpaku pada satu saham. Siapkan amunisi finansial untuk dapat beralih ke saham yang lebih prospektif dan pertimbangkan untuk memiliki diversifikasi portofolio agar risiko dapat tersebar.
5. Gunakan Strategi Average Down (Jika Sesuai)
Jika sudah yakin pada potensi jangka panjang suatu saham dan kondisi perusahaannya masih baik, pertimbangkan strategi average down. Ini melibatkan pembelian lebih banyak saham ketika harga turun sehingga rata-rata harga beli ikut menurun. Terapkan strategi ini dengan cermat, perhatikan ritme pergerakan saham dan volume trading.
6. Analisis Portofolio dan Lakukan Diversifikasi
Tinjau kembali seluruh portofolio investasi dan lakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko. Identifikasi saham-saham yang memiliki potensi kenaikan lebih baik sebagai langkah untuk mengompensasi kerugian pada saham yang tengah mengalami penurunan.
7. Hindari Keputusan Emosional dan Pantau Pasar
Terakhir, jangan biarkan emosi mengendalikan keputusan investasi. Hindari keputusan yang didasarkan pada ketakutan atau keserakahan. Pertimbangkan keputusan secara objektif. Lalu, tetap pantau kondisi pasar dan berita terkini yang dapat memengaruhi pergerakan saham untuk membantu membuat keputusan investasi lebih baik.
Baca juga: Saham Nyangkut? Ini Strategi dan Tips Mengatasinya
Demikianlah penjelasan tentang cara menghindari saham pucuk dan apa yang harus dilakukan jika sudah telanjur membelinya. Terapkan tips di atas agar terhindar dan mengantisipasi saham pucuk yang bisa merugikan. Jangan lupa, pastikan berinvestasi aman, nyaman, dan mudah hanya melalui aplikasi investasi BMoney yang andal dan tepercaya. Segera unduh aplikasinya di Play Store atau App Store!