Berinvestasi kini telah menjadi salah satu gaya hidup yang diminati. Apalagi investasi di pasar modal, seperti saham dan reksadana karena nilai return-nya yang tinggi. Meski sekilas terlihat mirip, ternyata ada perbedaan reksadana dan saham, loh.
Kira-kira apa saja ya perbedaan saham dan reksadana? Buat kamu yang ingin tahu lebih lengkap tentang perbedaan reksadana dan saham, simak penjelasannya di bawah ini!
Perbedaan Reksadana dan Saham
Instrumen investasi yang beragam sering membuat bingung. Apalagi bagi kamu yang masih pemula. Salah satu yang kadang sulit dibedakan adalah reksadana dan saham. Padahal perbedaan reksadana dan saham ini cukup banyak, loh. Ini dia perbedaan reksadana dan saham:
1. Objek yang kamu beli
Ini penting kamu ketahui di awal sebelum memutuskan untuk berinvestasi saham atau reksadana. Reksadana merupakan kumpulan produk investasi. Jadi, kalau kamu membeli reksadana, bentuk investasimu bisa beragam seperti surat utang, obligasi, deposito, dan lain-lain.
Di sisi lain, saham merujuk pada kepemilikan suatu aset sebuah perusahaan. Kalau kamu membeli saham, kamu punya hak atas keuntungan dari perusahaan itu berupa dividen.
Baca juga: Mengenal Investasi Leher ke Atas dan Manfaatnya
2. Pengelola uang investasimu
Selain objek yang kamu beli untuk investasi, siapa yang mengelola uang investasimu juga perlu diketahui. Untuk reksadana, uang investasimu akan ditangani oleh seorang manajer investasi. Kamu tidak perlu susah, manajer investasi yang akan mengatur pengelolaan portofolio investasi dan dana investasimu. Pastikan manajer investasimu berpengalaman untuk menghindari permasalahan di kemudian hari.
Untuk saham, kamu sebagai investor yang akan mengelola uang investasimu sendiri. Di sini, kamu perlu luangkan waktumu untuk memantau pergerakan saham dan memeriksa analisis sebagai pedoman investasi. Kamu juga harus mengetahui teknik bermain saham untuk dapat memperoleh keuntungan yang ditargetkan. Sesekali bisa juga kamu meminta masukan pada pialang saham untuk langkah terbaik.
3. Risiko yang dihadapi
Soal risiko ini reksadana punya tingkat risiko lebih rendah dibandingkan dengan investasi saham. Pengelolaan yang dilakukan oleh manajer investasi yang sudah berpengalaman dalam mengatur investasi dapat memperkecil risiko. Jadi, kamu tidak perlu khawatir jika kamu adalah investor pemula. Kamu bisa diarahkan untuk melakukan diversifikasi portofolio dengan berbagai macam bentuk investasi sehingga lebih rendah risiko.
Untuk saham, tingkat risikonya memang lebih tinggi. Kamu perlu berhati-hati ketika ingin membeli atau menjual saham yang kamu miliki. Keputusan ini ada di tanganmu sendiri. Jadi, tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan untuk meminimalkan risiko.
Baca juga: Cara Menentukan Tujuan Investasi dan Mewujudkannya
4. Untung yang kamu dapat
Keuntungan investasi saham memang lebih besar dibandingkan dengan reksadana. Apalagi kamu tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar fee agen pengelola. Pasalnya, uang investasimu dikelola sendiri. Untuk dapat keuntungan yang besar ini, kamu harus mengerti cara bermain saham yang tepat dan aman.
Keuntungan investasi reksadana tidak sebesar saham, tapi dengan risiko yang lebih kecil. Hanya saja, kamu akan dikenakan fee untuk jasa agen pengelola. Selain itu, biasanya kamu juga akan dikenakan potongan setiap akan melakukan penarikan dana.
Baca juga: Pengertian Manajer Investasi dan Tips Memilih yang Terbaik
5. Dana awal investasi
Bagi pemula, reksadana ini bisa menjadi pilihan karena dana awal investasinya tidak perlu besar. Kamu bisa mulai investasi reksadana hanya dengan Rp100 ribu saja. Bahkan ada sekuritas yang menawarkan dana awal investasi hanya sebesar Rp 50 ribu. Menarik ya?
Untuk saham, kamu harus memiliki dana awal yang sedikit lebih besar. Kamu bisa membuka tanpa dana awal, tapi kamu harus meletakkan deposit yang nanti bisa digunakan untuk membeli saham. Deposit ini tergantung keputusanmu. Perlu dicatat, jumlah nominal yang ingin digunakan berinvestasi saham sebaiknya tidak lebih dari 5 persen total kekayaanmu.
Baca juga: Mengenal Reksadana Saham dan Risiko-risikonya
6. Jangka waktu investasi
Jangka waktu investasi ini tidak boleh ketinggalan. Kamu harus tahu tujuan investasimu dan target waktu tercapainya. Dari sini, kamu bisa tentukan investasi mana yang akan kamu gunakan. Pada reksadana, jangka waktunya beragam.
Contohnya kamu mengambil instrumen investasi reksadana saham. Manajer investasi akan menyarankan dana dikembangkan sebagai tujuan investasi jangka panjang. Waktu di atas 7 tahun dinilai ideal. Sementara, reksa dana pasar uang bisa dipilih jika kamu ingin berinvestasi kurang dari 2 tahun alias jangka pendek.
Pada investasi saham, umumnya diperuntukkan bagi kamu yang berniat berinvestasi jangka panjang dengan target lebih dari 10 tahun. Untuk ini, kamu boleh memilih jenis perusahaan sesuai kategori tertentu. Kamu pun bebas menentukan seperti apa strategi investasi yang dikehendaki. Bisa menahannya untuk jangka panjang atau justru memilih perdagangan jangka pendek.
7. Proses mencairkan uangmu
Investasi saham tentu lebih mudah untuk mencairkan uang investasimu. Ini karena investasi saham dikelola sendiri tanpa perantara. Jadi, saat pencairan dana tidak akan membutuhkan waktu lama sampai dana masuk ke rekeningmu.
Sementara itu, untuk reksadana proses dana masuk ke rekening akan membutuhkan waktu karena kamu menggunakan pihak ketiga berupa agen pengelola atau manajer investasi. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk mencairkan dana hingga masuk ke rekeningmu sekitar lima hari kerja.
Keuntungan Investasi Reksadana
Tiap investasi tentu menawarkan keuntungan, termasuk reksadana. Lalu apa saja keuntungan yang bisa diperoleh kalau kamu memilih investasi reksadana? Pertama, kamu bisa melakukan diversifikasi investasi hanya dengan dana awal yang tidak terlalu besar. Contohnya, kamu dengan dana terbatas dapat memiliki portofolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak memiliki dana besar. Ini karena lewat reksadana, akan terkumpul dana dalam jumlah besar yang memudahkan diversifikasi untuk instrumen di pasar modal atau pasar uang.
Selain itu, kamu akan dibantu oleh manajer investasi yang memudahkanmu meletakkan uang investasimu pada instrumen yang tepat. Sebab, menentukan saham atau instrumen yang cocok bukan pekerjaan mudah. Hal itu membutuhkan pengetahuan dan keahlian tersendiri. Dengan investasi ini, waktu yang kamu luangkan lebih efisien. Keberadaan manajer investasi profesional membuat kamu tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.
Kamu juga bisa memilih beberapa jenis reksadana, yakni reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.
Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya
Keuntungan Investasi Saham
Seperti diketahui, investasi saham adalah salah satu kegiatan penanaman modal yang menjanjikan keuntungan balik modal cukup tinggi. Ada juga keuntungan lain yang bisa kamu dapatkan dari berinvestasi saham ini. Antara lain, investasi saham dapat dijalankan secara fleksibel. Kamu bisa berinvestasi saham secara online, mulai dari pembelian hingga penjualan sehingga tidak akan mengganggu waktu pekerjaan utamamu.
Selain itu, manfaat investasi saham adalah potensi capital gain berupa keuntungan dari selisih antara harga jual dengan harga beli. Biasanya, makin banyak dana diinvestasikan, makin besar pula potensi capital gain yang bisa diperoleh. Jangan lupa juga, keuntungan selanjutnya dari investasi saham adalah kamu akan memperoleh pembagian dividen, yakni laba sesuai banyaknya modal yang ditanamkan.
Sejauh ini, Bursa Efek Indonesia telah mencatat setidaknya terdapat 711 perusahaan yang telah mendaftarkan sahamnya. Secara umum, mereka terbagi menjadi 9 sektor yakni pertambangan, industri kimiawi, agrikultur, miscellaneous industry, properti dan real estate, consumer goods industry, keuangan, infrastruktur dan transportasi, serta perdagangan.
Itu yang perlu kamu ketahui dari perbedaan reksadana dan saham, serta keuntungan yang bisa kamu dapatkan. Bagi kamu yang masih pemula, sesuaikan dengan tujuanmu agar tidak salah langkah. Sesuaikan juga dengan kemampuanmu sehingga tidak memberatkanmu dalam berinvestasi. Sudah siap memilih investasimu?