10 Pertanyaan tentang Saham yang Sering Diajukan

Imanuel Kristianto

11 Oktober 2022

Pertanyaan tentang Saham (Foto: 123rf)
Pertanyaan tentang Saham (Foto: 123rf)

Pernah atau bahkan sering dengar istilah "main saham"? Meski ada banyak istilah yang lebih tepat, "main saham" sering kali digunakan oleh masyarakat luas untuk menggambarkan investasi saham.

Oleh karena itu, penting bagi siapa pun yang ingin berinvestasi saham agar memiliki cara pandang yang tepat dalam memahami apa itu investasi saham. Dengan beberapa pertanyaan tentang saham berikut ini, kamu akan lebih memahami apa itu saham dan bagaimana cara yang tepat dalam berinvestasi saham.

10 Pertanyaan tentang Saham

Pertanyaan tentang Saham
Pertanyaan tentang Saham

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan tentang saham yang sering diajukan, terutama oleh para pemula yang baru akan terjun ke dunia investasi saham.

1. Apa itu pasar modal?

Saat akan terjun ke dunia investasi saham, salah satu hal yang paling sering diajukan adalah mengenai apa itu pasar modal atau bursa efek. Istilah tersebut didefinisikan sebagai tempat jual beli atau transaksi berbagai macam instrumen keuangan, seperti halnya jual beli saham antara penerbit surat berharga atau perusahaan emiten dengan investor.

2. Bagaimana cara memulai investasi saham? 

Berbicara tentang saham tentu akan berbicara juga soal bagaimana cara memulai investasi tersebut. Rata-rata investor pemula sering menanyakan hal ini ketika akan terjun ke dunia investasi saham.

Hal ini perlu diketahui agar para investor pemula dapat melakukan pembelian saham secara tepat sehingga terhindar dari kerugian. Jika kamu juga sedang bertanya-tanya tentang ini, maka jawabannya adalah kamu bisa memulainya dengan cara membuat rekening efek di perusahaan sekuritas, lalu membeli saham di perusahaan emiten resmi, dan menyimpan saham yang sudah dibeli tersebut di satu rekening dana investor (RDI).

Baca juga: Cara Kerja Saham sebagai Instrumen Investasi dan Trading

3. Bagaimana cara melakukan transaksi saham? 

Mungkin tidak sedikit orang yang mengira bahwa transaksi jual beli saham harus dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nyatanya, kamu bisa melakukan transaksi melalui perusahaan sekuritas terdaftar di OJK yang berstatus sebagai penyelenggara, broker, atau pialang. 

Menariknya, kamu bisa membeli atau menjual saham secara online melalui aplikasi investasi. Nah, salah satu aplikasi yang bisa kamu gunakan adalah BMoney yang bisa diakses melalui Play Store atau App Store. Cukup dengan modal Rp10 ribu saja, kamu sudah langsung bisa berinvestasi.

4. Berapa modal yang diperlukan untuk membuka rekening efek? 

Untuk dapat membeli saham, kamu perlu memiliki rekening efek. Nah, rekening ini bisa kamu dapatkan dengan cara melakukan registrasi terlebih dulu di perusahaan sekuritas terpilih.

Tiap perusahaan sekuritas tentu mempunyai kebijakan masing-masing yang menetapkan modal minimum untuk setiap pembukaan rekening efek. Tapi, kamu tidak perlu khawatir karena kini ada banyak perusahaan yang memudahkan investor untuk berinvestasi dengan modal minimum.

Baca juga: Cara Beli Saham bagi Para Pemula untuk Mulai Investasi

5. Kenapa banyak orang tertarik untuk berinvestasi saham? 

Salah satu alasan kuat yang membuat seseorang tertarik untuk berinvestasi di instrumen saham adalah peluang untuk meningkatkan nilai aset, menambah penghasilan, sampai akhirnya dapat mencapai kebebasan finansial.

Dengan berinvestasi saham di jangka pendek, kamu bisa mendapatkan manfaat berupa ketersediaan dana darurat dan dana untuk pembelian barang-barang tertentu. 

Jika kamu berinvestasi saham dalam jangka menengah, maka kamu bisa mendapat penghasilan untuk membeli rumah, menikah, atau mewujudkan rencana jangka menengah lainnya. Sementara itu, jika kamu melakukan investasi saham jangka panjang, maka kamu sudah melakukan upaya untuk memperoleh dana pensiun sebagai jaminan di hari tua.

6. Apakah setiap orang yang membeli saham akan mendapat dividen? 

Jawaban dari pertanyaan tentang saham yang satu ini adalah bisa iya dan bisa juga tidak. Pasalnya, perusahaan emiten hanya akan membagikan dividen kepada investor jika perusahaan tersebut mendapatkan laba sesuai dengan nominal yang tertera dalam kesepakatan antara kedua belah pihak. 

Namun, jika perusahaan mengalami kerugian, maka investor tentu saja tidak akan memperoleh dividen. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk menganalisis kinerja perusahaan emiten yang dipilih agar terhindar dari kondisi kedua.

Baca juga: Apa Itu Investasi Saham? Keuntungan, Risiko, dan Cara Membelinya

7. Apakah investor harus mengeluarkan biaya jual beli saham? 

Pertanyaan tentang saham berikut ini sering kali diajukan oleh investor pemula. Saat melakukan transaksi jual beli saham, investor akan dibebankan berbagai jenis biaya. Mulai dari brokerage fee (biaya broker) sebesar 0,15-0,35%, IDX levy (biaya BEI) sebesar 0,04%, biaya KSEI sebesar 0,01%, biaya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 0,03%, dan biaya pajak penghasilan (PPh) sebesar 00,1%.

8. Bagaimana cara membeli saham yang bagus? 

Jika kamu akan terjun ke dunia investasi saham, penting bagi kamu untuk mengetahui jenis saham yang bagus. Nah, untuk mengetahuinya, kamu perlu melakukan analisis saham prospektif dengan menggunakan indikator seperti fundamental perusahaan, prospek perusahaan di sektornya, sistem manajemen di perusahaan tersebut, dan harga saham yang ditawarkan.

Untuk mengetahui apakah harga saham yang akan kamu beli itu termasuk murah atau terjangkau, kamu bisa melihatnya melalui Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Jika kamu memperoleh nilai PER yang rendah, artinya saham yang akan kamu beli memiliki tingkat valuasi saham yang rendah alias murah. 

Baca juga: Cara Investasi Saham untuk Pemula yang Praktis dan Aman

9. Kapan harga saham mengalami kenaikan atau penurunan? 

Kenaikan atau penurunan harga saham disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang dimaksud di sini mengacu pada baik atau tidaknya fundamental perusahaan, keputusan yang diambil perusahaan, dan kinerja tahunan perusahaan tersebut.

Sementara itu, faktor eksternal yang dimaksud di sini mengacu pada hal-hal di luar perusahaan. Beberapa faktor tersebut di antaranya adalah kondisi ekonomi makro, kekuatan nilai rupiah terhadap nilai mata uang asing, kebijakan pemerintah, manipulasi pasar, dan unsur-unsur lain yang berpengaruh terhadap siklus penurunan atau kenaikan harga saham di perusahaan.

10. Apa saja risiko yang mungkin terjadi saat berinvestasi saham? 

Setiap instrumen investasi tentu memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri yang menempatkan investor pada dua kemungkinan, yaitu untung atau rugi. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui apa saja risiko yang mungkin terjadi saat memutuskan untuk berinvestasi di instrumen saham.

Dengan mengetahui profil risiko tersebut, maka kamu dapat meminimalisasi risiko tersebut saat berinvestasi. Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memahami berbagai macam risiko berinvestasi saham, seperti capital loss (selisih harga beli saham yang turun drastis saat dijual) atau likuidasi (risiko yang mungkin terjadi ketika perusahaan mengalami kebangkrutan atau kerugian lainnya).

Jika kamu tidak siap untuk menghadapi jenis-jenis risiko tersebut, ada baiknya jika kamu mencoba berinvestasi di instrumen lain selain saham. Misalnya, investasi reksa dana, emas, surat berharga negara (SBN), dan produk investasi lainnya.

Baca juga: Strategi Investasi Saham dan Obligasi untuk Gen Z

Demikianlah pertanyaan tentang saham yang sering diajukan oleh para investor pemula. Semoga semua pertanyaan dan jawaban di atas bisa membuat kamu lebih memahami bagaimana cara investasi saham yang benar sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi saham. 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!