Saat memasuki dunia investasi, kamu akan bertemu dengan salah satu jenis investasi bernama reksadana. Di sini, uang yang kamu miliki bisa dimasukkan oleh manajer investasi ke pasar uang atau pasar modal. Lalu apa perbedaan pasar uang dan pasar modal?
Meski pada prinsipnya nyaris sama, yakni pasar uang dan pasar modal merupakan tempat untuk melakukan transaksi. Namun, kamu perlu tahu apa itu perbedaan pasar uang dan pasar modal. Di bawah ini, beberapa perbedaan pasar uang dan pasar modal. Yuk, simak!
Perbedaan pasar uang dan pasar modal
Secara umum, perbedaan pasar modal dan pasar uang ada pada apa yang diperjualbelikan. Jika di pasar uang, kamu akan menemukan transaksi jual beli surat berharga tapi dalam jangka pendek. Di pasar modal, kamu akan temukan transaksi jual beli efek, saham, atau surat berharga jangka panjang. Selain itu, masih ada lagi perbedaan pasar uang dan pasar modal. Berikut, cek perbedaannya:
1. Lama waktunya berbeda
Segi jangka waktu investasi antara pasar uang dan pasar modal ini berbeda. Jangka waktu investasi di pasar uang ini terpantau lebih pendek dengan tenggat waktu maksimal beberapa bulan hingga 1 tahun. Namun, investasi di pasar uang bisa sampai dua tahun, seperti contohnya Saving Bond Ritel-nya pemerintah.
Sementara itu, durasi investasi di pasar modal lebih fleksibel. Kamu mendapatkan imbal balik dalam hitungan bulan hingga puluhan tahun ke depan sesuai dengan keinginan investor atau umur emiten terkait.
Baca juga: Reksadana Pasar Uang, Pilihan Investasi Menguntungkan untuk Pemula
2. Pilihan jenis investasinya
Di dalam pasar uang, jenis investasi yang ditawarkan bisa sangat banyak. Kamu bisa mendapatkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sertifikat deposito, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Berharga Komersial (CPs), Banker’s Acceptance (BA), hingga Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Sementara itu, pasar modal menawarkan kamu surat utang atau obligasi, ekuiti atau saham, instrumen derivatif, dan lain-lain.
3. Lembaga yang mengatur
Pasar uang dan pasar modal sama-sama berfungsi dalam ranah ekonomi. Namun, keduanya memiliki perbedaan dari sisi otoritas atau pengawas tertingginya. Pasar uang diatur oleh bank sentral. Di Indonesia yang memiliki otoritas atas pasar uang adalah Bank Indonesia. Untuk pasar modal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia merupakan otoritas tertinggi yang mengawasi kegiatan di bursa efek.
4. Risiko yang kamu hadapi
Tiap bentuk investasi pasti memiliki risiko. Begitu juga dengan sarana investasi di pasar uang dan pasar modal. Akan tetapi, pasar uang akan menawarkan profil risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar modal. Risiko yang lebih rendah ini juga berkaitan dengan penanaman modal yang cukup rendah di pasar uang. Bahkan kamu dapat mulai berinvestasi di pasar uang dengan modal yang terjangkau.
Di sisi lain, pasar modal menawarkan profil risiko yang lebih fluktuatif. Salah satu instrumen pasar modal yang berpotensi memiliki risiko yang relatif tinggi adalah saham.
Jika kamu membeli saham sebuah badan usaha di pasar modal, kamu perlu tahu bahwa akan ada risiko nilai saham tersebut turun. Risiko itu jelas akan membawa kerugian dengan nilai yang cukup besar. Tapi walau memiliki risiko kerugian yang cukup besar, sebagai alat investasi, pasar modal juga menawarkan keuntungan yang cukup besar juga, loh
Baca juga: Mengenal Reksadana Saham dan Risiko-risikonya
5. Untung yang kamu dapat
Nah, untuk keuntungan ini, pasar uang bisa jadi pilihan. Pasalnya, pergerakan nilai keuntungan yang stabil. Kamu juga bisa berinvestasi di mana saja. Sementara itu, investasi pada pasar modal memiliki keuntungan pada tingkat keuntungan yang relatif tinggi, pilihan instrumen yang beragam, dan juga dapat dijadikannya sebagai jaminan.
6. Tujuan investasimu
Kamu perlu menyesuaikan juga dengan tujuanmu. Orang-orang yang terjun di pasar modal biasanya punya motif investasi yang lebih beragam. Mulai dari jadi pemilik saham, mendapat dividen rutin, atau memperoleh profit dari proses jual beli saham. Yang terpenting, tujuan orang yang terjun ke pasar modal biasanya memperbesar kekayaan dengan terus menerus.
Sebaliknya, mereka yang masuk ke pasar uang cenderung mengambil posisi “aman”. Mereka membeli instrumen pasar uang untuk menjaga kekayaan dengan return yang sudah disepakati di awal.
7. Cara kerjanya
Perbedaan pasar uang dan pasar modal lainnya adalah dari segi cara kerja pasarnya. Mekanisme atau cara kerja pasar modal jauh lebih kompleks daripada pasar uang. Ada urutan yang harus dilalui.
Pertama, sebelum menerima bantuan pendanaan, pihak perusahaan emiten biasanya harus menghubungi lembaga penjamin efek (underwriter) terlebih dulu. Setelah itu, proses penawaran saham biasanya harus melalui uji kelayakan sebelum bisa dilepaskan di pasar modal.
Sementara mekanisme pasar uang jauh lebih mudah karena tidak perlu melalui banyak tahap. Selama kamu sepakat dengan penawaran emiten sertifikat, transaksi langsung bisa dilakukan.
Baca juga: Pengertian Portofolio Investasi, Fungsi, dan Cara Menyusunnya
8. Tingkat likuiditasnya
Likuiditas investasi pasar uang dan pasar modal juga berbeda. Lebih mudah cair likuiditas di pasar uang dibandingkan di pasar modal. Setelah berinvestasi di pasar modal, kamu biasanya akan mendapat lembaran saham atau yang disebut dengan lot sebagai bukti kepemilikannya atas saham di perusahaan tertentu.
Ketika kamu membeli obligasi atau sertifikat berharga dari salah satu perusahaan, kamu memiliki hak tagih atau redemption pada emiten tersebut. Jika sudah melewati batas waktu tertentu, kamu tetap bisa meminta kembali dana investasimu pada emiten dengan tambahan bunga tertentu. Hal ini yang tidak bisa diperoleh di pasar modal
Keuntungan Pasar Uang
Di pasar uang, pergerakan nilainya stabil. Jika kamu baru memulai berinvestasi baik di pasar uang dan pasar modal, tentu saja kamu menginginkan pergerakan nilai aset yang stabil. Pergerakan nilai yang stabil ini dapat memudahkanmu menghitung keuntungan dan menebak kapan kamu bisa memperoleh keuntungan. Peningkatan nilai asetnya juga stabil hingga 5 persen tiap tahun. Bagi pemula, investasi di pasar uang ini bisa jadi pilihan.
Selain itu, tingkat likuiditasnya juga tinggi. Dengan kata lain, kamu bisa dengan mudah mencairkan keuntungan bahkan modal yang sudah kamu keluarkan kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Di sisi lain, kamu juga bisa berinvestasi kapan pun tanpa ribet, bahkan tanpa harus ke luar rumah. Sebab, investasi pasar uang ini biasanya dikelola oleh pihak bank, sehingga kamu hanya perlu menghubungi pihak bank untuk bertransaksi. Bahkan kini, kamu juga bisa berinvestasi di pasar uang secara digital dengan akses internet
Baca juga: 10 Fungsi Investasi dan Tips Berinvestasi yang Menguntungkan
Keuntungan Pasar Modal
Pilihan di pasar modal tentu juga memiliki keuntungan. Salah satunya adalah dapat digunakan sebagai jaminan. Jadi, jika kamu mempunyai aset investasi dari pasar modal, kamu dapat memanfaatkan kepemilikan itu sebagai jaminan pengajuan utang. Di Indonesia, agunan saham termasuk dalam praktik yang sah untuk digunakan sebagai agunan atau jaminan utang.
Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya
Selain itu, kamu memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan finansial yang tinggi Keuntungan finansial ini tidak hanya bersifat pada kenaikan nilai modal yang kamu miliki atau capital gain, tapi kamu juga berhak mendapatkan dividen dari investasi yang kamu punya. Keuntungan lainnya, pilihan jenisnya beragam sehingga kamu bisa memilih yang sesuai denganmu.
Nah, sudah tahu kan perbedaan pasar uang dan pasar modal. Bahkan ada juga keuntungan yang bisa kamu pertimbangkan dan sesuaikan dengan tujuan dan kebutuhanmu dalam berinvestasi. Pasar uang atau pasar modal, semuanya pasti akan membantumu dalam mengembangkan investasi.