Setiap orang pasti ingin di masa tuanya terjamin secara finansial. Artinya, dia tidak mau menjadi beban bagi anak cucunya di hari tua. Ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan dan merencanakan kebutuhan keuangan di masa masa dengan. Caranya dengan melakukan investasi.
Ada banyak macam jenis investasi. Jika dilihat berdasarkan jangka waktunya, investasi terbagi tiga, yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang.
Apabila dikaitkan dengan masa tua yang terjamin, tentu yang harus dilakukan adalah investasi jangka panjang.
Apa itu investasi jangka panjang? Apa tujuan dari investasi jangka panjang? Lantas, apa saja jenis-jenis investasi jangka panjang yang bisa dilakukan? Agar pengetahuanmu tentang investasi jangka panjang bisa bertambah, yuk simak uraian berikut.
Apa yang dimaksud investasi jangka panjang?
Pasti kamu merasa penasaran mengenai apa yang dimaksud investasi jangka panjang dan apa saja jenis-jenis investasi jangka panjang. Mari kita bahas dulu definisi investasi jangka panjang.
Secara istilah, investasi jangka panjang dapat diartikan sebagai upaya menanamkan modal dengan harapan dapat memperoleh keuntungan pada waktu yang akan datang melalui penguasaan suatu aset bergerak maupun tidak bergerak, dalam kurun waktu lebih dari satu tahun bahkan hingga 10 tahun.
Sementara, menurut IDX, investasi jangka panjang adalah suatu investasi di mana daya yang digunakan akan dijalankan terus menerus dan baru bisa dicairkan apabila jangka waktu tersebut telah jatuh tempo (minimal satu tahun).
Baca juga: Mengenal Investasi Leher ke Atas dan Manfaatnya
Sedangkan berdasarkan Investopedia, pengertian investasi jangka panjang adalah penanaman aset dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk menguasai perusahaan lain.
Dari berbagai pengertian investasi jangka panjang tadi, kita bisa menarik kesimpulan bahwa investasi jangka panjang yakni melakukan penanaman aset dalam jangka waktu panjang, bisa sampai satu tahun atau lebih untuk mencapai keuntungan yang tinggi.
Biasanya, investasi jangka panjang tidak akan dijual atau dicairkan selama bertahun-tahun. Bahkan ada beberapa investasi jangka panjang yang tidak akan pernah dijual sama sekali.
Itu sebabnya, saat melakukan kamu melakukan investasi jangka panjang, satu hal yang harus diperhatikan dalam berinvestasi yaitu prinsip prudent atau kehati-hatian. Jika kamu berminat melakukan investasi jangka panjang, jangan sampai salah dalam memilih produk investasi karena setiap produk memiliki risikonya masing-masing.
Baca juga: Reksadana Pasar Uang, Pilihan Investasi Menguntungkan untuk Pemula
Tujuan investasi jangka panjang
Sebelum masuk ke pembahasan mengenai jenis-jenis investasi jangka panjang, ada baiknya kamu memahami terlebih dulu apa tujuan dari investasi jenis ini.
Ada berbagai tujuan dan motivasi yang dilakukan seseorang dalam berinvestasi jangka panjang. Bagi individu, salah satu tujuan investasi jangka panjang adalah untuk tabungan pribadi atau keluarga yang membutuhkan biaya sangat besar seperti dana pendidikan, biaya ibadah umrah atau haji, biaya pernikahan, membeli rumah, biaya pensiun, membeli mobil, dan banyak lagi lainnya.
Baca juga: Mengenal Reksadana Saham dan Risiko-risikonya
Sedangkan bagi perusahaan, tujuan investasi jangka panjang dilakukan untuk:
1. Sebagai pengendali sebuah perusahaan atau orang tertentu melalui kepemilikan modal.
2. Menjamin ketersediaan bahan baku produksi di pasar untuk produk yang akan dihasilkan.
3. Mengarahkan dana perusahaan secara khusus. Misalnya untuk kepentingan sosial atau untuk kepentingan ekspansi sebuah perusahaan.
4. Mengurangi persaingan diantara perusahaan sejenis.
5. Memperoleh penghasilan pasif pada waktu tertentu seperti bunga, dividen dan uang sewa.
Risiko investasi jangka panjang
Sebelum membuat suatu keputusan investasi, kamu harus mengetahui portofolio investasi (kumpulan berbagai instrumen atau aset investasi yang disusun untuk mencapai tujuan investasi), sekaligus menentukan risiko dan potensi keuntungan yang diperoleh dari portofolio tersebut.
Baca juga: Pengertian Portofolio Investasi, Fungsi, dan Cara Menyusunnya
Pasalnya, ada banyak risiko yang harus siap ditanggung oleh investor. Beberapa di antaranya yakni:
1. Risiko pasar
Risiko pasar adalah risiko investasi jangka panjang yang terjadi karena adanya sentimen keuangan yang disebut risiko sistematis. Beberapa hal yang mempengaruhi risiko pasar antara lain isu-isu politik, perubahan iklim politik, kerusuhan, hingga resesi ekonomi.
2. Risiko suku bunga
Risiko suku bunga adalah adalah risiko investasi jangka panjang yang terjadi akibat nilai relatif aktiva berbunga seperti pinjaman dan obligasi yang memburuk akibat kenaikan tingkat suku bunga.
3. Risiko inflasi
Risiko inflasi adalah risiko investasi jangka panjang yang terjadi akibat kenaikan harga konsumsi sehingga menyebabkan turunnya daya beli dari masyarakat. Risiko inflasi kerap disebut risiko daya beli. Adapun penyebab utamanya adalah uang yang beredar terlalu banyak.
4. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah adalah risiko investasi jangka panjang yang terjadi karena kesulitan uang tunai dalam jangka waktu tertentu.
5. Risiko valuta asing (valas)
Risiko valas adalah adalah risiko investasi jangka panjang yang terjadi karena dinamika kurs di pasaran.
6. Risiko negara
Risiko negara adalah risiko investasi jangka panjang yang terjadi karena adanya gangguan dalam suatu negara. Risiko ini biasa juga disebut dengan risiko politik. Beberapa penyebab risiko negara antara lain terjadi kerusuhan hingga kudeta dalam pemerintahan sehingga menyebabkan kegagalan investasi.
Baca juga: 10 Fungsi Investasi dan Tips Berinvestasi yang Menguntungkan
Jenis-jenis investasi jangka panjang
Sekarang kita mulai masuk untuk membahas lebih jauh mengenai investasi jangka panjang dengan mengetahui jenis-jenis investasi jangka panjang. Berikut penjelasannya:
1. Investasi saham
Banyak yang mengira, investasi jangka panjang dalam bentuk saham hanya bisa dilakukan oleh investor yang memiliki dana jumbo. Padahal, tidak demikian. Investasi saham bisa dilakukan oleh semua investor, bahkan dengan modal yang pas-pasan.
Saham merupakan instrumen investasi yang membuktikan kepemilikan perorangan atau perusahaan atas aset suatu perusahaan atau perorangan lainnya. Nantinya, investor yang melakukan investasi saham akan mendapatkan manfaat berupa pembagian dividen.
2. Investasi reksadana
Dalam investasi reksadana, dana yang ada di masyarakat dikumpulkan untuk kemudian dikelola oleh manajer investasi. Nantinya manajer investasi akan menempatkan dana kelolaan tersebut di sejumlah aset seperti saham, obligasi, dan instrumen lainnya untuk mendapatkan keuntungan.
3. Investasi obligasi
Investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi adalah surat hutang yang diserahkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman. Di dalam surat hutang ini tercantum nama kamu, tanggal jatuh tempo pinjaman, hingga besaran bunganya.
4. Investasi emas
Investasi emas merupakan instrumen yang menjanjikan. Sebab, meskipun perekonomian suatu negara mengalami volatilitas, namun nilai jual emas tidak akan banyak terpengaruh dan cenderung stabil. Investasi emas sangat cocok dilakukan bagi investor dengan profil risiko rendah.
5. Investasi program pensiun
Saat ini, sudah banyak investasi berupa program pensiun yang ditawarkan di Indonesia. Lewat investasi ini, saat memasuki masa pensiun, investor akan memperoleh dana yang berasal dari hasil pengembangan oleh perusahaan asuransi yang digunakan.
6. Investasi properti
Investasi properti banyak dipilih sebagai instrumen investasi jangka panjang. Pasalnya, investasi properti memberikan banyak manfaat. Salah satunya yakni nilai properti yang terus menunjukkan peningkatan signifikan setiap tahunnya. Beberapa jenis investasi properti antara lain tanah, rumah, atau apartemen.