Apa itu Investasi Reksadana: Definisi, Fungsi, dan Jenisnya

Uji Agung Santosa

16 September 2022

Pengertian investasi reksadana (Foto:123rf.com)
Pengertian investasi reksadana (Foto:123rf.com)

Istilah investasi reksadana kini sudah semakin dikenal di masyarakat. Kendati demikian, banyak juga yang belum memahami investasi reksadana ini. 

Apa itu reksadana? Apa saja jenis reksadana? Apa saja manfaat dan risiko reksadana? Bagaimana cara melakukan investasi reksadana?

Pertanyaan-pertanyaan ini kerap muncul di kalangan masyarakat yang masih awam dengan istilah reksadana. Apakah kamu termasuk di dalamnya? Jangan khawatir, berikut penjelasan ringkas tentang investasi reksadana yang harus kamu ketahui. 

Pengertian investasi reksadana

Pengertian investasi reksadana
Pengertian investasi reksadana

Sebelum membahas mengenai cara investasi reksadana, ada baiknya kamu mengetahui dulu apa definisi dari investasi reksadana. Dengan demikian, kamu akan semakin paham mengenai instrumen investasi yang satu ini.

Mengutip situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. 

Sementara, definisi reksadana menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dan masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek.

Adapun pengertian reksadana menurut Wikipedia adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana. Dana inilah yang kemudian dikelola oleh Manajer Investasi untuk diinvestasikan ke dalam portofolio investasi, seperti saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya.

Jika mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Dari penjelasan tersebut, ada tiga hal penting yang terkait dengan reksadana yang patut kamu ketahui. Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

Sehingga, dapat diartikan, dana yang kamu investasikan dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal. Sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. 

Nah, jika kamu merupakan investor pemula yang belum mengetahui banyak informasi tentang investasi, namun tertarik untuk melakukan penanaman modal, melakukan investasi reksadana merupakan salah satu pilihan menarik. 

Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya

Mengapa reksadana cocok bagi investor pemula? 

Investasi reksadana disebut-sebut sangat cocok dilakukan oleh investor pemula. Salah satu alasannya adalah cara investasi reksadana mudah dilakukan dan dipahami. 

Nah, untuk lebih jelasnya, berikut beberapa alasan mengapa reksadana cocok bagi investor pemula:

Pertama, investasi reksadana mudah dilakukan karena pengelolaan asetnya akan dibantu oleh manajer investasi yang profesional. 

Kedua, investasi reksadana minim risiko karena memegang prinsip diversifikasi sehingga aset akan disebar pada banyak instrumen. 

Ketiga, modal yang dibutuhkan kecil di mana ada sejumlah investasi reksadana yang bisa dimulai dari Rp 100.000. 

Baca juga: Mengenal Reksadana Saham dan Risiko-risikonya

Empat jenis reksadana berdasarkan portofolio investasinya

Jenis investasi reksadana
Jenis investasi reksadana 

Pastinya kamu tidak sabar untuk mengetahui bagaimana cara investasi reksadana. Sabar sebentar. Sebelumnya, kamu harus mengetahui terlebih dulu apa saja jenis-jenis reksadana. 

Berdasarkan portofolio investasinya, reksadana dapat dibedakan menjadi empat.

 Baca juga: Pengertian Manajer Investasi dan Tips Memilih yang Terbaik

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)

Reksadana jenis ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.

2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)

Reksadana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Reksadana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksadana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.

3. Reksadana Saham (Equity Funds)

Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksadana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.

4. Reksadana Campuran (Discretionary Funds)

Reksadana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.

3 keuntungan investasi reksadana

Setelah mengetahui jenis-jenis reksadana, kamu juga perlu mengetahui cara melakukan investasi reksadana, apa saja keuntungan berinvestasi dalam reksadana, dan risiko-risikonya. 

Baca juga: Cara Menentukan Tujuan Investasi dan Mewujudkannya

Mari kita bahas dulu mengenai keuntungan yang bisa kamu dapatkan saat melakukan investasi reksadana. Setidaknya, ada tiga keuntungan yang bisa kamu dapatkan:

1. Diversifikasi investasi

Meskipun kamu tidak memiliki dana yang cukup besar, kamu masih tetap dapat melakukan diversifikasi investasi pada sekuritas untuk meminimalkan risiko.

Misalnya, dengan dana terbatas, kamu dapat memiliki portofolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak memiliki dana besar. 

Dengan reksadana, akan terkumpul dana dalam jumlah besar sehingga akan lebih mudah untuk melakukan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang. Ini artinya, investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, maupun obligasi.

2. Memberi kemudahan

Reksadana memberikan kemudahan bagi kamu untuk berinvestasi di pasar modal. Seperti yang diketahui, menentukan saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, karena dibutuhkan pengetahuan dan keahlian tersendiri. Nah, tidak semua investor memiliki pengetahuan tersebut.

3. Efisiensi waktu 

Dengan berinvestasi di reksadana yang dananya dikelola oleh manajer investasi profesional, kamu tidak perlu repot memantau kinerja investasi yang kamu tanamkan karena semuanya sudah dialihkan ke manajer investasi.

Baca juga: 10 Fungsi Investasi dan Tips Berinvestasi yang Menguntungkan

Risiko investasi reksadana

Risiko investasi reksadana
Risiko investasi reksadana

Kita sudah mengetahui apa saja keuntungan dalam melakukan investasi reksadana. Tapi, sebelum membahas cara investasi reksadana, belum lengkap rasanya jika kamu belum mengetahui apa saja risiko dari investasi reksadana. 

Apa saja risikonya? Berikut uraiannya:

1. Risiko Penurunan Nilai Unit Penyertaan

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga Surat Berharga seperti saham, obligasi, dan surat berharga lainnya, yang termasuk dalam portofolio reksadana.

2. Risiko Likuiditas

Risiko ini meliputi kesulitan yang dihadapi Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit penyertaan melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit penyertaan yang dimilikinya. Manajer Investasi mengalami kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas aksi penjualan tersebut.

3. Risiko Wanprestasi

Risiko wanprestasi merupakan risiko terburuk yang bisa muncul dalam investasi reksadana. Risiko ini dapat muncul apabila perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksadana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksadana.

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!