Reksa dana adalah salah satu produk investasi yang bisa kamu manfaatkan untuk mengembangkan uang. Reksa dana cocok untuk kamu yang baru memulai investasi karena produk ini cukup populer dan mudah dipahami.
Baca juga: Cara Menentukan Tujuan Investasi dan Mewujudkannya
Bagi investor pemula yang memiliki keterbatasan dana, pengetahuan, dan waktu, reksa dana menjadi alternatif investasi yang cukup menguntungkan. Sebelum memutuskan, ketahui dulu pengertian, jenis, serta keuntungan dan risikonya.
Apa Itu Reksa Dana?
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama manajer investasi. Kemudian dana tersebut diinvestasikan ke dalam surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Sementara menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27), reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Baca juga: Jadi Indikator Penting Investasi Reksadana, Ini Pengertian AUM dan Fungsinya
Dengan kata lain, reksa dana adalah sarana investasi yang dikelola oleh manajer investasi sehingga investor tidak perlu repot mengatur dananya sendiri. Selanjutnya kamu memantau perkembangan investasi dan menentukan apakah akan menambah dana secara rutin atau tidak.
Keuntungan Investasi Reksa Dana
Ini adalah keuntungan atau manfaat yang akan kamu peroleh jika melakukan investasi reksa dana.
Baca juga: Pertanyaan Tentang Investasi Terbaru yang Sering Diajukan dan Jawabannya
1. Investasi Terjangkau dan Mudah
Keuntungan reksa dana adalah kamu bisa membeli reksa dana sesuai dana yang kamu miliki. Investasi reksa dana bisa dimulai dari nominal yang tidak terlalu besar. Ini berbeda dengan investasi saham yang dibeli dalam satuan lot dengan dana yang cukup besar.
Investor pun dapat melakukan investasi di pasar modal tanpa harus memiliki kemampuan dan pengetahuan mengenai reksa dana. Ada manajer investasi yang mengelola dana investasimu.
2. Dikelola Secara Profesional dan Transparan
Kamu tak perlu khawatir dana investasimu dikelola oleh orang lain, dalam hal ini manajer investasi. Mereka adalah para profesional dan berpengalaman di dunia pasar modal.
Mereka juga diharuskan mendapat sertifikat agar bisa menjaga integritas dan memahami reksa dana agar mampu memaksimalkan hasil investasi.
Manajer investasi juga akan melaporkan perkembangan investasi secara transparan sehingga kamu tahu dana yang kamu setorkan dialokasikan ke mana saja.
3. Terjaganya Likuiditas
Selain itu, keuntungan reksa dana adalah investor dapat mencairkan investasinya di setiap hari bursa, yaitu hari kerja yang telah ditetapkan sesuai kalender Bursa Efek Indonesia.
Dengan begini, kamu memiliki keleluasaan untuk mengatur investasi sesuai dengan kebutuhan.
4. Risiko Kerugian yang Kecil
Dana investasi dialokasikan pada beberapa instrumen investasi pasar modal. Dengan besarnya dana di reksa dana, akses untuk melakukan diversifikasi (pola pembagian risiko) semakin besar.
Dengan adanya diversifikasi, kerugian investasi secara keseluruhan akan lebih kecil.
Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya
5. Keringanan pajak
Keuntungan lainnya dari reksa dana adalah hasil keuntungan dan penjualan reksa dana tidak dikenai pajak sehingga investor mendapat keuntungan bersih. Ini berbeda dengan investasi properti dan logam mulia yang menjadi objek pajak.
Risiko Investasi Reksa Dana
Selain memperoleh keuntungan, reksa dana juga memiliki risiko yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memutuskan berinvestasi.
Baca juga: Teori-Teori Investasi yang Berguna Bagi Hidupmu
1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit
Risiko reksa dana adalah efek yang dikelola juga dapat mengalami penurunan nilai investasinya. Ini dipengaruhi perkembangan pasar uang dan pasar modal, seperti perubahan suku bunga, jatuhnya harga saham, risiko default emiten, dan sebagainya. Oleh karena itu, nilai per unit reksa dana dapat menurun dan mengalami fluktuasi.
2. Risiko Likuiditas
Risiko ini terjadi jika sebagian besar pemegang unit reksa dana melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit yang dipegangnya. manajer investasi akan kesulitan menyediakan uang tunai. Dengan demikian, investor akan kesulitan menarik dananya.
3. Risiko Manajemen Pengelolaan
Jika manajer investasi kurang atau tidak berhasil mengelola portofolio efeknya, Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit reksa dana juga akan menurun nilainya. Ini karena kinerja setiap reksa dana sangat bergantung pada pengalaman, pengetahuan, keahlian, teknik, dan proses investasi yang diterapkan oleh manajer investasi.
4. Risiko Wanprestasi
Risiko terburuk dari reksa dana adalah jika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal yang tidak diinginkan.
Misalnya seperti wanprestasi dari pihak yang terlibat dalam reksa dana yang menyebabkan penurunan NAB.
Baca juga: Investasi Jangka Pendek, Keuntungan, dan Jenisnya
Jenis-jenis Reksa Dana
Secara umum ada 4 jenis reksa dana dibedakan menurut alokasi jenis investasi yang dilakukan.
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang dilakukan dengan menginvestasikan dana investor 100% pada instrumen pasar uang yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Instrumen pasar uang tersebut contohnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, dan deposito berjangka.
Tingkat risiko reksa dana ini paling rendah dibanding jenis lainnya. Karena risiko yang sangat minim, keuntungan yang didapat pun relatif lebih kecil.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Dalam reksa dana jenis ini, dana investor ditempatkan pada efek yang memberikan pendapatan tetap, seperti obligasi, dan alokasi investasinya minimal 80%.
Reksa dana pendapatan tetap mirip dengan reksa dana pasar uang, tetapi memiliki risiko yang lebih besar. Reksa dana ini mempunyai jangka waktu investasi 1-3 tahun, bahkan hingga 5 tahun.
3. Reksa Dana Saham
Reksa dana saham memiliki kebijakan investasi minimal 80% dan sesuai namanya, investasinya ditempatkan pada saham. Reksa dana ini berisiko cukup tinggi dibanding reksa dana jenis lainnya.
Namun potensi keuntungannya juga relatif lebih tinggi. Reksa dana saham cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu di atas 5 tahun.
Baca juga: Cara Cari Uang Tambahan yang Bisa Dipraktekkan dengan Mudah
4. Reksa Dana Campuran
Reksa dana campuran memiliki kebijakan investasi maksimal 79%. Investasinya dilakukan dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.
Dana investasi ditempatkan pada obligasi, saham, dan produk investasi lain yang tidak dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis reksa dana sebelumnya.
Keuntungan yang didapat bisa lebih tinggi daibandingkan reksa dana pendapatan tetap dengan risiko yang lebih kecil daripada reksa dana saham.
5. Reksa Dana Syariah
Selain itu, ada juga reksa dana syariah yang merupakan versi syariah dari keempat jenis reksa dana di atas. Pengelolaannya mengikuti ketentuan dan prinsip syariah Islam. Produk reksa dana syariah dijamin kesyariahannya oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Mengapa Reksa Dana Cocok Bagi Investor Pemula?
Investasi reksa dana disebut-sebut sangat cocok dilakukan oleh investor pemula. Salah satu alasannya adalah cara investasi reksa dana mudah dilakukan dan dipahami.
Nah, untuk lebih jelasnya, berikut beberapa alasan mengapa reksa dana cocok bagi investor pemula:
- Pertama, investasi reksa dana mudah dilakukan karena pengelolaan asetnya akan dibantu oleh manajer investasi yang profesional.
- Kedua, investasi reksa dana minim risiko karena memegang prinsip diversifikasi sehingga aset akan disebar pada banyak instrumen.
- Ketiga, modal yang dibutuhkan kecil di mana ada sejumlah investasi reksa dana yang bisa dimulai dari Rp 100.000.
Baca juga: Gampang, Begini Cara Mendapatkan Uang dari Telegram!
Itulah pengertian dari reksa dana yang perlu kamu ketahui. Nah, sudah punya rencana untuk mulai berinvestasi? Yuk, download BMoney untuk mulai investasi reksa dana.