Salah satu pilihan berinvestasi yang cukup menjanjikan adalah obligasi. Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan, baik itu pemerintah maupun swasta. Instrumen investasi ini dapat diperjualbelikan dan berjangka waktu lebih dari setahun. Keuntungan yang didapat investor berasal dari imbalan berupa bunga (disebut kupon) dan pokok utang yang dibayarkan.
Jenis-jenis obligasi ada banyak. Selain berdasarkan pihak penerbit, kupon, dan syariah, obligasi juga memiliki jenis lainnya yang disebut obligasi konversi. Jenis obligasi ini cukup menarik karena dapat mengubah surat utang menjadi saham. Seperti apa prosesnya? Nah, untuk lebih jelasnya tentang obligasi konversi, simak ulasannya berikut ini.
Pengertian Obligasi Konversi
Obligasi konversi adalah obligasi atau surat utang yang bisa dikonversi menjadi saham biasa (surat kepemilikan perusahaan) atau ekuitas di perusahaan penerbit obligasi tersebut. Rasio konversinya telah ditentukan berdasarkan kesepakatan. Contohnya, rasio penukarannya 5:1 yang berarti satu obligasi dapat ditukar dengan lima saham.
Tujuan perusahaan menerbitkan obligasi konversi adalah untuk mendapatkan dana dengan biaya lebih rendah daripada obligasi biasa atau pinjaman bank. Obligasi konversi cocok untuk perusahaan yang pendapatannya tidak begitu besar atau perusahaan skala kecil. Perusahaan juga tidak perlu melunasi utang kepada pemegang obligasi karena dapat dikonversi menjadi saham.
Mengkonversi obligasi dapat dilakukan kapan pun selama surat utang tersebut masih aktif dan terpenuhi syaratnya. Jika ada syarat yang tidak terpenuhi, obligasi konversi tidak akan terjadi. Syarat obligasi konversi adalah dapat dilihat dari segi bisnis atau komersial dan segi teknis, misalnya pembayaran dini, wanprestasi, dan sebagainya.
Biasanya obligasi konversi memiliki tingkat suku bunga yang cenderung rendah. Harga sahamnya bisa lebih rendah dari harga saham di pasaran. Suku bunga yang rendah ini menjadi keuntungan buat penerbit obligasi konversi. Bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi menjadi lebih kecil dibandingkan obligasi jenis lainnya.
Meski suku bunganya rendah, pemegang obligasi tetap mendapat keuntungan. Keuntungan tersebut berupa keistimewaan atau kesempatan untuk mengkonversi surat utang menjadi surat kepemilikan perusahaan. Selain itu, pemegang obligasi dapat mengkonversi obligasinya ke saham baru dengan harga tertentu.
Baca juga: Pengertian Obligasi dan Kelebihannya Dalam Investasi
Cara Kerja Obligasi Konversi
Pemegang obligasi atau investor mendapat pilihan untuk mengubah surat utangnya menjadi saham. Konversi ini dipengaruhi beberapa hal seperti harga saham. Cara kerja obligasi konversi adalah sebagai berikut.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan membutuhkan dana sebesar Rp100 miliar untuk mendanai proyeknya. Perusahaan tersebut kemudian meminjam melalui penerbitan obligasi dengan bunga atau kupon 12 persen yang jatuh tempo dalam 10 tahun. Jika perusahaan tersebut menerbitkan obligasi konversi, bunga yang wajib dibayarkan hanya 8 persen saja.
Obligasi konversi cukup menguntungkan perusahaan karena pembayaran bunga yang lebih rendah saat proyek dalam tahap awal. Selain itu karena utang bisa dikonversi menjadi saham berdasarkan perjanjian yang ditentukan, perusahaan juga tidak wajib mengembalikan pinjaman. Perusahaan juga tidak perlu membayar bunga lagi atau pokok surat utangnya.
Dari sisi pemegang obligasi, hal ini juga menguntungkan karena akan mendapatkan nilai lebih ketika proyeknya selesai dan memperoleh laba. Namun, perlu diingat bahwa dengan obligasi konversi, investasinya menjadi berisiko lebih tinggi. Investasinya berubah menjadi investasi dengan risiko saham.
Baca juga: Memahami Surat Utang Obligasi dari Jenis hingga Kelebihan
Jenis-jenis Obligasi Konversi
Obligasi konversi terbagi dalam beberapa jenis. Setiap jenis memiliki aturan dan cara konversinya yang berbeda-beda. Berikut ini penjelasannya.
1. Obligasi Wajib Konversi (Mandatory Convertible)
Sesuai namanya, obligasi wajib konversi adalah obligasi yang wajib dikonversi menjadi saham biasa saat jatuh tempo. Harga konversinya bergantung pada harga pasar yang sedang berlaku saat proses konversi dilakukan. Obligasi ini memiliki imbal hasil yang tinggi sehingga cocok untuk investasi jangka pendek.
2. Obligasi Konversi Bersyarat (Contingent Convertible)
Obligasi konversi bersyarat memiliki syarat yang harus dipenuhi sebelum konversi bisa dilakukan. Syarat tersebut adalah jika harga saham yang berlaku di pasar modal telah mencapai persentase tertentu. Angka persentasenya berada di atas harga konversi yang telah ditentukan.
3. Obligasi Tukar (Exchangeable Convertible)
Obligasi tukar adalah obligasi konversi yang sahamnya (yang menjadi aset dasar obligasi) berasal dari perusahaan lain dari yang menerbitkan obligasi tersebut. Tujuan konversi yang dilakukan bukan untuk mengkonversi piutangnya. Namun, tujuannya untuk menukarkan obligasi konversi dengan saham para pemilik saham dari pihak penerbit obligasi.
Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya
4. Vanilla Convertible Bond
Obligasi konversi jenis ini memberikan opsi kepada pemegang obligasi untuk mengkonversi obligasi yang dimiliki ke sejumlah saham. Selama masa berlaku obligasi, pemegang obligasi tetap mendapatkan bunga atau kupon. Saat tanggal jatuh tempo, pemegang obligasi berhak atas nilai nominal obligasi tersebut atau bisa melakukan konversi surat utang menjadi saham.
5. Reverse Convertible
Berbeda dengan jenis obligasi sebelumnya, reverse convertible adalah obligasi yang memberikan pilihan kepada penerbit obligasi. Pihak penerbit dapat membeli kembali obligasi secara tunai atau melakukan konversi surat utang ke saham. Harga konversi telah ditentukan sebelumnya.
6. Obligasi Konversi Saham Preferen (Convertible Preferred Stock)
Obligasi konversi saham preferen adalah jenis obligasi yang mirip dengan obligasi pada umumnya. Yang berbeda adalah struktur permodalannya. Pada obligasi jenis ini, struktur modalnya memiliki peringkat senioritas lebih rendah.
Baca juga: Kenali Karakteristik Obligasi Sebelum Membelinya
Keuntungan dan Risiko Obligasi Konversi
Seperti disebutkan sebelumnya, obligasi konversi memberikan keuntungan baik untuk perusahaan penerbit obligasi dan maupun pemegang obligasi. Keuntungan atau kelebihan obligasi konversi adalah sebagai berikut.
- Bagi perusahaan, bunga dibayarkan dengan persentase yang lebih rendah daripada jenis obligasi lainnya.
- Pemegang obligasi bisa mendapat pengembalian pokok utang dan bunga atau pilihan untuk menjadikannya saham. Dengan begini, pemegang obligasi akan mendapat keuntungan dari apresiasi harga saham.
- Dengan adanya obligasi konversi, pemegang obligasi atau investor mendapat rasa aman jika terjadi gagal bayar. Pemegang obligasi akan dibayar lebih dulu daripada pemegang saham biasa.
- Meminimalkan sentimen negatif atas keraguan investor mengenai pembayaran pokok utang dan bunga. Pemegang obligasi dapat mengkonversi surat utang menjadi saham jika kinerja perusahaan baik.
Sementara itu, berinvestasi dengan obligasi konversi juga memiliki risiko. Beberapa hal berikut ini dapat dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Baca juga: Perbedaan Saham dan Obligasi yang Perlu Diketahui
- Bunga yang didapat oleh investor lebih rendah daripada jenis obligasi lainnya. Keuntungan yang didapat pun lebih sedikit. Ini karena investor punya kesempatan untuk mengubah surat utangnya menjadi saham perusahaan.
- Risiko gagal bayar menjadi tinggi. Sebagian besar perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi adalah perusahaan baru dengan skala kecil. Mau tidak mau, investor dibayar dengan saham.
- Harga saham belum tentu mengalami kenaikan dan menghasilkan keuntungan bagi investor. Bahkan ada risiko harga sahamnya turun.
- Dilusi saham bisa terjadi jika obligasi dikonversi menjadi saham. Dilusi saham adalah menurunnya persentase kepemilikan saham di suatu perusahaan. Ini akibat dari bertambahnya jumlah saham yang beredar.
Demikianlah penjelasan tentang obligasi konversi. Setiap investasi memiliki manfaat dan risikonya masing-masing. Kamu hanya perlu menyesuaikan dan mempertimbangkannya sesuai kemampuan dan kondisimu.