Kamu mungkin sering mendengar istilah perusahaan merger. Tapi, apakah kamu tahu apa itu merger dan kenapa perusahaan melakukannya?

Merger adalah istilah yang sering sekali terdengar di dunia bisnis. Hal ini bisa terjadi kepada perusahaan mana pun, baik itu perusahaan kecil maupun besar. Istilah tersebut mengacu pada penggabungan dua atau lebih perusahaan sehingga membentuk satu bisnis baru.

Saat melakukan penggabungan, kedua atau lebih perusahaan yang bergabung tentu akan memperoleh keuntungan sekaligus menghadapi berbagai tantangan. Apa saja keuntungannya dan bagaimana contoh perusahaan merger di Indonesia? Simak penjelasannya di artikel ini sampai tuntas.

Apa Itu Merger?

Istilah merger berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘penyatuan’. Dalam ruang lingkup bisnis, pengertian merger mengacu pada keputusan dua atau lebih perusahaan untuk bergabung menjadi satu-kesatuan tanpa menghilangkan kepemilikan dari salah satu pihak perusahaan.

Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, merger adalah aksi korporasi berupa penggabungan dua atau lebih perusahaan. Penggabungan ini tentu dilakukan berdasarkan kesepakatan antara seluruh pihak perusahaan yang ingin bergabung menjadi satu entitas bisnis baru.

Penyatuan dua atau lebih perusahaan ini biasanya dilakukan dengan cara mentransfer kepemilikan saham atau melalui pembayaran tunai. Singkatnya, perusahaan merger ini akan merelakan saham yang dimiliki sebelumnya agar dapat menerbitkan saham lain sebagai perusahaan baru.

Baca juga: Apa Itu APERD? Simak Pengertian, Tugas, dan Daftarnya di Sini

Dengan penggabungan ini, maka perusahaan yang melakukan merger perlu melakukan branding baru setelah keduanya resmi bergabung. Perusahaan-perusahaan tersebut akan memiliki aset gabungan, kompetensi yang lebih baik, dan penguasaan pasar yang lebih kuat jika merger dilakukan dengan pihak dan strategi yang tepat.

Meski demikian, melakukan merger perusahaan juga memiliki beberapa tantangan yang cukup berisiko. Oleh karena itu, banyak pengusaha yang memilih untuk melakukan akuisisi perusahaan yang lebih kecil ketimbang bergabung dengan perusahaan lain.

Dalam proses penggabungan perusahaan lewat merger, salah satu perusahaan yang bergabung akan membeli semua kekayaan bisnis lainnya. Dengan adanya pembelian aset ini, maka perusahaan akan menjadi pemilik saham dengan besaran minimal 50% dari total jumlah saham yang ada.

Meski begitu, tiap perusahaan yang bergabung dalam perusahaan merger juga masih memiliki hak untuk mengelola perusahaan. Hal ini biasa dilakukan untuk meningkatkan kekuatan struktur perusahaan, terutama jika seluruh pihak yang terlibat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.

Perbedaan Merger dan Akuisisi

Banyak orang mengira kalau merger sama dengan akuisisi. Padahal, kedua istilah tersebut memiliki makna yang berbeda. Perbedaan mendasar keduanya terletak pada eksistensi salah satu perusahaan di dalamnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kepemilikannya diambil alih melalui transaksi pembelian saham tanpa mencabut hak perusahaan dalam beraktivitas. 

Sementara itu, akuisisi merupakan penggabungan perusahaan menjadi satu dengan salah satu perusahaan menyerahkan seluruh asetnya sehingga tidak berhak beroperasi kembali di perusahaan tersebut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan merger dan akuisisi adalah perusahaan merger tidak menghilangkan hak pengelolaan atas pemilik saham, sedangkan perusahaan hasil akuisisi akan menghentikan kegiatan bisnisnya sehingga eksistensinya menjadi hilang.

Baca juga: Bottom Fishing Strategy, Cara Meraih Keuntungan Cepat Trading Saham

Alasan Perusahaan Melakukan Merger

Meskipun terbilang tidak mudah, ada beberapa alasan yang mendasari berbagai perusahaan untuk melakukan merger. Berikut ini adalah beberapa alasannya:

1. Sinergi

Dua atau lebih perusahaan yang melakukan merger akan berpotensi membawa keuntungan lebih banyak terhadap para shareholder-nya. Sinergi inilah yang biasanya dicari para pengusaha saat akan melakukan merger.

Dengan demikian, hal tersebut berpotensi meningkatkan nilai bisnis yang baru dibentuk dan menjadikan perusahaan dapat bekerja lebih kompak dibandingkan sebelum penggabungan dilakukan.

Beberapa contoh perusahaan merger biasanya melakukan penggabungan karena dua jenis sinergi, yaitu pendapatan dan biaya. Sinergi pendapatan merupakan sinergi yang meningkatkan pendapatan karena adanya ekspansi bisnis, diversifikasi, dan lain sebagainya.

Sementara itu, sinergi biaya mengacu pada terwujudnya struktur biaya yang lebih rendah berkat merger yang meningkatkan skala ekonomi, membuka akses terhadap teknologi baru, dan mampu mengeliminasi biaya-biaya tertentu.

2. Diversifikasi

Untuk meningkatkan laju pertumbuhan bisnis, perusahaan perlu melakukan diversifikasi produk. Nah, merger adalah salah satu cara yang biasa dilakukan para pebisnis untuk melakukan diversifikasi.

Sebuah perusahaan dapat melakukan diversifikasi operasi bisnis dengan memasuki pasar baru dan menawarkan produk atau jasa baru. Hal ini juga dilakukan sebagai upaya manajemen risiko untuk menurunkan kemungkinan rugi dalam operasi perusahaan.

Baca juga: Equity Dilution: Risiko yang Perlu Diketahui Investor Saham

3. Meningkatkan Kapasitas Finansial

Selain untuk mendapatkan aset tertentu yang sulit diperoleh melalui metode lainnya, merger juga biasa dilakukan para pengusaha untuk meningkatkan kapasitas finansial perusahaan. 

Jika kapasitas finansial suatu perusahaan kurang baik, maka dibutuhkan dukungan operasi bisnis yang bisa ditempuh melalui merger. Selain itu, perusahaan yang memperoleh pendapatan kena pajak besar juga dapat melakukan merger dengan perusahaan yang memiliki kompensasi atas kerugian pajak yang cukup besar.

Dengan penggabungan ini, maka total kewajiban pajak perusahaan yang dikonsolidasi akan menjadi lebih rendah ketimbang kewajiban pajak perusahaan saat berdiri secara independen.

Contoh Perusahaan Merger

Salah satu contoh perusahaan merger di Indonesia adalah gabungan antara PT Indosat Tbk. (ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I). Kedua perusahaan tersebut secara resmi bergabung pada 4 Januari 2022 setelah sebelumnya sepakat menandatangani perjanjian penggabungan bersyarat pada 16 September 2021.

Dalam penggabungan tersebut, Indosat menerbitkan sekitar 2,62 miliar saham kepada pemegang saham H3I yang mewakili 32,6% kepemilikan saham dalam modal perusahaan penerima merger usaha. Setelah penggabungan perusahaan dilakukan, Indosat berada di bawah pengendalian Ooredoo South East Asia dan CK Hutchison Indonesia.

Baca juga: Credit Default Swap: Prinsip dan Kegunaan dalam Mengelola Risiko

Kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen Indosat menyampaikan bahwa penggabungan dua perusahaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan sinergi-sinergi operasional yang signifikan sehingga memungkinkan investasi-investasi yang menguntungkan konsumen dan menghasilkan nilai bagi para pemegang saham perusahaan penerima penggabungan usaha tersebut.

Demikianlah informasi terkait apa itu merger, apa perbedaannya dengan akuisis, apa saja alasan yang mendasarinya, serta contoh perusahaan merger yang ada di Indonesia.

Jika kamu ingin mengetahui saham perusahaan merger, kamu bisa mengaksesnya secara langsung di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau bisa juga mencari informasi lanjutan melalui aplikasi investasi BMoney. 

Selain bisa mengetahui profil perusahaan penerbit saham, kamu juga bisa melakukan investasi dengan modal mulai dari Rp10 ribu saja. Melalui aplikasi ini, kamu juga bisa berinvestasi di instrumen lainnya, seperti reksa dana. Tertarik untuk mencoba aplikasi yang satu ini? Download BMoney sekarang juga melalui App Store atau Play Store secara gratis.